Kamis, April 25, 2024

Trend Baru Clinical Decision-Making oleh Perawat

Lailaturohmah Kurniawati
Lailaturohmah Kurniawati
Faculty of Nursing Unair

Perawat memiliki peran sebagai ujung tombak dalam meningkatkan pelayanan kesehatan pada pasien. Dalam Lingkungan kesehatan, perawat bekerjasama dengan berbagai macam profesi kesehatan lain untuk merawat dan mengobati semua keluhan atau semua penyakit yang diderita pasien (Cooper et al., 2020).

Aspek penting yang harus dimiliki dan dipahami oleh profesi kesehatan terutama perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pasien yaitu harus memiliki kemampuan pengambilan keputusan atau Clinical Decision-Making (CDM). Dalam hal ini CDM berperan aktif untuk menentukan tindakan medis yang diambil.

Kurangnya kemampuan perawat dalam mengambil keputusan dalam situasi yang kritis tentu saja akan membahayakan pasien dan menimbulkan kerugian bagi pasien, diantaranya pasien akan terlambat untuk mendapatkan bantuan hidup, kondisi pasien akan semakin memburuk dan akibat yang paling fatal adalah kematian (Potter et al., 2009).

Pengambilan keputusan klinis adalah suatu proses yang meliputi diagnosis klinis, penilaian dan keputusan tentang apa yang harus dilakukan (Ellis, 2017). Proses pengambilan keputusan dalam praktik klinik keperawatan dipahami sebagai serangkaian keputusan yang dibuat oleh perawat dalam interaksinya dengan pasien mengenai jenis pengamatan yang akan dilakukan dalam situasi yang dialami klien (pengkajian keperawatan), perumusan diagnose keperawatan, rencana tindakan keperawatan yang harus diambil, tindakan keperawatan yang akan diambil serta evaluasi (Abdelhadi et al., 2020).

Nigro (dalam Ridho, 2003) mengemukakan bahwa A-qarar (decision) atau keputusan ialah pilihan sadar dan teliti terhadap suatu alternatif yang memungkinkan dalam suatu posisi tertentu untuk merealisasikan tujuan yang diharapkan.

Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan: 1. Dalam proses pengambilan keputusantidak terjadi secara kebtulan, 2. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono, tetapi harus berdassarkan pada sistematika tertentu: Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil, Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia, Falsafah yang dianut organisasi, Situasi lingkunganinternal dan eksternal yang akan memengaruhi administrasi dan manajemen di dalam organisasi, 3. Masalah harus diketahui dengan jelas, 4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis, 5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah dianalisis secara matang (Grosjean et al., 2021).

Menurut studi penelitian terbaru pengaplikasian pengambilan keputusan klinis perawat memiliki berbagai macam inovasi dan variasi baru. 2 Contoh yaitu : Pengambilan keputusan dengan Outcome Prioritization Tool (OPT), Pengambilan Keputusan dengan Virtual Asynchronous Debriefing Method after a Virtual Simulation Game.Outcome Prioritization Tool (OPT) adalah instrumen dengan empat skala analog visual, masing-masing mewakili hasil kesehatan universal (Stegmann et al., 2019).

Perawat mengundang pasien untuk penilaian dan memprioritaskan hasil yang berbeda. Setiap hasil dapat dinilai 0–100, dengan skor yang lebih tinggi berarti lebih tinggi prioritas yg akan dirawat tersebut. Dua hasil tidak dapat dinilai sama. OPT dapat membantu, tetapi tidak menggantikan diskusi secara langsung antara perawat dan pasien.

OPT adalah instrumen yang menjanjikan untuk mengambil keputusan klinis pengobatan pasien terutama pasien yang lebih tua. Alat dapat digunakan dalam pengaturan yang berbeda di perawatan primer dan sekunder. Virtual Game Simulasi (VSG) dalam dunia keperawatan memiliki kelebihan sebagai strategi pendidikan untuk mempersiapkan siswa untuk pengalaman simulasi tatap muka dengan ketelitian tinggi scenario untuk mengurangi beberapa tantangan sumber daya dengan simulasi tatap muka kesempatan belajar (Atthill et al., 2021).

VSG dikombinasikan dengan tanya jawab yang dipimpin instruktur telah diidentifikasi untuk membantu siswa menyiapkan pengetahuannya dan pengertian untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka untuk terlibat dalam pengambilan keputusan klinis (Cobbett & Snelgrove-Clarke, 2016). Debriefing dengan virtual game simulasi diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dan mengurangi kecemasan untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan klinis.

Asinkron virtual mengakibatkan kepercayaan diri meningkat dan mengurangi kecemasan dalam proses pengambilan keputusan klinis. Debrief asinkron diaksesoleh siswa melalui perangkat lunak manajemen pembelajaran mereka dan mengharuskan siswa untuk menanggapi serangkaian kelompok postingan diskusi terkait VSG (Atthill et al., 2021).

Pemandu bertanggung jawab untuk memposting pertanyaan diskusi awal dan menanggapi posting siswa selama asinkron tanya jawab. Ini mengharuskan mereka untuk menghabiskan sekitar 1 hingga 2 jam waktu setiap minggu untuk fokus ke pembelajaran forum diskusi. Pembekalan untuk kedua kelompok adalah terstruktur untuk menyelaraskan dengan model 3D untuk pembekalan (INACSL, 2016; Zigmont, Kappus, & Sudikoff, 2011). Tujuan utama dalam pengambilan keputusan klinis melalui Virtual Asynchronous Debriefing Method after a Virtual Simulation Game adalah memudahkan mencapai kepercayaan diri dan mengurangi kecemasan dalam pengambilan keputusan dibandingkan dengan model tradisional yang masih menggunakan diskusi tatap muka biasa/face to face.

Pengaplikasian terkini pada upaya pengambilan keputusan klinis sudah banyak sekali inovasi nya. Mulai dari instrument terbaharukan seperti OPT dan VSG. Sekarang tugas kita sebagai generasi perawat milenial untuk senantiasa menjunjung tinggi kiblat pengetahuan dan selalu mengembangkan ilmu-ilmu yang ada.

Berdasarkan penelurusan literatur yang telah dilakukan maka didapatkan bahwa mengaupdate ilmu canggih dan berpikir kritis sangatlah penting dalam proses pengambilan keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Pengambilan keputusan adalah suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengankepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan.

Para perawat mengambil keputusan menggunakan metode pengambilan keputusan yang berdasarkan pada empat hal yaitu; (1) berdasar pengalaman, (2) berdasarkan standar/prosedur tetap yang sudah ada/aplikasi terkini, (3) berdasarkan pendidikan/teori yang dimiliki, dan (4) berdasarkan pertimbangan orang yang lebih ahli.

Reference 

Abdelhadi, N., Drach-Zahavy, A., & Srulovici, E. (2020). The nurse’s experience of decision-making processes in missed nursing care: A qualitative study. Journal of Advanced Nursing, September 2019, 1–10. https://doi.org/10.1111/jan.14387Atthill, S., Witmer, D., Luctkar-Flude, M., & Tyerman, J. (2021). Exploring the Impact of a Virtual Asynchronous Debriefing Method after a Virtual Simulation Game to Support Clinical Decision-Making. Clinical Simulation in Nursing, 50, 10–18. https://doi.org/10.1016/j.ecns.2020.06.008Cooper, A. L., Brown, J. A., Rees, C. S., & Leslie, G. D. (2020). Nurse resilience: A concept analysis. International Journal of Mental Health Nursing, 29(4), 553–575.

Lailaturohmah Kurniawati
Lailaturohmah Kurniawati
Faculty of Nursing Unair
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.