Jumat, November 1, 2024

Kebijakan Block Seat dalam Industri Maskapai Penerbangan

Dr. Afen Sena, M.Si. IAP, FRAeS
Dr. Afen Sena, M.Si. IAP, FRAeS
Profesional dan akademis dengan sejarah kerja, pendidikan dan pelatihan di bidang penerbangan dan bisnis kedirgantaraan. Alumni PLP/ STPI/ PPI Curug, Doktor Manajemen Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, International Airport Professional (IAP) dari ICAO-ACI AMPAP dan Fellow Royal Aeronautical Society (FRAeS).
- Advertisement -

Backgroud

Maskapai penerbangan menghadapi lingkungan bisnis yang dinamis dan penuh tantangan. Kompetisi tinggi, fluktuasi permintaan, serta tekanan dari segi keselamatan dan pelayanan mendorong maskapai untuk menerapkan strategi yang beragam, salah satunya adalah kebijakan block seat. Block seat policy adalah kebijakan maskapai untuk menahan atau memblokir sejumlah kursi tertentu dalam penerbangan guna berbagai kepentingan bisnis, seperti kerjasama dengan agen perjalanan, pengaturan kapasitas bagi penumpang prioritas, atau pemenuhan standar keselamatan penerbangan. Kebijakan ini memiliki implikasi strategis yang luas, baik bagi maskapai, konsumen, maupun otoritas penerbangan.

Alasan Maskapai Melakukan Block Seat :

  1. Optimalisasi Pendapatan dan Manajemen Kapasitas

Maskapai menerapkan block seat sebagai bagian dari strategi Revenue Management untuk memaksimalkan pendapatan dengan menyesuaikan penawaran kursi sesuai permintaan. Kursi yang diblokir dapat dialokasikan kepada agen perjalanan atau perusahaan sebagai bagian dari kesepakatan penjualan dalam volume besar. Ini memungkinkan maskapai untuk mengamankan pendapatan sejak awal, terutama pada rute atau waktu yang memiliki permintaan tinggi atau fluktuatif.

  1. Memperkuat Loyalitas Pelanggan dan Menyediakan Layanan Premium

Maskapai berupaya menjaga kepuasan pelanggan dengan menyediakan kursi eksklusif untuk anggota program loyalitas atau penumpang kelas bisnis/VIP. Dengan demikian, block seat membantu meningkatkan pengalaman terbang yang nyaman bagi penumpang loyal dan mendorong mereka untuk tetap menggunakan layanan maskapai yang sama. Selain itu, layanan tambahan bagi penumpang prioritas ini meningkatkan daya saing maskapai di mata pelanggan setia.

  1. Keseimbangan Berat dan Distribusi Penumpang untuk Keselamatan

Di beberapa penerbangan, terutama yang menggunakan pesawat berukuran kecil atau saat kondisi muatan tidak merata, maskapai perlu memblokir kursi untuk mengelola distribusi berat. Pengaturan kursi secara strategis ini merupakan langkah penting demi keselamatan penerbangan. Kebijakan ini juga memastikan bahwa distribusi penumpang dan barang di kabin tetap stabil, yang penting untuk keseimbangan pesawat selama penerbangan.

Pentingnya Block Seat Policy bagi Konsumen:

  1. Kenyamanan dan Kepastian Tempat Duduk

Bagi penumpang setia atau anggota program loyalitas, block seat menawarkan kepastian bahwa mereka akan mendapatkan tempat duduk yang nyaman, sesuai dengan keanggotaan atau hak istimewa mereka. Penumpang yang memesan melalui agen perjalanan juga dapat merasa lebih mudah dalam proses pemesanan, terutama ketika kursi sudah disediakan dan dijamin oleh pihak maskapai.

  1. Perlindungan Kesehatan dan Keamanan

Block seat memainkan peran penting dalam menjaga jarak fisik, terutama dalam situasi seperti pandemi. Dengan memblokir kursi tengah atau area tertentu, maskapai menunjukkan komitmen terhadap kesehatan penumpang. Penumpang pun merasa lebih aman dan nyaman karena mendapatkan ruang tambahan, mengurangi kekhawatiran akan potensi penyebaran penyakit.

  1. Fleksibilitas dan Opsi Tambahan

Block seat memungkinkan maskapai untuk memberikan opsi kursi tambahan bagi penumpang dengan kebutuhan khusus atau prioritas tertentu, seperti penumpang yang bepergian bersama keluarga atau rombongan. Kebijakan ini menambah fleksibilitas bagi konsumen, menciptakan pengalaman penerbangan yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan harapan mereka.

- Advertisement -

Alasan Pemerintah sebagai Otoritas Penerbangan Meregulasi Block Seat Policy:

  1. Menjamin Keselamatan dan Keseimbangan Beban Pesawat

Regulasi dari otoritas penerbangan, seperti Federal Aviation Administration (FAA),  Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, maupun Otoritas Penerbangan Sipil negara lain menetapkan standar distribusi beban untuk keselamatan penerbangan. Otoritas memastikan bahwa kebijakan block seat yang diterapkan maskapai tetap memperhatikan distribusi penumpang, yang berdampak pada keseimbangan pesawat dan manuver saat take-off atau landing.

