Jumat, April 26, 2024

Wow! Game Moba dan Kelompok Ngopi

Muh Imam Rosyadi
Muh Imam Rosyadi
Penulis lepas - Tim Redaksi Visionergroup.id

Dewasa ini sering kita jumpai pemandangan yang tak biasa dari biasanya. Akrabnya mata kita dengan satu atau beberapa orang duduk dengan posisi Hp miring dengan kedua jempol sibuk asyik memencet layar.

Pada tahun lalu dan sebelumnya, beberapa kalangan digandrungkan dengan game COC atau clash of clans yang diakui memang sedikit menyita waktu karena di dalamnya ada beberapa misi yang harus diselesaikan. Kemudian muncul game Moba atau Multiplayer online arena yang merupakan genre game yang bersifat strategi yang biasa dimainkan oleh beberapa pemain dalam satu waktu.

Pada masa perkembangannya, game Moba yang dulunya maklum di komputer sekarang sudah beralih ke Hp yang berdampak pada kecanduan bagi mereka yang memang hobi. Sebut saja Mobile Legend atau Arena of Valor yang sedang banyak digemari. Mulai dari anak-anak hingga dewasa asyik dengan game-game tersebut, bahkan dalam pengamatan penulis banyak dari teman-teman mahasiswa yang hanyut dalam permainan dari sore hingga mereka sadar pagi telah datang.

“Kelompok Ngopi” yang di dalamnya terdapat rekan yang gandrung game mulai merasakan perubahan dalam obrolan dan pembahasan. Yang dulunya sering diskusi tentang politik, ekonomi, situasi kampus, dan nasional sekarang mungkin harus menunggu waktu maintenance atau pemeliharaan server agar obrolan tentang topik yang lumrah dibicarakan bisa dibicarakan lagi.

Bermain game tidaklah salah atau benar, namun kegiatan sosial secara luring juga perlu ditebalkan lagi supaya momen dalam persekawanan tetap berjalan sebagai mana seperti “Kelompok Ngopi” yang dikenal dengan gojlokan, guyonan, candaan, bahkan bermain gitar penuh dengan keseruan, apalagi “Kelompok Ngopi” Mahasiswa yang identik dengan diskusi tentang isu-isu kekinian.

Dampak Postitif Game “Moba” untuk “Kelompok Ngopi”

Untuk “Kelompok Ngopi” pecandu game “Moba”. Dari sisi pemahaman dan pengamatan penulis tentang “Kelompok Ngopi” yang tercandu secara jamaah adalah memperkuat ikatan emosional mereka, karena dalam game genre ini memang dibutuhkan kerja sama yang solid agar tercapainya kemenangan. Dengan berbagai pisuhan dan ejekan dari sesama tim maka timbullah perasaan ingin berjuang lebih keras lagi bagi mereka yang kurang pandai dalam bermain.

Di sisi lain juga adanya kata-kata semangat jika tim mendapatkan kemenangan, hal ini akan menimbulkan perasaan keberhasilan yang otomatis menambah mental pemain. Selain memperkuat ikatan emosional juga bisa menambah keterampilan berkordinasi karena dalam game ini dibutuhkan arahan yang biasanya dipimpin oleh satu orang sebagai leader. Jika tidak ada kordinasi maka permainan akan berantakan. Hal ini semoga bisa diterapkan secara baik di dalam kegiatan kepanitiaan.

Untuk “Kelompok Ngopi” yang sebagian anggotanya pecandu game “Moba”. Kelompok ini hanya perlu waktu beberapa saat untuk mendapatkan momen dalam perbincangan tentang situasi atau isu-isu yang sedang hangat. Durasi bermain game “moba” bagi mereka yang belum terlalu candu antara 30 sampai 60 menit.

Untuk teman-teman yang memiliki teman seperti ini ajaklah mereka untuk beristirahat sebentar dari gawai mereka dengan hal-hal yang positif, semisal dengan berdiskusi atau membahas apapun sesuai selera. Di sisi lain akan ada hal-hal baru yang menjadi perbincangan lebih segar lagi. Dengan kata lain dampak positif dari kelompok kedua ini adalah memiliki teman yang setia dalam menunggumu keluar dari game untuk berbincang.

