Minggu, Mei 5, 2024

Tradisi Nyabis (Sowan) Nelayan Pulau Gili Ketapang

Hadi Cahyono.
Hadi Cahyono.
Nama Hadi Cahyono tempat tanggal lahir probolinggo 07 juli 2001

Tadisi nyabis, yakni kegiatan mengunjungi ulama yang dilakukan oleh nelayan tangkap di Pulau Gili Ketapang Kec. Sumberasih Kab. Probolinggo. Nelayan tangkap melakukan nyabis untuk keperluan-keperluan yang berkaitan dengan aktivitas kenelayanannya seperti Ingin Memperoleh keselamatan dan memperoleh rezeki.

Berdasarkan temuan di lapangan menunjukkan bahwa nyabis yang ada di kalangan nelayan Pulau Gili Ketapang adalah hasil konstruksi sosial melalui proses obyektivasi, dimana terjadi pelembagaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan nyabis. Munculnya kesadaran mengenai sosok ulama, perahu, dan laut yang kemudian memunculkan tindakan nyabis yang termanifestasi ke dalam berbagai kegiatan selametan, dan memasangi jimat yang dapat di tipifikasikan oleh nelayan lainnya.

Nelayan Pulau Gili Ketapang

Kegiatan nelayan adalah kegiatan yang berisiko tinggi, ancaman-ancaman berupa angin kencang dan ombak besar yang sewaktu-waktu dapat mengancam keselamatan jiwa nelayan serta pertaruhan dan pencarian keuntungan yang sifatnya spekulatif tidak selalu dapat diprediksikan dengan baik oleh nelayan.

Oleh karenanya di dalam setiap melakukan aktivitas melautnya dua hal utama yang menjadi harapan nelayan yakni perolehan rezeki dan keselamatan jiwa. Perolehan rezeki dimaksudkan dengan perolehan hasil tangkapan ikan yang memuaskan para ABK sedangkan keselamatan jiwa dimaksudkan seluruh ABK kembali ke darat dengan kondisi selamat.

Nyabis dapat diartikan sebagai tindakan mendatangi kyai dengan maksud tertentu yang biasanya disertai pemberian kembang, kemenyan, sesajen, dan lain sebagainya yang sudah diberi bacaan-bacaan khusus oleh sang kyai yang dapat digunakan sesuai tujuannya.

Tindakan nyabis sendiri lebih banyak dijumpai di wilayah selat Madura yang sebagian besar penduduknya penganut agama Islam NU (Nahdlatul Ulama) yang beraliran ASWAJA (Ahlul Sunnah Wal Jamaah) yaitu paham agama Islam sebagai pengikut sunnah nabi, yang notabene masyarakatnya memiliki ketaatan terhadap kyai maupun ulama. Bagi masyarakat Madura nyabis ditujukan untuk mencari barokah ulama melalui doa-doanya, dengan harapan apa yang diharapkan dapat terkabul.

Nelayan yang ada di Pulau Gili Ketapang juga melakukan nyabis sebagai upaya dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan aktivitas kenelayanannya. Misalnya ketika nelayan selama sebulan bekerja tidak mendapatkan ikan maka timbul persepsi bahwa perahunya sedang diguna-guna atau santet oleh orang lain yang dianggap benci kepadanya. Pada saat terjadi kejadian semacam itu maka nelayan akan melakukan nyabis dengan tujuan terhindarkan dari guna-guna sehingga perahunya bisa memperoleh ikan.

Pemilik perahu dan juragan adalah orang yang paling sering melakukan nyabis yang berkaitan dengan aktivitas kenelayanannya karena pemilik perahu dan juragan merupakan orang yang paling bertanggung jawab atas keselamatan perahu. Sedangkan anak buah kapal jarang sekali melakukan nyabis untuk aktivitas kenelayanannya, dia hanya melakukan nyabis untuk persoalan pribadinya.

Tindakan nyabis yang dilakukan oleh kalangan nelayan Pulau Gili terkait dengan persoalan-persoalan kenelayanannya seperti yang dijelaskan di atas, berpijak pada pengetahuan yang dimiliki nelayan, dimana pengetahuan tersebut secara terus-menerus terbentuk melalui proses konstruksi yang berjalan di kalangan nelayan.

Konstruksi pengetahuan berproses secara dialektik antara proses obyektivasi, proses internalisasi, dan proses eksternalisasi yang ada pada suatu masyarakat. Dimana manusia adalah pencipta kenyataan sosial yang obyektif melalui proses eksternalisasi, lalu kenyataan obyektif tersebut kembali mempengaruhi manusia melalui internalisasi.