  1. Perlindungan Konsumen dan Transparansi

Otoritas penerbangan juga mengatur block seat untuk memastikan hak-hak konsumen dilindungi. Mereka mengawasi agar kebijakan tersebut tidak mengakibatkan biaya tambahan yang berlebihan atau kebingungan bagi penumpang. Kebijakan ini juga memastikan transparansi dalam alokasi kursi dan memberikan jaminan bahwa maskapai tidak menggunakan block seat secara sepihak tanpa mempertimbangkan kenyamanan dan hak konsumen.

  1. Standar Layanan dan Kualitas Maskapai

Block seat policy yang diatur dengan baik membantu otoritas penerbangan memastikan standar pelayanan yang konsisten di seluruh maskapai. Kebijakan ini meminimalkan potensi maskapai mengurangi kualitas layanan demi keuntungan tambahan, serta mendorong keseimbangan antara keuntungan dan pelayanan yang adil bagi penumpang.

Block seat policy merupakan strategi maskapai yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan, memperkuat loyalitas pelanggan, dan menjaga keselamatan. Konsumen memperoleh manfaat berupa kenyamanan, kepastian tempat duduk, dan perlindungan kesehatan melalui kebijakan ini. Regulasi dari otoritas penerbangan memainkan peran penting dalam memastikan bahwa kebijakan ini diimplementasikan dengan adil dan tidak mengorbankan hak-hak konsumen atau standar keselamatan penerbangan.

 

Bahasan dan Diskusi

Kebijakan block seat atau pemblokiran kursi menjadi salah satu strategi maskapai dalam mengelola kapasitas tempat duduk secara optimal, menyeimbangkan kebutuhan pasar, dan memberikan layanan khusus kepada segmen tertentu. Penerapan block seat mencakup berbagai aspek strategis yang menguntungkan maskapai dan, pada beberapa situasi, juga menguntungkan konsumen. Di sisi lain, pemerintah dan otoritas penerbangan memegang peran penting dalam mengawasi penerapan kebijakan ini, guna menjaga kepentingan penumpang sekaligus memenuhi standar keselamatan penerbangan.

Strategi Maskapai dalam Penerapan Block Seat :

  1. Segmentasi Pasar dan Kerjasama Agen Perjalanan

Maskapai kerap memblokir kursi untuk agen perjalanan atau perusahaan sebagai bagian dari strategi kerjasama komersial. Kursi yang diblokir ini biasanya dijual dalam paket dengan layanan tambahan, seperti hotel dan transportasi darat, sehingga maskapai dapat menjangkau segmen konsumen yang lebih luas melalui mitra.

Melalui kerjasama ini, maskapai dapat mengamankan pendapatan lebih awal karena agen perjalanan melakukan reservasi massal. Dalam situasi di mana permintaan penumpang tidak merata, misalnya pada rute internasional atau selama musim liburan, block seat memberikan stabilitas finansial bagi maskapai.

  1. Layanan Eksklusif untuk Anggota Loyalitas atau Penumpang VIP

Maskapai menerapkan block seat untuk menjaga tempat duduk yang nyaman dan eksklusif bagi penumpang prioritas, seperti anggota program loyalitas tingkat tinggi atau penumpang VIP. Tempat duduk yang diblokir ini dapat berupa kursi di kelas bisnis atau kelas ekonomi premium, yang memberikan fasilitas tambahan.

Strategi ini meningkatkan kepuasan pelanggan dan mendorong loyalitas, karena penumpang dengan status khusus merasa dihargai dan mendapatkan pengalaman penerbangan yang berbeda dari penumpang lainnya. Maskapai juga memperkuat daya saing di industri dengan menyediakan layanan premium yang menarik bagi konsumen.

  1. Penyelarasan dengan Kebutuhan Kesehatan dan Keselamatan

Block seat juga diterapkan untuk menjaga keselamatan penumpang melalui penyeimbangan beban. Khususnya pada penerbangan yang menggunakan pesawat kecil atau ketika muatan tidak seimbang, maskapai perlu memblokir beberapa kursi agar distribusi beban kabin tetap stabil.

Selama pandemi COVID-19, block seat diterapkan sebagai bagian dari protokol kesehatan untuk menjaga jarak fisik antara penumpang. Kursi tengah atau area tertentu mungkin dikosongkan, guna memberikan ruang yang lebih aman dan mengurangi potensi penyebaran virus.

  1. Optimasi Revenue Management (Pendapatan)

Dengan memblokir kursi pada penerbangan tertentu, maskapai dapat menjaga fleksibilitas harga dan ketersediaan kursi hingga mendekati waktu keberangkatan. Kursi-kursi yang diblokir ini bisa dilepas secara bertahap atau dialokasikan kepada penumpang pada tingkat harga yang lebih tinggi, bergantung pada permintaan.

