Jumat, Maret 29, 2024

Waspada Demam Berdarah di Era Pandemi Covid-19

Balqis Nur Choir
Balqis Nur Choir
Saya merupakan mahasiswa tingkat 1 politeknik kesehatan kemenkes malang program studi D-3 Teknologi Bank Darah

Sejak pertama kali Covid-19 diumumkan masuk ke Indonesia kasus-kasus baru terus meningkat dari waktu kewaktu, bahkan kasus positif Corona mencapai jumlah ratusan ribu. Hingga bulan ke- delapan pandemi Covid-19 belum juga usai, meskipun pemerintah telah melakukan banyak upaya untuk menekan pertambahan pasien baru yang terpapar virus ini.

Baru-baru ini pemerintah gencar-gencarnya mempublikasikan kebiasaan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), dengan ini masyarakat dihimbau untuk selalu menerapkan kebiasaan 3M tersebut dengan harapan pandemi Covid-19 dapat segera mereda.

Bukan perkara mudah untuk mengatasi virus Corona ini, namun banyak masalah kesehatan masyarakat lain yang perlu mendapat perhatian. Seperti halnya Demam Berdarah Dengue (DBD), penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang berasal dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus ini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia sejak 1968.

Tercatat Asia menempati urutan pertama dengan jumlah penderita DBD terbanyak dari tahun ketahun. Sementara itu terhitung sejak 1968 hingga 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.

Gejala yang muncul dari deman berdarah dengue ini ditandai dengan meningkatnya suhu badan atau demam secara tiba-tiba, sakit kepala, terasa nyeri di belakang bola mata, mual dan menifestasi perdarahan seperti mimisan atau gusi berdarah serta adanya kemerahan di bagian permukaan tubuh pada penderita.

Terdapat beberapa fase yang akan dialami oleh penderita DBD secara umum, penderita akan mengalami demam selama 2-7 hari dengan fase 1-3 hari mengalami demam tinggi hingga mencapai 40⁰ C, kemudian pada hari ke 4-5 pasien mengalami masa kritis.

Fase kritis yang dimaksud adalah penderita mengalami penurunan suhu hingga 37⁰C dan merasa mampu mengerjakan aktivitas seperti sedia kala, namun jika pada fase ini penderita tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat akan terjadi penurunan trombosit secara drastis yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah (pendarahan).

Fase terakhir yaitu pada 6-7 hari suhu tubuh penderita akan naik kembali dan perlahan trombosit akan mengalami kenaikan, fase ini dapat disebut juga sebagai fase pemulihan.Hingga saat ini obat untuk membunuh virus Dengue belum ditemukan dan vaksin untuk mencegah DBD masih dalam tahap uji coba, maka cara yang dapat dilakukan sampai saat ini adalah dengan memberantas nyamuk penular (vektor).

Pemberantasan vektor ini dapat dilakukan pada saat masih berupa jentik atau nyamuk dewasa. Selain 3M untuk mencegah penularan virus Corona terdapat 3M lain guna mencegah adanya penderita DBD. 3M ini adalah menguras, menutup, dan mengubur.

  1. Menguras dilakukan dengan membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es sehingga telur-telur dari nyamuk akan mati.
  2. Menutup dilakukan dengan menutup rapat tempat penampungan air sebagai tempat berkembang biak nyamuk.
  3. Mengubur atau memanfaatkan barang bekas sehingga mengurangi potensi sebagai tempat hidup nyamuk.
Balqis Nur Choir
Balqis Nur Choir
Saya merupakan mahasiswa tingkat 1 politeknik kesehatan kemenkes malang program studi D-3 Teknologi Bank Darah
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.