Dunia sedang dalam perubahan, perubahan yang sangat cepat. Kitda sedang keluar dari periode pertumbuhan luar biasa dan relatif stabil, di mana setelah perang paling merusak dalam sejarah umat manusia. Amerika Serikat kembali berkuasa sebagai pemimpin global.
Amerika Serikat menciptakan struktur baru seperti NATO dan Organisasi Perdagangan Dunia. Mereka menetapkan peraturan, peraturang tentang perdagangan, ekonomi dan keadilan. Peraturan itu semua didasarkan pada nilai-nilai filosofis Barat yang kini diproyeksikan ke seluruh dunia oleh sebuah negara dengan jumlah aliansi dan perangkat keras militer yang luar biasa.
Pada suatu waktu, Uni Soviet kerajaan besar lainnya menantang tatanan tersebut, beroperasi dengan seperangkat aturan yang berbeda, serangkaian nilai dan filosofi yang berbeda, berdagang dengan blok mereka sendiri dan bekerja dengan aliansi mereka sendiri. tapi itu tidak bisa bertahan lama. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 90-an menjadikan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya yang kaya sebagai penentu peraturan pemegang kekuasaan.
Amerika melipagandakan kekuatan dan sistem nilai-nilai liberal, demokrasi dan perdagangan bebas mereka menyebar dan diperkuat ke seluruh dunia. Namun ketika anda adalah pemimpin global, orang yang menetapkan semua aturan, anda harus memutuskan kapan anda akan mengikuti aturan anda sendiri dan kapan tidak.
Amerika sebagai negara adidaya global telah berubah menjadi polisi global. Selama 75 tahun terakhir ini, Amerika Serikat diketahui telah melanggar nilai-nilai, norma-norma dan cita-cita yang menjadi landasan sistem global mereka, tunduk pada diktator yang kuat, menyingkirkan pemerintahan yang dipilih secara diplomatis, memicu perang regional dan secara umum berusahan untuk membasmi negara-negara lain. Komunisme di seluruh dunia dan siapapun yang tidak ingin mengikuti aturan Amerika akan dianggap sebagai orang buangan gila yang membutuhkan perubahan rezim.
namun, meskipun AS telah memainkan permainan ganda, sistem ini telah menjadi bagian dari periode paling damai dalam sejarah umat manusia. Kerajaan-kerajaan besar tidak saling berperang seperti dulu. Alasan utamanya adalah karena mereka memahami bahwa sejalan dengan sistem yang dipimpin Amerika merupakan peluang bagi pertumbuhna ekonomi. hal ini jauh lebih menguntungkan ketimbang sebuah perang.
sistem yang dipimpin Amerika berarti stabilitas dan jumlah perdagangan yang luar bisas yang mengarah pada pengurangan kemiskinan global secara dramatis. tapi era ini akan segera berakhir.
Berkat kepemimpinan AS, Tiongkok, yang sampai saat ini merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di muka bumi, telah berkembang menjadi negara dengan perekonomian terbesar kedua dan negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia berdasarkan kekuatan aktif. lebih jauh daripada itu, Tiongkok memandang AS sebagai polisi yang tidak adil dalam tatanan global, hanya berpegang pada peraturan yang menguntungkan mereka dan proyeksi nilai-nilai serta filosofi dari barat kepada para pemimpin di Tiongkok, ini sangat mirip dengan zaman modern versi kolonialisme.
Mereka meilihat kekaisaran Amerika yang munafik ini mabuk oleh kekuasaan yang mereka miliki sejak tahun 1945. Amerka semakin difensif karena negara ini sedang mengalami kemunduran kareka politiknya yang rusak, masyarakatnya mengalami ketimpangan ekonomi yang jauh berbeda, dan rasa puas diri terhadap posisi mereka di puncak.