Revenue management memungkinkan maskapai memaksimalkan pendapatan dengan menjaga keseimbangan antara permintaan dan ketersediaan, terutama di rute dan waktu-waktu tertentu dengan permintaan tinggi.

Kebutuhan Konsumen akan Block Seat Policy :

  1. Kenyamanan dan Keamanan Pribadi

Penumpang yang bepergian bersama keluarga atau kelompok besar membutuhkan kepastian tempat duduk yang berdekatan. Dengan adanya block seat, maskapai dapat menyediakan kursi yang sesuai, memungkinkan penumpang duduk bersama dalam satu baris atau area tertentu.

Dalam hal keamanan kesehatan, seperti pada situasi pandemi, konsumen merasa lebih nyaman ketika jarak antarpenumpang dijaga. Block seat dapat memberikan rasa aman tambahan dengan memisahkan penumpang yang tidak berkaitan.

  1. Akses untuk Kelas dan Layanan Premium

Penumpang yang tergabung dalam program loyalitas atau pelanggan premium biasanya mengharapkan layanan yang lebih baik dan tempat duduk yang lebih nyaman. Block seat untuk penumpang loyal atau VIP memberikan keuntungan kompetitif bagi maskapai dan nilai tambah bagi konsumen yang menginginkan kenyamanan ekstra.

  1. Kepastian Reservasi dan Fleksibilitas Penjadwalan

Bagi penumpang yang memesan melalui agen perjalanan, block seat memastikan bahwa kursi akan tersedia sesuai jadwal perjalanan mereka. Fleksibilitas ini sangat penting terutama bagi pelaku perjalanan bisnis yang mengandalkan jadwal penerbangan yang pasti dan tidak ingin terganggu oleh kendala ketersediaan kursi.

Regulasi Block Seat oleh Otoritas Penerbangan :

  1. Menjamin Keselamatan dan Standar Operasional

Otoritas penerbangan, seperti Direktorat Jenderal Perhubungan Udara atau lembaga setara di negara lain, memastikan bahwa kebijakan block seat tidak mengorbankan aspek keselamatan. Regulasi terkait distribusi beban dan keseimbangan pesawat menjadi perhatian utama, dan maskapai diwajibkan mematuhi standar keselamatan sesuai peraturan yang berlaku.

  1. Perlindungan Konsumen dan Standar Pelayanan

Untuk melindungi hak-hak konsumen, otoritas penerbangan menetapkan regulasi agar block seat policy diterapkan dengan transparansi. Konsumen berhak mengetahui perihal kebijakan kursi yang diblokir, terutama jika hal ini mempengaruhi pilihan mereka dalam memilih tempat duduk atau menimbulkan biaya tambahan.

  1. Pemenuhan Kewajiban dalam Situasi Darurat Kesehatan

Dalam kondisi darurat kesehatan masyarakat, seperti pandemi, pemerintah mewajibkan maskapai untuk mengikuti protokol kesehatan, termasuk jarak fisik melalui block seat. Kebijakan ini memastikan maskapai memprioritaskan kesehatan penumpang, dan sekaligus menjaga kepercayaan publik terhadap keselamatan penerbangan.

Situasi Umum di Mana Block Seat Diterapkan

  1. Pemblokiran Kursi untuk Agen Perjalanan atau Kemitraan Korporat – Kursi dipesan sebelumnya untuk paket perjalanan dengan agen atau perusahaan yang memiliki kontrak khusus.
  2. Penyediaan Kursi bagi Penumpang Loyal atau VIP – Kursi khusus diblokir untuk penumpang yang memiliki status loyalitas tinggi atau layanan eksklusif.
  3. Keseimbangan Beban dan Distribusi Berat – Kursi diblokir untuk mengontrol keseimbangan beban pesawat, yang penting untuk penerbangan yang aman dan stabil.
  4. Pengaturan Jarak Fisik – Dalam situasi yang membutuhkan jarak fisik, kursi tengah atau baris tertentu diblokir untuk menjaga jarak antar penumpang.

 

Kebijakan block seat diterapkan oleh beberapa maskapai, baik domestik maupun internasional, sebagai bagian dari strategi manajemen kursi dan penjualan. Berikut adalah contoh kebijakan block seat yang dapat ditemukan pada maskapai domestik terkemuka di Indonesia serta maskapai asing yang beroperasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

  1. Maskapai Domestik: Garuda Indonesia

Garuda Indonesia, sebagai maskapai nasional, memiliki kebijakan block seat yang berfokus pada beberapa aspek utama:

Prioritas untuk Penumpang Loyalitas dan VIP: Garuda Indonesia menyediakan block seat untuk anggota program GarudaMiles, terutama pada kelas bisnis dan ekonomi premium. Kursi-kursi tertentu sering kali diblokir untuk anggota yang memiliki status lebih tinggi dalam program loyalitas ini, dengan tujuan memberikan pengalaman yang lebih nyaman dan eksklusif bagi pelanggan setia.

