
Penumpukan jumlah penumpang yang sering terjadi di terminal dan pelabuhan di berbagai daerah diperkirakan terjadi karena sistem tiket yang masih buruk. Menteri Perhubungan Ignatius Jonan menyesalkan masih banyaknya sistem tiket moda transportasi yang tidak modern.
Penumpang yang ingin menggunakan moda transportasi bus dan kapal laut harus datang ke terminal dan pelabuhan lebih awal untuk mengantre mendapatkan tiket. Hal itu yang membuat penumpang seringkali kesulitan untuk mendapatkan tiket, karena belum berlakunya sistem online. Sehingga menyebabkan terjadinya kepadatan.
Menurut Jonan ada beberapa kapal laut swasta yang sistem ticketing-nya tidak modern. Di Banjarmasin tiket masih berbentuk kertas, tidak tercantum harga, seperti main-main.
Jonan berjanji setelah Idul Fitri akan melakukan perbaikan pada sistem tiket. Diantaranya melalui online, agen maupun telepon selular. Sehingga dengan mudah dicatat dan terukur berapa jumlah penumpang dan jadwal keberangkatannya.
Sistem tiket yang masih diberlakukan saat ini menurutnya sangat menyulitkan penumpang. Terlebih saat musim tertentu, penumpang sering kehabisan tiket dan harus menunggu beberapa waktu untuk mendapatkan tiket. Bahkan ia mengaku dengan tidak bisa diestimasi perjalanan dan jumlah penumpang membuatnya bertanya-tanya. “Ini buruk sekali, harus diubah tahun depan,” ujarnya.
Menurutnya jika sistem online berlaku, penumpang tidak lagi perlu pergi ke pelabuhan atau terminal dengan keadaan belum pasti mendapatkan tiket.[*]