Melihat hal itu, Tiongkok membuat sistem persaingan, pada bulan maret 2023, Pimpinan Tiongkok Xi Jinping mengumumkan inisiatif Peradaban Global yang ia nyatakan bahwa negara-negara harus mengutip,”Jangan memaksakan nilai-nilai teladan mereka kepada negara lain dan jangan memicu konfrontasi ideologis.”
jadi alih-alih melakukan kolonialisasi seperti Amerika yang memaksakan hak asasi manusia dan demokrasi di seluruh dunia, sistem Tiongkok akan lebih bersifat transaksional, menyingkap tabir dari apa yang dia pandang sebagai tatanan berbasis aturan yang pada dasarnya dibangun untuk menguntungkan satu kelompok.
Sistem Tiongkok akan dibangun berdasarkan kepentingan bersama, kesepakatan yang menguntungkan, dan aliansi oportunistik. tidak mengedepakan nilai-nilai filosofis. tidak seperti dekade yang lalu, Tiongkok kini memiliki kekuatan militer dan dana untuk mewujudkan hal tersebut, dengan mengabaikan aturan-aturan negara adidaya global dan membuat aturan mereka sendiri, untuk terlibat dengan dunia dengan cara yang berbeda untuk mengajak kepentingan Tiongkok di luar sistem.
Sekarang anda melihat persaingan antara dua kekuatan besar yang telah terjalin secara ekonomi selama 50 tahun terakhir. Sekarang mereka perlahan-lahan melepaskan diri di seluruh dunia. Tiongkok menanam benih untuk sistem baru, menggunakan uang yang didukung negara untuk berinvestasi dalam proyek infrastruktur di seluruh dunia. Hal ini membuat Tiongkok hadir di banyak negara baru, sehingga mengikat negara-negara tersebut dengan utang Tiongkok, yang sering kali menghasilkan leverage di masa depan.
Pada bulan Maret 2023, Tiongkok mengirim diplomat ke Timur Tengah dalam upaya pertama untuk menegahi kesepakatan damai antara Arab Saudi dan Iran, dua rival sengit ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh AS, hal ini juga sekaligus menjelaskan berkurangnya pengaruh AS di kawasan ini. Namun hal ini belum cukup, pada faktanya AS masih tetap berada di posisi puncak karena AS mengedalikan sistem ekonomi dan keuangan tempat dunia beroperasi.
Tiongkok juga menentang hal ini, bekerja sama dengan Brazil, Rusia, India dan Afrika Selatan atau negara-negara BRICS, untuk mengembangkan blok ekonomi alternatif. Negara-negara tersebut merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi besar dan akan menjadi lebih penting dalam beberapa dekade mendatang.
Sejak tahun 2009, negara-negara BRICS telah meningkatkan kerja sama mereka, bertemu setiap tahun, membentuk bank pembangunan baru untuk berinvestasi di negara mereka dan mengoordinasikan berbagai kebijakan. Negara-negara BRICS menjadi pesaing potensial bagi negara-negara G7, yang mewakili tatanan yang dipimpin AS, Negara-negara BRICS bahkan sedang mendiskusikan pembuatan mata uang mereka sendiri yang dapat digunakan oleh lima negara berkembang tersebut.
Mereka menciptakan perekonomian sekunder di dunia yang sepenuhnya independen dari AS. kita tidak perlu membicarakan tentang sanksi dalam lima tathun karena akan ada begitu banyak negara bertransaksi dalam mata uang selain dolar sehingga kita tidak dapat memberikan sanksi kepada mereka.
Hal ini akan menjadi tantangan besar terhadap dolar AS yang saat ini menjadi standar perdagangan internasional dan alasan utama mengapa setiap negara harus bersikap baik terhadap AS. Invasi Rusia ke Ukraina merupakan sebuah pukula balik besar terhadap keamanan dan tatanan ekonomi negara-negara barat dan hal ini menunjukkan kepada kita negara mana yang akan terjemurus ke dalam perpecahan tersebut.
Kita bisa melihat bahwa sebagian besar negara tidak memihak dalam hal ini. Mereka tidak mimihak Rusia dan Tiongkok atau blok barat. Kita bisa menyebut negara-negara ini sebagai negara-negara non-blok, negara-negara yang belum mengambil keputusan, negara-negara yang ingin dipengaruhi oleh Tiongkok dan Amerika Serikat dalam sistem mereka di tahun-tahun mendatang. Mari kita soroti.