Blok Kursi untuk Mitra Perjalanan: Maskapai ini sering kali bekerja sama dengan agen perjalanan atau perusahaan tertentu yang menginginkan tempat duduk untuk grup besar. Dalam hal ini, kursi pada penerbangan-penerbangan tertentu diblokir khusus untuk mitra, yang memastikan kursi tersedia bagi penumpang korporasi atau grup perjalanan.

Distribusi Beban dan Keselamatan: Dalam beberapa kasus, terutama di pesawat berukuran lebih kecil atau di rute tertentu, Garuda Indonesia menerapkan block seat untuk memastikan keseimbangan berat pesawat. Hal ini diperlukan untuk memenuhi standar keselamatan penerbangan yang diatur oleh otoritas penerbangan Indonesia.

  1. Maskapai Asing: Singapore Airlines

Singapore Airlines, yang dikenal dengan pelayanan premium, juga menerapkan kebijakan block seat di beberapa aspek sebagai bagian dari strategi mereka di pasar internasional, termasuk di Bandara Soekarno-Hatta:

Kursi Prioritas untuk Penumpang Kelas Premium: Singapore Airlines memblokir sejumlah kursi pada kabin ekonomi premium dan kelas bisnis, khusus untuk anggota KrisFlyer Elite dan PPS Club. Blok kursi ini bertujuan untuk memastikan bahwa pelanggan yang memiliki status prioritas mendapatkan tempat duduk yang sesuai preferensi mereka.

Blok Kursi untuk Keluarga atau Grup Besar: Singapore Airlines bekerja sama dengan agen perjalanan dan mitra bisnis untuk menyediakan kursi yang diblokir khusus bagi grup keluarga atau rombongan besar. Dalam kasus ini, maskapai memastikan bahwa kursi yang diblokir berada di area yang berdekatan, sehingga memungkinkan penumpang untuk duduk bersama.

Kursi dengan Tarif Tambahan untuk Kenyamanan: Di kelas ekonomi, maskapai ini menerapkan block seat di area yang lebih luas dan nyaman untuk dijual sebagai Preferred Seat. Kursi-kursi ini memiliki ruang ekstra dan sering kali ditawarkan dengan biaya tambahan. Block seat ini memungkinkan penumpang untuk mendapatkan pengalaman lebih nyaman tanpa harus meningkatkan ke kelas yang lebih tinggi.

Distribusi Beban pada Rute Tertentu: Pada rute jarak jauh dengan pesawat lebih besar seperti Airbus A350 atau Boeing 777, Singapore Airlines kadang-kadang menerapkan block seat di kabin belakang untuk menjaga keseimbangan pesawat. Hal ini juga merupakan bagian dari peraturan keselamatan yang diikuti maskapai sesuai dengan panduan internasional.

  1. Maskapai Asing: Emirates

Emirates, yang juga beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta, menerapkan block seat dengan fokus pada pelayanan eksklusif dan keselamatan:

Block Seat untuk Penumpang Elite dan VIP: Emirates menawarkan kursi yang diblokir khusus bagi anggota Skywards, yaitu program loyalitas mereka, terutama pada penerbangan jarak jauh. Kursi-kursi ini biasanya berada di bagian depan kabin ekonomi atau di kelas bisnis, di mana penumpang elite mendapatkan akses ke area yang lebih nyaman.

Kursi untuk Paket Wisata dan Kemitraan Agen Perjalanan: Emirates bekerja sama dengan agen perjalanan yang menawarkan paket wisata eksklusif. Maskapai ini biasanya memblokir sejumlah kursi di kelas ekonomi atau bisnis yang didedikasikan untuk grup wisata dari berbagai negara.

Pengaturan Tempat Duduk Berdasarkan Beban untuk Keselamatan: Pada rute tertentu, Emirates memblokir kursi-kursi yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan pesawat sesuai peraturan keselamatan penerbangan. Selain itu, block seat ini juga sering diterapkan di penerbangan yang lebih sedikit permintaan untuk mengurangi beban yang tidak perlu.

 

Kebijakan block seat antara maskapai domestik dan internasional umumnya melibatkan aspek pelayanan khusus bagi penumpang loyalitas, alokasi kursi untuk mitra bisnis, dan kepatuhan terhadap standar keselamatan. Perbedaannya terletak pada bagaimana setiap maskapai mengadaptasi kebijakan tersebut sesuai karakteristik pasarnya. Maskapai domestik seperti Garuda Indonesia cenderung lebih fokus pada blok kursi untuk mitra perjalanan lokal dan loyalitas, sementara maskapai asing seperti Singapore Airlines dan Emirates menekankan kenyamanan dan fleksibilitas bagi penumpang kelas premium dan grup wisata.Tantangan dan Potensial Masalah dalam Implementasi Kebijakan Block Seat pada Maskapai Penerbangan