Kembali kepada tradisi nyabis yang ada pada nelayan Pulau Gili Ketapang menjadi menarik untuk diteliti:

  • Kondisi keberagaman suku masyarakat nelayan Pulau Gili Ketapang, yakni ada suku Madura Dan Jawa.
  • Tindakan nyabis yang dilakukan oleh nelayan tidak hanya dilakukan secara individu atau perorangan melainkan juga dengan membentuk kelompok-kelompok yang dilakukan oleh para istri nelayan.

Nyabis sebagai kebiasaan nelayan 

Tradisi nyabis ini tidak hanya dilakukan oleh para Nelayan pulau Gili melainkan hampir semua masyarakat pulau Gili yang melakukan tradisi tersebut, nyabis dilakukan dengan berkunjung ke kyai yang dipercaya dan diyakini sebagai guru spiritual.

Nyabis juga dilakukan oleh masyarakat dan para nelayan Pulau Gili sebagai proses agar mendapatkan Barokah yaitu dengan doa dari para kyai yang diyakini oleh masyarakat setempat, karena anggapan luas masyarakat pulau Gili dengan adanya Barokah ini, semua kegiatan mulai dari penangkapan ikan, perdagangan dan semua permasalahan bisa lebih mudah dan lancar.

Pelaksanaan nyabis umumnya dilakukan pada hari jum’at, karena menurut asumsi beberapa informan bahwa pada hari jum’at, adalah hari libur Didalam pondok pesantren dan kyai akan bisa ditemui Karena tidak mengajar santrinya. Hari jum’at dipilih karena pada Umumnya Hari jum’at ini para nelayan dipulau Gili Ketapang tidak melakukan aktivitas penangkapan ikan atau melaut dan kapal akan dibenahi dan dicat dengan kapur dibagian lambung kapalnya.

Nelayan melakukan nyabis tidak melulu untuk keperluan kenelayanannya namun juga untuk keperluan yang lain. Misalnya ketika mau melangsungkan pernikahan, untuk menentukan tanggal pernikahan para orang tua hendak melakukan nyabis terlebih dahulu. Ada juga ketika terdapat anggota keluarga yang sakit dan terkena guna-guna, maka keluarga tersebut juga akan melakukan nyabis.

Umumnya para nelayan pergi ke kyai dengan maksud agar perolehan rezekinya (ikan) dilancarkan dan dilimpahkan. Nelayan akan datang ke seorang kyai yang diyakini dapat memberikan apa yang diharapkan oleh para nelayan. Waktu dilakukannya nyabis setiap orang berbeda-beda tergantung kebutuhannya masing-masing.

Selama sebulan masa kerja para nelayan melakukan nyabis 1-3 kali tergantung kondisi perikanan di Pulau Gili, dengan artian jika musim ikan melimpah dan perahu yang dimiliki tidak pernah atau sedikit mendapatkan ikan maka intensitas nyabis nya akan lebih sering dibanding biasanya. Para nelayan umumnya melakukan nyabis pada saat libur kerja seperti hari Jumat atau saat tera’an, ada juga yang dilakukan di luar waktu tersebut.

Kesimpulan

Nyabis yang dilakukan oleh nelayan jika berdasarkan pada teori konstruksi sosial merupakan hasil dari eksternalisasi, obyektivasi, dan internalisasi yang dibangun oleh nelayan atas objek-objek yang melingkupinya.

Objek-objek yang melingkupinya bisa berupa pengalaman-pengalaman subyektifnya atau pengalaman bersamanya, institusi sosial yang sudah ada, nilai-nilai Agama dan budaya yang berlaku, interaksi yang dilakukan antar nelayan, dan lain sebagainya.

Nyabis yang ada di kalangan masyarakat nelayan merupakan tradisi atau kebiasaan yang sudah lama ada. Tindakan mendatangi ulama dilakukan terkait hal-hal yang berhubungan dengan profesi mereka sebagai nelayan. Nyabis ditujukan untuk mencari Barokah ulama yang diasosiasikan dengan keselamatan dan kelancaran rezeki saat melaut.

Nelayan yang mengalami obyektivasi terhadap hal² yang ada disekitarnya, selanjutnya akn mengalami proses internalisasi. Proses internalisasi yang dialami oleh nelayan terjadi di 2 wilayah.

Pertama, internalisasi berlangsung di tempat tinggal nelayan. Keluarga dan tetangga sangat berperan pada wilayah ini. Kedua, internalisasi berlangsung di wilayah tempat kerja nelayan. Elit-elit nelayan seperti Pemilik perahu atau juragan menjadi aktor dalam wilayah ini. Setelah mengalami internalisasi, muncul pemaknaan yang dilakukan oleh nelayan terhadap tradisi nyabis.

Hadi Cahyono.
Hadi Cahyono.
Nama Hadi Cahyono tempat tanggal lahir probolinggo 07 juli 2001
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.