
DBS Bank memerkirakan Bank Indonesia akan kembali mempertahankan suku bunga acuan di 7,5 persen pada Selasa pekan depan. Kebijakan ini diambil mengingat fokus bank sentral untuk mengantisipasi ancaman naikknya inflasi, dan urgensi menjaga stabilitas pasar finansial.
“Volatilitas di pasar keuangan masih ada, dan terutamanya sentimen negatif terhadap (nilai tukar) rupiah, berarti tidak banyak yang dapat dilakukan BI saat ini,” kata Ekonom DBS Gundy Cahyadi di Jakarta.
Gundy melihat data makro ekonomi dan neraca perdagangan pun belum menunjukkan perbaikan hingga memasuki awal semester II 2015 ini. Konsumsi domestik, baik swasta dan rumah tangga, dinilai Gundy, masih lesu. Lesunya konsumsi juga, menurut Gundy, akan terlihat dari kinerja impor, padahal pembangunan infrastruktur masih mayoritas membutuhkan barang modal impor. “Selain itu, kinerja dunia usaha untuk menggenjot produksi demi memenuhi konsumsi atau permintaan juga belum terlihat,” katanya.
Gundy memperkirakan laju impor masih berada di angka negatif, atau turun sekitar 24 persen, sementara pertumbuhan ekspor juga masih melambat 18 persen. “Masih patut dinanti apakah pemerintah akan mengakselerasi belanja fiskalnya untuk semester II 2015,” kata dia.(ANTARA)