Senin, April 29, 2024

Women Support Women, Support atau Repot?

Arifah Ratih Setyaningrum
Arifah Ratih Setyaningrum
Pengusaha catering | Blitar-Malang

Wanita pada umumnya dianggap memiliki fisik lemah serta lebih mengandalkan perasaan. Dari anggapan tersebut, banyak lahir paham dan pandangan yang menganggap wanita memiliki derajat yang lebih rendah dari laki-laki.

Paham-paham tersebut mendorong para wanita untuk saling mendukung satu sama lain, salah satunya melalui gerakan solidaritas “women support women”. Women support women merupakan gerakan solidaritas oleh para wanita untuk memberikan dukungan pada satu sama lain atas dasar pemikiran, perasaan, dan pengalaman yang sama. Gerakan ini bertujuan untuk mengedukasi dan memberikan dukungan pada wanita dalam upaya memerangi berbagai paham patriarki, misogini, dan seksis yang masih saja lestari hingga saat ini.

Melalui slogan women support women, banyak wanita menjadi lebih percaya diri dan mampu membela diri sendiri dengan memperjuangkan hak-haknya. Namun, apakah benar kegiatan ini dapat sangat efektif? Pada kenyataannya terkadang banyak sekali kendala yang menggagalkan aksi gerakan ini, bahkan tak jarang juga kendala tersebut datang dari kaum wanita itu sendiri. Seringkali wanita justru malah menghina sesama, bahkan menikmati hujatan keburukan yang menimpa wanita lain.

Yang seharusnya support malah membuat repot, kenapa bisa begitu ya?

Kendala-kendala yang menjadi penghalang terwujudnya keindahan women support women bersumber dari berbagai faktor, utamanya dari lingkungan dan diri wanita sendiri. Lingkungan masyarakat dimana masih kental oleh paham patriarki, misogini, dan seksis memegang peran yang sangat kuat dalam mempengaruhi mental wanita.

Dari paham-paham tersebut, wanita banyak menemui hujatan dan pembatasan dalam berkembang. Wanita dianggap tidak perlu sekolah tinggi karena tugasnya hanya akan di dapur, wanita tidak boleh berpendapat karena harus ikut keputusan lelaki, wanita itu lemah, wanita tidak bisa mengatasi berbagai hal sendiri, wanita selalu butuh bantuan laki-laki dan lain sebagainya. Stigma-stigma tersebut membuat seakan derajat wanita tidak setara dengan laki-laki, derajat wanita diaggap lebih rendah.

Tekanan akibat berbagai pandangan miring pada wanita, tak jarang juga mendorong wanita untuk berbuat demikian kepada wanita lain. Banyak kita jumpai wanita menghina sesama yang memperjuangkan pendidikan, wanita berkarir, wanita yang melakukan parenting terbaru berdasarkan ilmu ilmiah, wanita yang terampil merias diri, wanita yang melahirkan melalui operasi caesar, bahkan menghina ibu rumah tangga.

Mengapa hal ini terjadi? Bisa jadi karena terbawa arus doktrin yang menganggap bahwa derajat wanita rendah, atau karena terbiasa direndahkan sehingga ingin melampiaskan emosinya pada wanita lain juga, atau karena iri dengki melihat wanita lain yang terlihat tidak tertekan seperti dirinya sehingga timbul crab mentality.

Gagalnya women support women oleh tekanan lingkungan, tidak akan semudah itu terjadi tanpa faktor internal dari diri wanita sendiri. Wanita dengan wawasan yang kurang luas bisa jadi mudah menerima mentah-mentah doktrin tentang wanita yang tersebar luas. Dengan wawasan yang sempit wanita akan kesulitan untuk membela diri, wanita tidak mengerti apa saja yang menjadi hak dan kewajibannya, wanita tidak mengerti potensi dirinya. Tanpa wawasan yang luas wanita akan terus menjadi bulan-bulanan masyarakat, tanpa wawasan yang luas wanita tidak akan pernah bisa mengangkat derajatnya sendiri.

Selain kurangnya wawasan, pengendalian emosi yang buruk pada wanita juga menjadi faktor yang sangat mempengaruhi. Manajemen emosi yang buruk menyebabkan wanita sembarangan melampiaskan perasaannya tanpa melihat situasi, kondisi, dan kepada siapa ia menunjukkan emosinya.

