Kamis, Oktober 10, 2024

Suporter Indonesia dan Malaysia, Tolong Berdamailah!

Aditya Mahyudi
Aditya Mahyudi
Penulis Lepas di berbagai Media dan Alumni Unikom.

Pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 sekaligus Piala Asia 2023 masih menyisakan kisah tragis. Kali ini bukan membahas seputar blunder ala Yanto Basna ataupun Kekalahan Indonesia atas Malaysia selama 2 periode berturut-turut.

Permasalahan utama sesungguhnya terletak pada ulah oknum suporter Malaysia yang tak sengaja melemparkan flare ke arah penonton Indonesia. Pada awalnya tindakan ini adalah hal sepele namun dikarenakan salah satu Suporter Indonesia mengalami luka berat maka terjadilah perang yang tak terhindarkan yaitu tawuran antar suporter.

Saking tidak mau kalah, suporter Indonesia yang awalnya ingin menonton pertandingan dengan damai mulai terpancing emosi yaitu melancarkan serangan balasan pada suporter Malaysia sebagai tanda solidaritas.

Di sisi lain, oknum suporter Malaysia justru malah mengajak penonton lain untuk ikut tawuran bersama-sama demi menjaga kehormatan Harimau Malaya. Akibatnya, suasana pertandingan yang diharapkan berjalan sportif malah berujung menjadi ajang balas dendam sehingga menyaksikan pertandingan saja seperti melihat tinju.

Kerugian ini bukan hanya mencoreng sepak bola kedua negara saja melainkan berimbas pada hubungan Indonesia dan Malaysia yang malah semakin memburuk hanya gara-gara ulah kedua suporter yang sudah kelewat batas.

Padahal perbuatan yang mereka lakukan baik suporter Indonesia maupun Malaysia nyatanya malah mencederai nilai-nilai sportivitas olahraga. Bukan hanya itu, mereka terancam sanksi FIFA apabila tidak berakhir damai. Para hadirin sekalian, jangan ditiru perbuatan mereka ya soalnya nanti malah berujung kurungan penjara!

Tidak hanya terjadi di dalam lapangan, kejadian di luar lapangan pun tidak kalah hebohnya. Kasus perampokan di Bukit Bintang Kuala Lumpur adalah bukti kuat bahwa kekerasan bisa terjadi dimana saja.

Salah suporter Indonesia yang bernama Fuad Naji mengaku pernah menjadi korban intimidasi oleh suporter Malaysia. Akibatnya barang-barang penting seperti Dompet dan Passport pun mulai dijarah oleh mereka dengan paksa. Hasilnya adalah dia kesulitan dalam mencari jalan pulang dan mulai hidup terlunta-lunta.

Belajar dari kasus tersebut, suporter itu semestinya diperlakukan seperti sahabat dan bukannya dianggap sebagai musuh apalagi pelaku kriminal. Kalau begini caranya sampai kapan permusuhan mereka benar-benar berakhir?

Berbicara tentang sejarah, peristiwa perseteruan Suporter antara Indonesia dan Malaysia ternyata sudah berlangsung dari era Bung Karno. Teriakan seperti Ganyang Malaysia hingga Garuda di Dadaku selalu digaungkan oleh suporter demi memanaskan atmosfer pertandingan Indonesia melawan Malaysia. Alih-alih menontonnya lewat televisi, Saat itu belum lengkap rasanya jika tidak menonton pertandingan antara Indonesia dan Malaysia secara langsung di stadion.

Kesamaan budaya, bahasa, dan menjadi alasan kuat mengapa kita pantang untuk melewatkannya sekalipun. Rahasianya adalah pertandingan tersebut sangatlah sarat akan gengsi dan menontonnya seakan tidak ada bosannya sampai kapanpun.

Sebagai perwakilan Asia Tenggara, mereka diharapkan bisa bermain di Piala Dunia dan syukur-syukur bisa meraih gelar juara walaupun langkah mereka terbilang sulit. Harapannya mereka bisa menaklukan tim-tim kelas dunia agar mampu mencetak sejarah di persepakbolaan dunia.

Kalau pertandingan Indonesia melawan Malaysia dulu berjalan indah dan aman tenteram. Sekarang yang ada justru malah berjalan sebaliknya. Masih ingatkah anda pada momen Final AFF 2010 dimana pertandingan tersebut disinyalir pernah disebut sebagai pengaturan skor?

Semua bermula dari pemain Indonesia yang dituduh bermain tidak seperti biasanya. Performa mereka justru tidak seperti bermain di penyisihan grup bahkan mereka malah tampil loyo saat menjamu Malaysia di Bukit Jalil.

Secara teori, ada yang bilang permainan Indonesia menurun karena kehadiran laser oleh Suporter Timnas Malaysia yang mengenai mata Markus saat tendangan bebas. Sebagian lagi ada yang menyebut kehadiran pejabat PSSI di ruang ganti pemain disebut-sebut sebagai penyebab Indonesia meraih kekalahan telak.

Dari berbagai fakta yang ada, tidak ada satupun bukti yang sama sekali valid bahkan AFC saja hanya mengetahui insiden laser saja ketimbang mengusut kasus sampai tuntas. Salah satu acara televisi swasta yaitu Mata Najwa pernah menginvestigasi kasus tersebut.

Dimulai dari Pemain hingga Ofisial semua ditanyakan satu persatu mengenai kejadian sesungguhnya di AFF 2010. Namun takdir berkata lain yaitu pelakunya belum ditemukan dan tidak ada yang mengakui kejadian tersebut secara terang-terangan alias hasilnya nihil. Jadi, isu pengaturan skor pada Final AFF 2010 masih menjadi misteri hingga kini.

Perseteruan suporter antara Indonesia dan Malaysia itu sebenarnya adalah hal yang biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan. Mau hasilnya berakhir kalah, imbang, ataupun menang, menonton pertandingan itu seharusnya dilakukan dengan adil dan jangan sampai ada korban yang berjatuhan.

Andaikan ada salah satu suporter baik Indonesia maupun Malaysia yang terluka, bantulah mereka dengan menolongnya ke rumah sakit tanpa pamrih. Selain itu, perlakukan mereka layaknya sahabat yang dimulai dari bergandengan tangan dengan percaya diri demi menjaga persahabatan untuk selamanya.

Apapun yang terjadi, semangat fairplay tidak harus lewat slogan melainkan harus dijunjung tinggi dan diterapkan dimana saja. Kepada suporter Indonesia dan Malaysia, kalian bisa menonton pertandingan bersama-sama biar lebih akur tanpa adanya perbedaan dan kalian harus selalu utamakan semangat persatuan dengan indah dan damai. Ingatlah, Indonesia dan Malaysia itu adalah negara serumpun dan harus mendukung satu sama lain.

Jangan sampai ada permusuhan di antara mereka walau dalam hal sekecil apapun.

Salam perdamaian Indonesia Malaysia!

Aditya Mahyudi
Aditya Mahyudi
Penulis Lepas di berbagai Media dan Alumni Unikom.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.