Untuk maskapai yang melayani penerbangan Umroh dan Haji di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, kebijakan block seat umumnya diterapkan untuk mengakomodasi kebutuhan khusus jemaah serta memastikan kenyamanan dan kelancaran dalam perjalanan. Beberapa maskapai penerbangan, seperti Garuda Indonesia, Saudia Airlines, dan Lion Air, memiliki kebijakan block seat sebagai bagian dari strategi mereka untuk melayani jemaah dengan lebih baik. Berikut adalah beberapa contoh kebijakan block seat yang diterapkan maskapai-maskapai tersebut:

  1. Garuda Indonesia

Garuda Indonesia, sebagai maskapai nasional yang melayani penerbangan Haji dan Umroh, menerapkan beberapa kebijakan block seat sebagai berikut:

Blok Kursi untuk Rombongan Jemaah: Garuda Indonesia sering kali memblokir kursi secara grup untuk jemaah Haji dan Umroh yang berangkat bersama-sama. Kebijakan ini memungkinkan jemaah untuk duduk bersama dengan rombongan atau keluarga, yang membantu mempermudah pengawasan dan pengelolaan selama penerbangan.

Blok Kursi bagi Lansia dan Penumpang Berkebutuhan Khusus: Untuk jemaah lansia atau penumpang yang membutuhkan perawatan khusus, Garuda Indonesia memblokir kursi di area dekat lorong atau pintu keluar darurat yang memungkinkan akses cepat ke bantuan. Hal ini memastikan kenyamanan dan keamanan penumpang yang membutuhkan bantuan ekstra selama penerbangan.

Blok Kursi di Kelas Ekonomi Premium untuk Paket Khusus: Garuda Indonesia menawarkan block seat di area kursi ekonomi premium atau kursi dengan ruang lebih luas bagi jemaah yang memilih paket Umroh atau Haji khusus. Kursi ini biasanya ditempatkan di bagian depan kelas ekonomi, memungkinkan akses cepat ke pintu keluar dan layanan yang lebih nyaman.

  1. Saudia Airlines

Sebagai maskapai yang berfokus pada penerbangan Haji dan Umroh dari berbagai negara, Saudia Airlines menerapkan kebijakan block seat yang mempertimbangkan kebutuhan jemaah internasional:

Blok Kursi untuk Jemaah Berkelompok: Saudia Airlines sering kali memblokir kursi untuk kelompok besar jemaah, terutama bagi rombongan dari agen perjalanan atau asosiasi Haji dan Umroh. Hal ini mempermudah koordinasi jemaah dan agen perjalanan, serta meminimalkan potensi kekacauan selama penerbangan.

Blok Kursi Berdasarkan Kategori Jemaah: Saudia juga memblokir kursi untuk jemaah tertentu, seperti lansia, penumpang prioritas, atau penumpang dengan kebutuhan medis khusus. Mereka mengalokasikan kursi di area yang lebih mudah diakses, serta sering kali berdekatan dengan kru yang siap membantu penumpang yang membutuhkan.

Blok Kursi Khusus untuk Jemaah VIP atau Paket Eksklusif: Untuk paket Haji atau Umroh eksklusif, Saudia menyediakan kursi yang diblokir di bagian ekonomi premium atau kelas bisnis. Kebijakan ini memberikan kenyamanan lebih bagi jemaah dengan fasilitas tambahan, seperti ruang kaki lebih luas dan pelayanan khusus selama penerbangan.

  1. Lion Air

Lion Air sebagai maskapai domestik yang juga melayani penerbangan Umroh, memiliki kebijakan block seat yang berfokus pada efisiensi dan kenyamanan jemaah:

Blok Kursi untuk Agen atau Rombongan Tertentu: Lion Air sering bekerja sama dengan agen Umroh dalam mengatur block seat bagi rombongan jemaah. Hal ini memberikan kemudahan bagi agen untuk mengatur jemaahnya dan memastikan tempat duduk berkelompok selama penerbangan.

Blok Kursi Berdasarkan Kebutuhan Khusus Jemaah: Lion Air menyediakan block seat bagi jemaah dengan kebutuhan khusus, seperti penumpang dengan keterbatasan mobilitas atau jemaah lanjut usia. Kursi-kursi ini biasanya ditempatkan di area yang mudah diakses oleh kru atau dekat dengan toilet.

Blok Kursi Khusus bagi Pendamping atau Petugas: Lion Air memblokir kursi untuk pendamping atau petugas kesehatan yang bertanggung jawab dalam mengawasi dan membantu jemaah selama penerbangan. Kebijakan ini memungkinkan pendamping untuk memberikan bantuan secara langsung apabila dibutuhkan.

