Minggu, Mei 5, 2024

Kesepakatan Bersejarah Mengenai Nuklir Iran Tercapai

residen Iran Hassan Rouhani memberikan pidato kenegaraan dalam foto diambil dari rekaman video disiarkan oleh IRINN, Selasa (14/7). ANTARA FOTO/REUTERS/IRINN
residen Iran Hassan Rouhani memberikan pidato kenegaraan dalam foto diambil dari rekaman video disiarkan oleh IRINN, Selasa (14/7). ANTARA FOTO/REUTERS/IRINN

Iran dan enam negara besar di dunia pada Selasa, kemarin mensahkan kesepakatan mengenai masalah nuklir Iran. Dalam kesepakatan itu Iran dibebaskan dari sanksi, sebagai gantinya Iran harus membatasi program nuklirnya.

“Apa yang kami umumkan hari ini bukan cuma kesepakatan, itu adalah kesepakatan yang bagus … hari ini adalah hari yang bersejarah,” kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini dalam satu taklimat bersama Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.

Kesepakatan nuklir tersebut dicapai dengan enam negara besar di dunia dan akan membangun kepercayaan, kata Zarif. Ia menambahkan kesepkatan itu bukan puncak tapi landasan yang kokoh. “Kita sekarang harus mulai membangun di atasnya,” katanya.

“Program nuklir Iran akan secara eksklusif bersifat damai,” kata kedua diplomat itu, yang menambahkan, “Iran mengkonfirmasi bahwa Iran dalam kondisi apa pun takkan mencari atau memiliki senjata nuklir.”

Kesepakatan menyeluruh tersebut dicapai antara Iran dan kelompok P5+1, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Tiongkok, Rusia ditambah Jerman, setelah lebih dari dua pekan negosiasi alot di Ibu Kota Austria, Wina.

Iran dan lembaga pengawas atom PBB (IAEA) telah sepakat akan bekerjasama guna menyelesaikan kegiatan nuklir Teheran, yang pada masa lalu mencurigakan, termasuk masalah Parchin lokasi militer yang dicurigai milik Iran, kata badan PBB itu melalui surel pada Selasa.

Berdasarkan peta jalan tersebut, Iran akan menangani keprihatinan IAEA mengenai apa yang disebut kemungkinan dimensi militer dari rencana nuklirnya, termasuk resolusi masalah Parchin –lokasi militer yang dicurigai oleh IAEA mungkin digunakan oleh Iran untuk melakukan percobaan peledakan yang berkaitan dengan rencana senjata nuklir.

Ada sangat banyak kecaman di Amerika Serikat yang menuduh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dan timnya mundur dari kepentingan Amerika Serikat di meja perundingan. Mereka mengatakan kesepakatan itu tidak selamanya menghalangi jalur Iran ke pembuatan bom nuklir.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Selasa kemarin mendesak Kongres Amerika Serikat, yang dikuasai Republik, untuk mensahkan kesepakatan tersebut.

“Saya percaya bahwa tak bertanggung-jawab untuk menjauhi kesepakatan itu, tapi mengenai masalah sulit semacam itu, penting bahwa rakyat Amerika dan wakil di Kongres mendapat peluang penuh untuk mengkaji kesepakatan tersebut,” kata Obama dalam pidatonya pada pagi hari di Gedung Putih.

Kongres Amerika Serikat memiliki waktu 60 hari untuk mengkaji dan melakukan pemungutan suara mengenai kesepakatan nuklir Iran.

Namun Ketua Parlemen John Boehner pada Selasa mengatakan kesepkatan nuklir tersebut akan “membuat Iran jadi berani” dan memicu “persaingan senjata atom”. (Antara/ Xinhua-OANA)

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.