Seringkali kita jumpai baik di kehidupan masyarakat maupun sosial media, wanita berkomentar buruk kepada sesama, yang ternyata komentar tersebut ia lontarkan dalam keadaan emosi. Komentar buruk akibat luapan emosi tak terkendali tersebut kemudian menyakiti perasaan wanita lain. Lalu kemana wanita yang tersakiti itu meluapkan emosinya? Bisa jadi ia akan melakukan hal yang sama dan lingkaran setan ini tidak akan pernah berhenti.

Lalu bagaimana caranya agar women support women dapat indah diwujudkan?

Kita tidak dapat berharap persepsi masyarakat terhadap wanita akan berubah begitu saja tanpa perubahan dari kaum wanita sendiri. Jika kita mengharap masyarakat dapat berubah dengan propaganda bahwa wanita layak diperlakukan setara, sama saja kita memberi janji tanpa bukti. Kita wanita perlu memberikan bukti bahwa kita layak untuk dihargai karena value yang tinggi.

Wanita adalah makhluk yang identik dengan keindahan. Keindahan sudah melekat pada diri setiap wanita sejak lahir, dan itulah yang sering kali mendominasi fokus wanita, kita wanita sering terlalu fokus dalam mempercantik diri. Kita sibuk mengkritisi bentuk mata, hidung, wajah, tubuh, warna kulit, berat badan dan masih banyak lagi yang bisa disalahkan dari tubuh kita.

Kita sering sekali lupa bahwa di luar sana banyak sekali ilmu yang bisa kita jelajahi, di luar dari tubuh kita. Kita sering sekali lupa bahwa banyak sekali potensi yang bisa kita kembangkan, di luar dari tubuh kita. Kita memang makhluk berfisik indah, tetapi kita sering lupa bahwa kita juga memiliki jiwa dan pikiran yang indah. Sayangnya kita sering lupa merawat indahnya pikiran, kita sering lupa mengembangkan wawasan, dan itulah alasan kenapa kita para wanita direndahkan. Kita dianggap mudah ditipu karena identik hanya cantik dan tidak pintar, kita identik memiliki value rendah.

Dalam mewujudkan women support women, wawasan wanita sangatlah berperan penting. Wawasan yang luas tidak hanya diperoleh melalui jenjang pendidikan, di era modern ini kita dapat memanfaatkan berbagai fasilitas teknologi penyedia informasi. Dengan wawasan yang luas, wanita dapat mengembangkan potensi dirinya. Dengan wawasan yang luas, value kita akan meningkat dan kita akan lebih dihargai.

Wanita adalah makhluk yang penuh kelembutan dan perasa. Sayangnya, dibalik kepekaan rasa tersebut kita mudah hanyut dalam emosi. Pengendalian emosi sangatlah penting untuk kesuksesan women support women. Sering kali kita jumpai wanita menghakimi satu sama lain dengan kata yang menohok. Tentu kita para wanita tidak ingin menerima komentar buruk, bukan? Maka dari itu, pengendalian emosi sangatlah penting agar kita tidak menyakiti satu sama lain. Kita perlu belajar untuk lebih sering menggunakan emosi positif untuk ditunjukkan kepada orang lain, bahwa benar atau salah apa yang dilakukan wanita lain kita tetap harus memberikan komentar dengan kata-kata yang baik.

Women support women menunjukkan kepada dunia bahwa wanita memiliki kecerdasan, kemampuan, dan kasih sayang untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih indah. Berhasil atau tidaknya gerakan ini sangat amat tergantung kepada kita kaum wanita sendiri.

Tidak masalah jika kita membuat kesalahan, yang penting kita terus berusaha memperbaiki diri untuk berkembang lebih baik dalam menaikkan value. Dalam prosesnya, mari kita saling mendukung dan saling membantu kaum kita agar persahabatan kita semakin erat sehingga cita-cita kesetaraan untuk kita kaum wanita dapat terwujud suatu hari nanti.

Arifah Ratih Setyaningrum
Arifah Ratih Setyaningrum
Pengusaha catering | Blitar-Malang
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.