Kebijakan block seat pada maskapai yang melayani penerbangan Umroh dan Haji dirancang untuk memberikan kenyamanan, keamanan, dan kemudahan bagi jemaah selama perjalanan. Maskapai seperti Garuda Indonesia, Saudia Airlines, dan Lion Air menerapkan block seat untuk kelompok jemaah, lansia, penumpang prioritas, dan paket eksklusif, sesuai dengan kebutuhan khusus dari setiap segmen penumpang. Kebijakan ini sangat membantu jemaah dalam perjalanan yang umumnya panjang dan terkadang menantang, serta mempermudah agen perjalanan dan kru penerbangan dalam melayani penumpang.

Tantangan dan Potensial Masalah

Block seat policy di sektor penerbangan adalah strategi yang dapat memberikan nilai tambah bagi maskapai, konsumen, dan otoritas. Namun, kebijakan ini juga memiliki tantangan yang memerlukan manajemen dan pengawasan yang tepat. Tantangan tersebut muncul pada tiga sisi utama: dari perspektif maskapai yang menjalankan kebijakan ini, konsumen yang menerima dampaknya, dan pemerintah yang mengawasi serta mengatur regulasinya.

Tantangan Maskapai dalam Menerapkan Block Seat Policy :

  1. Keseimbangan Antara Pendapatan dan Kepuasan Pelanggan

Salah satu tujuan utama block seat adalah untuk memaksimalkan pendapatan dengan memanfaatkan kapasitas tempat duduk. Namun, menahan kursi untuk pihak tertentu dapat menimbulkan ketidakpuasan di kalangan penumpang umum, terutama jika kursi yang tersedia menjadi terbatas. Maskapai dihadapkan pada dilema antara memaksimalkan pendapatan dan menjaga kepuasan pelanggan, terutama bagi penumpang yang tidak mendapat akses ke kursi yang diinginkan.

Block seat juga mengurangi fleksibilitas maskapai untuk mengakomodasi penumpang yang membeli tiket di menit-menit terakhir atau penumpang yang memerlukan perubahan mendadak, yang bisa menurunkan citra maskapai.

  1. Penyediaan Layanan Khusus yang Tidak Selalu Konsisten

Maskapai sering menggunakan block seat untuk memberikan layanan khusus kepada penumpang loyal atau VIP, namun ini bisa menimbulkan tantangan ketika permintaan untuk layanan khusus meningkat atau ketika ada keterbatasan kapasitas di pesawat. Infrastruktur dan sumber daya maskapai mungkin tidak selalu memadai untuk memenuhi kebutuhan layanan premium bagi semua penumpang yang berhak, yang dapat mengakibatkan ketidakpuasan pada kelompok pelanggan setia.

Selain itu, maskapai perlu konsisten dalam menawarkan kebijakan block seat di setiap penerbangan agar pelanggan tidak merasa dibeda-bedakan di penerbangan yang berbeda.

  1. Implikasi Biaya dalam Mengelola Kursi yang Diblokir

Blok kursi dalam jumlah tertentu tanpa kepastian pembelian dapat mengakibatkan kursi kosong yang tidak memberikan kontribusi finansial. Perhitungan yang salah dalam blok kursi dapat berpotensi menurunkan pendapatan, terutama pada penerbangan dengan permintaan tinggi. Jika maskapai terlalu banyak melakukan blok kursi tanpa penjualan yang sesuai, maka ada risiko kehilangan potensi pendapatan.

Maskapai juga perlu mempertimbangkan biaya terkait dengan pengaturan ulang kursi, pemeliharaan kursi premium yang diblokir, dan tambahan layanan khusus yang disediakan, yang dapat menambah beban operasional.

 

Tantangan Konsumen dalam Menghadapi Block Seat Policy:

  1. Keterbatasan Pilihan Tempat Duduk

Bagi penumpang yang tidak termasuk dalam kelompok prioritas, block seat dapat mengurangi pilihan tempat duduk. Hal ini seringkali menjadi masalah bagi penumpang dengan kebutuhan khusus, keluarga yang ingin duduk bersama, atau mereka yang memiliki preferensi kursi tertentu. Keterbatasan pilihan ini dapat mengurangi kenyamanan perjalanan, terutama bagi penumpang yang tidak mendapatkan informasi awal terkait blok kursi.

  1. Kemungkinan Biaya Tambahan

Konsumen yang menginginkan kursi premium atau di area tertentu sering kali harus membayar biaya tambahan. Kebijakan biaya tambahan ini dapat membuat penumpang merasa kurang puas, terutama jika mereka tidak memahami alasan di balik block seat atau merasa bahwa biaya tambahan tersebut tidak sebanding dengan manfaat yang diberikan.

Selain itu, beberapa konsumen mungkin merasa bahwa block seat adalah upaya maskapai untuk memperoleh pendapatan tambahan tanpa memberikan nilai tambah yang berarti bagi penumpang.

