Senin, Oktober 14, 2024

Upaya Normalisasi Hubungan Irak-Arab Saudi

Muhamad Munir
Muhamad Munir
Pengembara Timur Tengah

Pada 2 April 2021, kantor berita Irak, INA, menyampaikan bahwa Perdana Menteri (PM) Irak, Mustafa Al-Kadhimi telah kembali ke tanah air setelah mengakhiri kunjungannya ke Arab Saudi.

Selama kunjungannya, PM Kadhimi disambut dengan penyambutan meriah ala militer lengkap dengan pelepasan 21 peluru artileri, pengibaran bendera Irak di langit Saudi, dan pemutaran lagu kebangsaan kedua negara. Dalam acara penyambutan itu, Al-Kadhimi ditemani sejumlah pejabat dan menteri, termasuk Menteri Luar Negeri, Keuangan, Dalam Negeri, Perminyakan, Pertanian dan Perumahan. Kedatangannya disambut langsung oleh Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.

Keduanya langsung mengadakan pertemuan di Riyadh untuk membahas hubungan bilateral kedua negara. Dalam sambutannya, PM Al-Kadhimi mengatakan kunjungan tersebut bertujuan untuk mengkonsolidasikan hubungan antara kedua negara persaudaraan, dan membangun prospek kerjasama persaudaraan antara negara-negara di kawasan itu, dengan cara yang melayani rakyat, mencapai stabilitas, dan mendedikasikan nilai-nilai pembangunan dan integrasi yang dapat menyatukan kedua negara.

Hubungan Irak dan Arab Saudi sebelumnya telah retak sejak Riyadh memutuskan hubungan diplomatik dengan Baghdad pada 1990, menyusul invasi Irak periode Presiden Saddam Hussein ke Kuwait, serta kedekatan Irak baru-baru ini dengan Iran. Namun kedekatan secara personil antara PM Kadhimi dan Pangeran Muhammad Bin Salman (MBS) menjadikan hubungan kedua negara kembali mengerat, terlihat dari meriahnya sambutan Arab Saudi terhadap kunjungan PM Khadhmi, serta pembukaan kemabali perbatasan darat Arab Saudi-Irak (Arar Border) pada November 2020 untuk pertama kalinya sejak 1990.

Kunjungan PM Irak, Mustafa Al-Kadhimi ke Arab Saudi diprediksi akan meredakan tensi kemarahan Arab Saudi terhadap Irak yang dirasa semakin dekat dengan Iran, sehingga Arab Saudi akan kembli menguatkan kerja sama ekonomi, di mana telah disepakati dalam pertemuan tersebut antara Arab Saudi dan Irak akan membuka lahan investasi bersama di kawasan Irak dengan modal sekitar US$ 3 miliar dolar AS, sebagai kontribusi untuk mengembangkan perekonomian Irak yang telah hancur pasca perang. Sebelumnya  nilai investasi Arab Saudi di Irak diperkirakan meningkat menjadi 10 miliar riyal (US$ 2,67 miliar).

Selain itu, Arab Saudi dan Irak juga sepakat menjaga kerjasama energi untuk menjaga stabilitas di pasar minyak global serta melanjutkan kerja sama dalam OPEC dan dengan komitmen penuh untuk persyaratan perjanjian OPEC +.

Arab Saudi juga berkepentingan menjalin hubungan lebih dekat dengan Irak. Selama lebih dari satu dekade, Arab Saudi telah berupaya mengubah hubungannya dengan tetangga utaranya tersebut. Dalam upayanya, Arab Saudi dapat membangun oposisi vokal mereka terhadap invasi pimpinan AS tahun 2003, dan mereka memiliki banyak hal untuk ditawarkan.

Selain pinjaman senilai US$ 1 miliar dan bantuan lainnya, Arab Saudi juga akhir-akhir ini telah menghabiskan hampir US$ 500 juta untuk meningkatkan perdagangan antara kedua negara. Hal ini dlakukan oleh Arab Saudi karena Irak adalah salah satu medan pertempuran perang dingin dengan Iran dan dalam rangka mempertahankan Irak agar tidak jatuh secara utuh ke tangan Iran.

Kunjungan PM Kadhimi  ke Iran merupakan kunjungan pertamanya secara resmi ke Arab Saudi sejak dilantik menjadi Perdana Menteri Irak, di mana sebelumnya setelah pelantikan dijadwalkan mengunjungi Arab Saudi terlebih dahulu sebelum menuju ke Iran, namun perjalanannya ke Riyadh ditunda setelah Raja Salman dirawat di rumah sakit.

Kunjungan PM Kadhimi kepada kedua negara yang saling bertolak belakang tersebut diprediksi untuk menyeimbangkan hubungan mengarah kepada netraslisasi yang selama ini Irak di jadikan medan perang bagi kepentingan Arab Saudi/AS dan Iran. Kunjungan PM Kadhimi ke Arab Saudi tentunya akan meningkatkan hubungan Irak-Arab Saudi. Namun di sisi lain, akan mengurangi kepercayaan Iran terhadap pemerintahan Irak saat ini, sehingga Iran diprediksi akan memperkuat pengaruhnya di Parlemen dan milisi-milisi Irak.

Muhamad Munir
Muhamad Munir
Pengembara Timur Tengah
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.