Minggu, Oktober 6, 2024

Pelemahan Rupiah Diprediksi Bakal Berlanjut Hingga Akhir Tahun

Teller BNI merapikan lembaran mata uang rupiah dan dolar Amerika di Jakarta, Rabu (15/4). Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pertumbuhan ekonomi global masih moderat dan tidak merata dengan menggarisbawahi perbedaan pertumbuhan negara-negara utama dunia di tengah dampak yang berbeda dari fluktuasi mata uang dan harga minyak yang lebih rendah/ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Teller BNI merapikan lembaran mata uang rupiah dan dolar Amerika di Jakarta, Rabu (15/4). Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pertumbuhan ekonomi global masih moderat dan tidak merata dengan menggarisbawahi perbedaan pertumbuhan negara-negara utama dunia di tengah dampak yang berbeda dari fluktuasi mata uang dan harga minyak yang lebih rendah/ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Tren nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat diprediksi bakal berlanjut  hingga akhir tahun. Akibat sejumlah factor pendorong yang bisa mempengaruhinya, besaran nilai tukar rupiah terhadap dolar berpotensi menyentuh angka hingga level Rp 13.900.

“Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju rupiah sulit bergerak ke zona apresiasi. Itu terlihat dari faktor eksternal maupun internal,” kata Kepala Ekonom PT Bank Woori Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta.

Dia menjelaskan, dari segi eksternal, dapat dipastikan krena rencana kenaikan tingkat suku bunga Federal Reserve atau The Fed. Selain itu, tren perlambatan ekonomi dunia juga semakin menekan harga komoditas ekspor. Akibatnya, ini juga menekan kinerja ekspor Indonesia.

Sementara itu, dari segi internal, tren perlambatan ekonomi juga akan terus berlanjut. Itu karena daya beli masyarakat pada kuartal kedua tahun ini terlihat semakin lemah, sehingga dampaknya terhadap penyerapan tenaga kerja juga menjadi lambat.

“Lemahnya daya beli masyarakat terlihat jelas dari perayaan Idul Fitri dan puasa. Ternyata tingkat konsumsinya tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya,” katanya. “Padahal, pada momen tersebut biasanya konsumsi masyarakat cukup tinggi, dan menjadi salah satu indikator pendorong ekonomi.”

Lebih lanjut, dia mengatakan, kinerja ekspor Indonesia juga masih belum bisa diandalkan. Faktanya penyerapan anggaran pemerintah yang sampai saat ini masih rendah. Itu sebabnya, pada kuartal kedua pertumbuhan ekonomi tidak bisa diharapkan. Kemungkinan tidak akan jauh berbeda dengan kuartal pertama.

Sementara dari faktor eksternal lainnya, harga komoditas yang masih lemah mendorong pelemahan mata uang negara-negara eksportir. Tak terkecuali Indonesia yang merupakan salah satu negara eksportir komoditas terbesar dunia.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah kembali melemah ke level Rp 13.468 per dollar Amerika Serikat. Setelah sempat naik tipis sebelumnya ke posisi Rp 13.444, dari Rp 13.460. [*]

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.