Keliling kota dan bermain kembang api menjadi tradisi setiap malam takbiran sebelum Hari Fitri tiba. Namun sayangnya, itu tidak berlaku di semua daerah. Petugas Polsek Mampang Jakarta Selatan merazia pedagang petasan dan pengguna kendaraan yang merayakan takbiran pada Kamis (16/7) malam.
“Kita antisipasi penggunaan kembang api agar memberikan rasa kepada masyarakat saat merayakan malam takbiran,” kata Kapolsek Mampang Komisaris Polisi Priyo Utomo Teguh di Jakarta, Jumat dini hari.
Petugas telah mengamankan beberapa pedagang petasan untuk dimintai keterangan. Sejumlah barang bukti berupa kembang api berbagai ukuran juga disita.
Selain itu, razia juga menyasar rombongan pengendara motor yang membawa bendera dan tongkat bambu. Menurut Priyo, pengendara yang membawa bambu dikhawatirkan dapat memicu tawuran atau bentrok antarkelompok bermotor.
Hal serupa juga dilakukan petugas gabungan Polri dan TNI di Jakarta Utara. Petugas gabungan berhasil menyita barang bukti sejumlah senjata tajam yang dibawa peserta acara malam takbiran. Senjata tajam yang diamankan berupa sebilah celurit, dua bilah golok, dan dua batang besi yang dibalut sejenis solatip. Petugas juga mengamankan seorang pemuda yang diduga membawa bom molotov. Selain itu, bus yang menaikkan penumpang di atas kendaraan pun turut ditindak.
Di sudut lain, warga di sekitar Matraman, Jakarta Timur merayakan malam takbiran menyambut Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah dengan pesta kembang api di jembatan layang Matraman. Bukan hanya itu, warga juga melakukan konvoi takbiran dengan metromini, mikroket, bus, truk dan sepeda motor. Mereka mengibarkan bendera sambil menggemakan takbir. Beberapa orang di atas truk menabuh genderang. Bahkan, tidak sedikit peserta takbiran yang berdiri atau duduk di pintu mikrolet dan bus.[*]