Untuk “Kelompok Ngopi” yang tidak ada pecandu game “Moba”. Beruntunglah bagi mereka yang masih memiliki kesempatan untuk membahas hal-hal apapun dengan banyak waktu tanpa terdengar ucapan You have slain an enemy atau Enemy has been slain dari dalam game. Banyak hal yang bisa dishare ke sesama “Kelompok Ngopi” dalam waktu bagus ini.

Minum ngopi bersama sambil membahas hal yang bisa membuat bertambahnya pengetahuan memang tujuan utama dari adanya “Kelompok Ngopi”, terutama bagi mahasiswa yang didaulat sebagai agent of change and social control. Kekritisan mahasiswa sangat diperlukan dalam berjalannya demokrasi di kampus maupun negara. Jika tidak ada mahasiswa yang kritis maka timbul pertanyaan : Apakah sistem sudah baik dan diterima mahasiswa atau mahasiswa terimo ing pandum dengan apa yang terjadi.

Dampak Negatif Game “Moba” untuk “Kelompok Ngopi”

Untuk “Kelompok Ngopi” pecandu game “Moba”. Bermain game secara terus menerus hingga lupa waktu menimbulkan beberapa efek antara lain: lupa dengan jadwal makan bagi mereka yang memang makan rutin, lupa berolahraga secara offline yang memang harus menggerakkan seluruh tubuh dan tidak hanya menggerakkan kedua jempol sambil menunduk ke arah hp, kurangnya waktu untuk berdiskusi secara panjang waktu.

Hal ini harus dibarengi kesadaran player dalam memperhatikan kesehatan. Dalam beberapa kasus di luar negeri bahkan ada yang meninggal karena kelelahan bermain game. Jadi, bagi kalian yang sering bermain game jangan lupa untuk istirahat, minum air, dan melanjutkan aktivitas membaca buku.

Untuk “Kelompok Ngopi” yang sebagian anggotanya pecandu Game “Moba”. Kehidupan pertemanan adalah tentang beberapa orang yang berkumpul dan berinteraksi. Bisa dibayangkan jika ada 8 orang dalam “Kelompok Ngopi” dan 6 di antaranya bermain game, maka yang 2 orang tersisa seperti asing dan pastinya tidak mau mengganggu kegiatan mereka yang bermain game.

Hal ini kadang membuat 2 orang ini mencari kegiatan lain, entah itu membaca buku, menulis ulang gagasan yang didapat, namun masih menunggu waktu diskusi dengan yang lain. Di sisi lain, akan ada perasaan minder bagi mereka yang tidak bermain game saat teman-temannya yang lain membahas ­hero-hero di game yang mereka mainkan. Hingga gagasan yang didapat dari bacaan bukunya menjadi arsip rapi di buku catatan.

Untuk “Kelompok Ngopi” yang tidak ada pecandu game “Moba”. Tidak ada dampak buruk bagi mereka yang masih setia dengan halaqoh atau “Kelompok Ngopi” mereka. Banyak waktu untuk berbicara tentang masa depan atau buku-buku diskonan di akhir tahun dan bulan. Kelompok positif ketiga ini sering terdengar saling melempar argumentasi dan membuat tempat tongkrongannya menjadi hidup dan memberi rasa nyaman. Meskipun yang dipesan satu gelas kopi untuk dinikmati sampai subuh, setidaknya perasaan sebagai kelompok sosial masih terasa.

Selagi masih ada ampas kopi dan air bercampur satu dalam satu meja dengan temanmu yang membaca buku maka waktu untuk berdiskusi tetaplah ada. Dengan kata lain kamu yang sering main game tetap diharapkan untuk mengatur waktu makan, istirahat, dan membaca buku.

Begitu sayang sekali jika waktu pagi, siang, dan malammu hanya berolahraga jari dan berkomunikasi maya lewat game. Penulis sendiri mengalami hal ini seakan kehilangan beberapa teman yang dulu sering membahas tentang Soe Hok Gie, puisi Sapardi Djoko Damono, dan tokoh-tokoh lain.

Sekarang harus menunggu untuk mengatakan “aku sudah merampungkan buku Joko Pinurbo, diskusi yuk”. Setidaknya akan ada waktu bagi para penunggu teman yang tengah candu. Semoga kalian dalam bermain game dalam keadaan GGWP (Good Game Well Played) dan kalian yang setia dengan “Kelompok Ngopi” semoga dalam keadaan tetap produktif baca dan gemar olahraga.

Muh Imam Rosyadi
Muh Imam Rosyadi
Penulis lepas - Tim Redaksi Visionergroup.id
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.