  1. Kurangnya Transparansi Kebijakan

Banyak penumpang tidak sepenuhnya memahami block seat policy, yang bisa menyebabkan kebingungan dan kekecewaan. Jika maskapai tidak transparan mengenai kursi yang diblokir atau alasan di balik kebijakan tersebut, maka penumpang bisa merasa dirugikan. Kurangnya pemahaman mengenai tujuan dan manfaat block seat dapat memengaruhi persepsi penumpang terhadap maskapai, terutama jika mereka merasa kursi yang diblokir mengurangi kualitas pelayanan yang mereka terima.

 

Tantangan Pemerintah sebagai Otoritas dalam Meregulasi Block Seat Policy:

  1. Menjaga Keseimbangan antara Keuntungan Maskapai dan Perlindungan Konsumen

Pemerintah harus memastikan bahwa kebijakan block seat tidak merugikan konsumen dengan membatasi hak mereka atau menimbulkan biaya tambahan yang tidak wajar. Menjaga keseimbangan antara hak maskapai untuk mengelola pendapatan dan kewajiban untuk melindungi kepentingan konsumen adalah tantangan besar. Regulasi harus mengatur block seat secara tepat agar tidak terjadi praktik yang merugikan konsumen.

  1. Mengawasi Kepatuhan terhadap Standar Keselamatan

Block seat sering digunakan untuk mengatur distribusi berat di dalam kabin, terutama pada pesawat kecil atau rute tertentu. Otoritas penerbangan harus memastikan bahwa kebijakan ini sesuai dengan standar keselamatan penerbangan dan bahwa maskapai mematuhi pedoman yang berlaku, termasuk penempatan kursi dan keseimbangan beban. Regulasi yang kurang ketat dapat mengakibatkan risiko keselamatan yang harus dihindari.

  1. Meningkatkan Transparansi dan Edukasi terhadap Konsumen

Otoritas penerbangan juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan pemahaman publik terkait kebijakan block seat. Transparansi dari pemerintah, dalam bentuk informasi mengenai regulasi block seat dan alasan penerapannya, dapat membantu mengurangi keluhan konsumen dan meningkatkan penerimaan kebijakan tersebut. Edukasi ini juga penting agar konsumen memahami batasan-batasan kebijakan ini dan bisa membuat pilihan dengan lebih bijak saat memilih maskapai atau layanan kursi tertentu.

 

Way Forward

Untuk meningkatkan implementasi kebijakan block seat, diperlukan pendekatan berkelanjutan yang mempertimbangkan aspek strategis dari maskapai, kebutuhan konsumen, dan peran regulasi pemerintah. Ketiga pemangku kepentingan ini perlu saling beradaptasi dan berkolaborasi untuk memastikan bahwa block seat memberikan nilai tambah secara maksimal, baik dari sisi bisnis maupun pengalaman konsumen.

  1. Way Forward bagi Maskapai Penerbangan dalam Menerapkan Strategi Block Seat:

a. Menyusun Kebijakan yang Transparan dan Fleksibel

Maskapai perlu menerapkan kebijakan block seat yang transparan agar penumpang mengetahui pilihan tempat duduk mereka. Peningkatan komunikasi terkait kursi yang diblokir, alasan pemblokiran, dan manfaatnya dapat membantu penumpang memahami kebijakan ini. Misalnya, menampilkan informasi kursi yang diblokir dan kursi premium secara jelas pada saat pemesanan tiket.

Fleksibilitas dalam block seat juga penting, terutama dalam situasi dengan permintaan fluktuatif. Maskapai dapat mempertimbangkan untuk mengurangi atau menambah block seat berdasarkan situasi penerbangan agar tetap bisa mengakomodasi penumpang dengan kebutuhan mendesak.

b. Mengoptimalkan Teknologi untuk Revenue Management dan Segmentasi Pasar

Teknologi, seperti sistem manajemen pendapatan berbasis data, memungkinkan maskapai untuk memperkirakan permintaan kursi secara akurat dan menyesuaikan block seat sesuai dengan segmentasi pasar yang relevan. Maskapai dapat mengembangkan algoritma untuk memprediksi kebutuhan kursi khusus dan mengatur blok kursi bagi penumpang prioritas tanpa mengurangi kapasitas penerbangan.

Melalui teknologi ini, maskapai juga bisa memberikan penawaran spesial bagi kelompok penumpang yang mungkin membutuhkan kursi tertentu atau mendukung pemasaran paket khusus dengan mitra bisnis.

c. Peningkatan Layanan bagi Penumpang Loyal dan Premium

Maskapai sebaiknya menyediakan layanan khusus yang lebih konsisten bagi penumpang loyal atau kelas premium. Selain memblokir kursi bagi penumpang VIP atau anggota loyalitas, maskapai juga dapat menawarkan fasilitas tambahan seperti akses lounge, prioritas boarding, dan penawaran eksklusif yang dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen.

