Penguatan mata uang dolar Amerika Serikat terhadap mata uang rupiah disebut dapat mempengaruhi harga jual rumah. Dapat dipastikan harga jual rumah akan menjadi lebih tinggi.
Ketua Bidang Promosi dan Publikasi DPD Real Estate Indonesia Jawa Tengah Dibya K Hidayat, mengatakan imbas menguatnya dolar Amerika Serikat tak bias dihindari, terutama akan membebani ongkos produksi yang akan meningkat. Sebab, banyak material bangunan untuk pembuatan rumah masih harus diimpor.
“Beberapa material bangunan yang masih harus diimpor itu yakni barang hasil pabrikan. Di antaranya seperti besi, baja ringan, dan semen,” kata Dibya di Jakarta, Rabu (29/7).
Namun demikian, kata dia, sejauh ini pihaknya belum dapat memastikan besaran harga rumah yang akan mengalami kenaikan harga. Para pengembang masih melakukan penghitungan secara cermat. Pertimbangannya tetap menyangkut daya beli masyarakat.
“Meski ada penaikan namun tetap terjaga, sehingga penjualan rumah tidak mengalami penurunan,” tuturnya.
Adapun untuk saat ini, pihaknya telah melakukan kegiatan pameran rumah. Berharap masyarakat masih memiliki daya beli cukup tinggi pada pelaksanaan REI ekspo yang keenam tahun itu. Pameran kali ini diikuti oleh 16 pengembang. Setelah sebelumnya ada beberapa pengembang yang mengundurkan diri.
“Mereka yang mengundurkan diri mungkin pesimis dengan pasar, mengingat kondisi ekonomi saat ini sedang lesu. Jika biasanya ada target transaksi, maka pada ekspo kali ini tidak ada target transaksi, bagi kami yang penting adalah rumah yang kami tawarkan laku terjual,” katanya. [*]