Satu kelompok hak asasi Palestina pada Sabtu kemarin menuduh Israel meningkatkan penyiksaan fisik terhadap anak-anak Palestina di dalam penjara Israel.
Sebanyak 86 persen anak-anak yang dipenjarakan menghadapi penyiksaan fisik selama penahanan dan interogasi, kata Gerakan Buruh untuk Membela Anak-Palestina di dalam satu pernyataan di jejaringnya.
Tingkat penyiksaan tahun ini, katanya, telah naik sampai 10 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Ditambahkannya, kebanyakan anak Palestina diinterogasi sendirian saja tanpa didampingi oleh keluarga mereka.
“Anak-anak Palestina di dalam penjara Israel menghadapi perlakuan buruk. Fenomena ini tersebar luas di semua penjara dan tahanan Israel dan itu dilakukan secara teratur,” kata kelompok tersebut.
Ketika anak-anak ditangkap, kata kelompok tersebut, mereka dibawa untuk diinterogasi dengan mata tertutup dan tangan serta kaki diborgol dan mereka tak bisa tidur seperti orang normal.
“Sebanyak 55 persen anak yang dipenjarakan dilucuti semua pakaian mereka saat mereka menjalani penggeledahan fisik,” kata gerakan itu. “Anak-anak dipaksa menandatangani dokumen dalam Bahasa Yahudi saat mereka menjalani interogasi,” katanya.
Sebanyak 500 sampai 700 anak yang berusia 12 tahun, katanya, juga ditangkap dan segara dibawa ke pengadilan militer Israel, tempat mereka dinyatakan bersalah karena melempar batu ke kendaraan orang Yahudi.
Ayed Abu Iqteesh, Direktur gerkan tersebut, mengatakan, “Anak-anak Palestina yang dipenjarakan di dalam penjara Israel telah menghadapi menjalani perlakukan buruk selama lebih dari satu dasawrsa dan sistem penyiksaan yang ditata dengan baik.”
“Walaupun Israel telah mengubah perintah militernya selama dua tahun belakangan untuk memperbaiki citranya, Israel gagal mengakhiri perlakuan buruk dan penyiksaan atas anak-anak Palestina yang dipenjarakan di dalam rumah tahanannya,” kata Abu Iqteesh. (Antara/Xinhua-OANA)