Minggu, Oktober 6, 2024

Anggaran Kesehatan Indonesia Naik Menjadi 5 Persen

Ilustrasi dokter Asmayanti Asrum (kiri) memeriksa kesehatan seorang balita di Desa Lebo, Pulau Wawonii, Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara, Sabtu (16/5). Kegiatan sosial pemeriksaan kesehatan dan penyaluran obat secara gratis di Desa Mataiwoi, Desa Labeau, Desa Munse, Desa Lebo, Desa Mata Dimba, Desa Noko dan Desa Wawola sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat kepulauan Konawe yang masih minim sarana dan prasarana kesehatan / ANTARA FOTO/Ekho Ardiyanto
Ilustrasi dokter Asmayanti Asrum (kiri) memeriksa kesehatan seorang balita di Desa Lebo, Pulau Wawonii, Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara, Sabtu (16/5). Kegiatan sosial pemeriksaan kesehatan dan penyaluran obat secara gratis di Desa Mataiwoi, Desa Labeau, Desa Munse, Desa Lebo, Desa Mata Dimba, Desa Noko dan Desa Wawola sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat kepulauan Konawe yang masih minim sarana dan prasarana kesehatan / ANTARA FOTO/Ekho Ardiyanto

Setelah bertahun-tahun anggaran kesehatan Indonesia berada paling rendah di ASEAN, kini anggaran kesehatan Indonesia dipastikan naik pada tahun 2016 mendatang. Kenaikan anggaran itu dikemukakan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dalam Kongres Indonesia Health Economic Association (Ina-HEA), Kamis (9/4) di Jakarta.

Anggaran kesehatan akan naik menjadi 5,05 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Ini berarti, anggaran kesehatan di tahun 2016 baru sesuai dengan standar WHO sesungguhnya yaitu 5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
 
Sebelumnya, anggaran kesehatan dalam APBN 2015 hanya sebesar Rp 75 triliun atau hanya 3,45 persen dari APBN. Namun, di tahun selanjutnya, pemerintah memberikan anggaran kesehatan sebesar Rp 109 triliun dalam APBN 2016. 
Berdasarkan keterangan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Untung Suseno, anggaran tersebut akan digunakan untuk meningkatkan fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan pemberdayaan warga. Peningkatan tersebut antara lain dengan menambah sarana dan prasarana puskesmas, dana bantuan operasional kesehatan (BOK) dua kali lipat, dan penambahan tenaga kerja. 
 
Selain itu, anggaran bagi puskesmas dan rumah sakit akan sama sehingga dengan anggaran ini dapat dilaksanakan program promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Caranya, petugas puskesmas akan membangun hubungan dekat dengan masyarakat dan secara aktif mempromosikan tentang kesehatan.
 
Secara terpisah, Mantan Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufrom Mukti menyatakan, penambahan anggaran untuk kesehatan ini bagus, namun perlu ditingkatkan dari sektor lainnya. “Sebaiknya jangan hanya meningkatkan dari sektor peralatan kesehatan, tetapi ditingkatkan pula pendidikan dan pembekalan kesehatan bagi masyarakat,” ungkapnya.
 
Menurut Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek, setiap tahun Kementerian Kesehatan memperoleh APBN untuk mendukung program dan kegiatan dalam pembangunan kesehatan yang selanjutnya pengelolaannya diserahkan kepada para Pimpinan Unit Utama Kementerian Kesehatan beserta jajarannya untuk dilaksanakan sebaik-baiknya. 
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.