Jumat, Maret 29, 2024

Para Pemimpin Eropa Sikapi Hasil Referendum Yunani

Bendera Yunani/REUTERS
Bendera Yunani/REUTERS

Sejumlah pemimpin Eropa pada Senin mulai menyikapi penolakan persyaratan dana talangan utang oleh warga Yunani dalam referendum yang berpotensi membuat negara tersebut keluar sebagai pengguna mata uang euro.

Kanselir Jerman Anglela Merkel langsung menelpon Presiden Prancis Francois Hollande pada Minggu malam setelah penghitungan suara referendum selesai. Mereka berdua menyatakan bahwa keputusan warga Yunani harus “dihormati” dan mendesak pertemuan darurat antar anggota pegguna mata uang euro.

Sementara itu Presiden Uni Eropa Donald Tusk mengungkapkan bahwa perundingan mengenai hasil referendum Yunani akan digelar pada Selasa.

Selain itu pada Senin pagi, kepala Komisi Eropa Jean-Claude Juncker menggelar rapat tele-konferensi pada Senin pagi bersama kepala Bank Sentral Eropa Mario Draghi, dan kepala menteri keuangan negara pengguna euro Jeroen Dijsselbloem.

Dijsselbloem sendiri mengatakan bahwa hasil penolakan terhadap persyaratan dana talangan adalah hasil “yang sangat disesalkan bagi masa depan Yunani.” Sementara itu di Inggris, pemerintah setempat berjanji akan “melakukan segala yang yang diperlukan” demi melindungi kestabilan ekonominya terkait dengan hasil referendum. Juru bicara Perdana Menteri David Cameron mengatakan bahwa tim kabinet akan menggelar rapat pada Senin untuk membicarakan langkah selanjutnya.

Hasil pemungutan suara, 61 persen warga Yunani menolak tuntutan yang diajukan oleh kreditur internasional yang akan memberi Yunani sejumlah dana segar untuk membayar utang-utangnya ke IMF yang jatuh tempo pada akhir Juni lalu.

Syarat-syarat tersebut adalah penghematan anggaran negara yang mencakup pemotongan dana pensiun dan juga kenaikan pajak.

Setelah referendum, Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras menegaskan bahwa negaranya tidak bermaksud hendak keluar dari Eropa. Dia menekankan bahwa penggunaan mata uang euro tidak dapat dicabut.

“Ini bukan merupakan mandat untuk keluar dari Eropa, tapi adalah mandat untuk memperkuat perundingan demi kesepakatan yang terbaik,” kata dia.

Tsipras menjelaskan bahwa para kreditur baik itu Bank Sentral Eropa maupun Dana Moneter Internasional (IMF)  kini harus merundingkan restrukturisasi utang Yunani yang berjumlah total 240 milyar euro.

Secara umum, Yunani memang hampir berada di ujung krisis finansial. Jika tidak mendapat dana talangan dari kreditur Eropa, negara itu bisa saja terpaksa harus kembali menggunakan mata uang drachma agar perekonomian tetap berjalan.

Masa depan yang belum jelas tersebut kemudian memunculkan kekhawatiran akan adanya penarikan dana masyarakat secara besar-besaran dalam waktu serentak yang kemudian berdampak pada krisis likuiditas dan hancurnya sistem perbankan.

Untuk menghindari hal tersebut, pemerintah mulai menerapkan pembatasan penarikan uang dari bank. Warga Yunani tidak bisa mengambil uang lebih dari 60 euro dari mesin ATM dan tidak dapat mengambil tabungan deposito.

Jika Bank Sentral Eropa tidak menyalurkan euro kepada bank-bank di Yunani dalam satu atau dua hari ke depan, maka akan banyak perusahaan-perusahaan setempat yang terancam bangkrut.

Sebelumnya pada Kamis lalu, Yunani gagal membayar utang senilai 1,5 milyar euro kepada IMF dan menjadi negara maju pertama yang melakukan hal tersebut. Lalu pada Jumat, lembaga European Financial Stability Facility yang memberi utang kepada Athena senilai 144,6 milyar euro resmi menyatakan Yunani sebagai negara bangkrut. (Antara/AFP)

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.