 

  1. Way Forward bagi Konsumen Pengguna Jasa Penerbangan dalam Menghadapi Kebijakan Block Seat

a. Peningkatan Pemahaman mengenai Kebijakan Block Seat

Konsumen diharapkan untuk lebih proaktif memahami kebijakan block seat yang diterapkan oleh maskapai. Dengan mengetahui hak dan opsi yang tersedia, konsumen dapat membuat keputusan yang lebih tepat saat memilih kursi. Konsumen juga bisa memanfaatkan layanan pelanggan atau membaca syarat dan ketentuan maskapai untuk mengetahui bagaimana block seat memengaruhi pilihan tempat duduk mereka.

b. Menggunakan Program Loyalitas atau Layanan Premium

Konsumen dapat mempertimbangkan bergabung dengan program loyalitas maskapai untuk mendapatkan keuntungan dari block seat. Program ini sering kali memberikan akses prioritas untuk kursi yang diblokir dan pelayanan tambahan lainnya. Menggunakan layanan premium juga menjadi cara bagi konsumen untuk memastikan kenyamanan dan kemudahan dalam perjalanan, terutama dalam penerbangan jarak jauh atau dengan kebutuhan khusus.

c. Berkomunikasi dengan Maskapai jika Ada Preferensi Khusus

Jika konsumen memiliki preferensi tempat duduk yang spesifik, penting untuk berkomunikasi dengan maskapai sejak awal, terutama untuk keluarga atau kelompok besar yang ingin duduk bersama. Dengan menghubungi layanan pelanggan atau memilih kursi sejak pemesanan, konsumen bisa meminimalkan potensi kesulitan yang mungkin timbul akibat kebijakan block seat.

 

  1. Way Forward bagi Pemerintah dan Otoritas Penerbangan dalam Meregulasi Block Seat

a. Pengembangan Regulasi yang Melindungi Konsumen dan Menjamin Standar Keselamatan

Pemerintah perlu membuat regulasi yang mengatur block seat untuk menjaga keseimbangan antara keuntungan bisnis maskapai dan hak-hak konsumen. Peraturan yang mengatur batasan dan standar transparansi penting untuk memastikan bahwa maskapai tidak memblokir kursi secara berlebihan yang merugikan penumpang.

Otoritas penerbangan juga harus menekankan pada aspek keselamatan, terutama terkait dengan distribusi beban dan tata letak kursi. Regulasi ini akan menjamin bahwa block seat tidak mengganggu stabilitas atau keseimbangan pesawat.

b. Meningkatkan Transparansi dan Komunikasi Publik

Pemerintah dapat bekerja sama dengan maskapai untuk menginformasikan kebijakan block seat kepada publik, baik melalui kampanye edukasi maupun regulasi yang mengharuskan maskapai memberikan informasi kebijakan kursi dengan jelas. Edukasi publik ini juga penting agar konsumen memahami manfaat dan alasan di balik block seat serta pilihan yang mereka miliki.

c. Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Secara Berkala

Regulasi block seat harus diawasi dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan kesesuaiannya dengan perubahan kebutuhan pasar dan dinamika industri penerbangan. Melakukan evaluasi secara berkala akan membantu pemerintah melihat efektivitas regulasi dan menyesuaikan dengan tren serta tantangan yang mungkin muncul, termasuk situasi darurat seperti pandemi.

 

Closing

Sebagai penutup, kebijakan block seat adalah strategi yang melibatkan sinergi kompleks antara maskapai penerbangan, konsumen, dan pemerintah sebagai otoritas penerbangan. Bagi maskapai, strategi ini menawarkan peluang untuk memaksimalkan pendapatan dan meningkatkan pengalaman pelanggan, namun harus diimbangi dengan fleksibilitas dan transparansi agar tetap relevan dan responsif terhadap kebutuhan konsumen. Sementara itu, konsumen diharapkan untuk lebih memahami kebijakan block seat agar dapat membuat keputusan yang bijak sesuai dengan preferensi perjalanan mereka, serta memanfaatkan keuntungan dari program loyalitas atau layanan premium yang ditawarkan.

Di sisi lain, pemerintah dan otoritas penerbangan memainkan peran krusial dalam menciptakan regulasi yang memastikan block seat diterapkan secara adil, aman, dan tidak merugikan hak-hak konsumen. Dengan regulasi yang jelas dan pengawasan yang konsisten, otoritas dapat mendukung maskapai dalam strategi bisnis mereka sekaligus melindungi kepentingan penumpang. Melalui kerja sama antara maskapai, konsumen, dan pemerintah, kebijakan block seat diharapkan dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas industri penerbangan secara keseluruhan, menciptakan pengalaman perjalanan yang nyaman, aman, dan memuaskan bagi semua pihak.

Dr. Afen Sena, M.Si. IAP, FRAeS
Dr. Afen Sena, M.Si. IAP, FRAeS
Profesional dan akademis dengan sejarah kerja, pendidikan dan pelatihan di bidang penerbangan dan bisnis kedirgantaraan. Alumni PLP/ STPI/ PPI Curug, Doktor Manajemen Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, International Airport Professional (IAP) dari ICAO-ACI AMPAP dan Fellow Royal Aeronautical Society (FRAeS).
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.