Jumat, April 26, 2024

Siap Bela Negara Anak Usia Dini

Risma Wiharyanti
Risma Wiharyanti
Dosen FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Peserta Latsar CPNS LAN RI Gelombang V Angkatan 7 Kelompok 4

Umumnya ketika mendengar kata Bela Negarapikiran kita tertuju pada baku hantam di medan perang, penjaga perbatasan negara di ujung negeri, atau bahkan wilayah-wilayah yang hingga saat ini masih rentan akan konflik. Padahal bela negara bisa kita pahami dengan lebih sederhana, sehingga nilai-nilainya dapat diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti menjaga kesehatan jiwa dan mental kita sebagai warga negara.

Bela Negara tentunya perlu dilakukan oleh seluruh warga negara, tidak terkecuali para anak usia dini. Lantas bagaimana cara mempersiapkan para balita untuk menjadi pribadi yang memiliki kemampuan awal bela negara. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang optimal agar kelak menjadi generasi penerus bangsa dengan kesehatan fisik yang baik.

Mempersiapkan generasi penerus bangsa yang sehat tidak kalah penting dari mempersiapkan generasi muda yang cerdas. Sehingga orang tua diharapkan memiliki kesadaran bahwa bukan hanya pendidikan yang perlu mendapat perhatian khusus, tetapi menjaga kesehatan anak sejak usia dini pun perlu diprioritaskan.

Salah satu langkah menjaga kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit adalah melalui vaksinasi atau imunisasi. Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan tubuh dengan cara memasukkan senyawa yang mampu memicu terbentuknya zat anti terhadap suatu penyakit tertentu.

Vaksin mengurangi risiko seseorang terjangkit penyakit dengan membangun pertahan alami yang ada dalam tubuh manusia. Menurut WHO, imunisasi sukses menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahunnya. Dari segi biayapun vaksinasi diakui sebagai intervensi kesehatan yang efisien.

Sayangnya, masih terdapat anak-anak yang belum tersentuh vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap, sehingga mereka rentan terjangkit penyakit yang serius. Lebih luas lagi, WHO menyatakan bahwa vaksinasi bukan hanya mencegah penderitaan dan kematian akibat penyakit menular seperti polio, tuberkulosis, diare, infeksi paru-paru, dan batuk rejan, tetapi vaksinasi mampu membantu prioritas nasional seperti pendidikan dan pembangunan ekonomi.

Vaksinasi untuk Anak Usia Dini

Rangkaian vaksinasi yang perlu diberikan pada bayi berusia 0 hingga 6 bulan yaitu vaksin hepatitis B, polio, BCG untuk mencegah penyakit tuberculosis, DTP (Difteri, Pertusis, Tetanus), dan Hib (Haemophilus influenzae type b). Beberapa penyakit tersebut telah menjadi perhatian dunia, diantaranya dengan dicanangkannya program Global Polio Eradication Initiative (GPEI) atau Eradikasi Polio oleh WHO.

Hal itu masih menjadi tantangan karena hampir 33 tahun sejak dicanangkan, program GPEI belum berhasil mencapai tujuan akhir tersebut, walaupun telah berhasil menurunkan jumlah kasus polio >99,9%. Selain upaya eradikasi polio, program lain yang merupakan komitmen global adalah Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) yaitu dengan pemberian vaksinasi tetanus pada ibu hamil sehingga mencegah kematian pada bayi baru lahir.

Pada bayi berusia 6 bulan hingga 1 tahun dilakukan pemberian imunisasi dengan vaksin pneumokokus, rotavirus, serta MMR (Measles, Mumps, dan Rubella). Vaksin Pneumokokus (PCV) diberikan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, yang dapat menyebabkan radang paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis) dan bakteremia.

Sementara vaksin rotavirus diberikan untuk mencegah penyakit peradangan pada saluran pencernaan. Rotavirus merupakan virus yang dapat menyebabkan diare hingga tubuh mengalami dehidrasi. Pemberian vaksin MMR bertujuan untuk mencegah penyakit campak, gondongan, dan rubela. Eliminasi campak serta pengendalian rubela/ Congenital Rubella Syndrome (CRS) juga menjadi target global pada tahun 2020.

Selanjutnya pada usia 1 hingga 2 tahun, anak perlu mendapatkan vaksin varisela dan hepatitis A. Vaksin varisela hanya mampu menurunkan tingkat keparahan gejala penyakit cacar air, karena risiko terkena komplikasi cacar air akan lebih tinggi pada anak yang tidak diimunisasi. Sementara itu, vaksin hepatitis A diberikan untuk mencegah infeksi Virus Hepatitis A yang rentan terjadi pada anak usia 2 tahun.  Pada usia ini, umumnya anak menerima vaksin booster untuk meningkatkan efektivitas kinerja imunsasi dari vaksin yang sebelumnya sudah diberikan.

Vaksinasi Wajib dan Tambahan

Dari beberapa jenis vaksin yang sudah dipaparkan, sayangnya hanya enam vaksin yang dapat dinikmati oleh masyarakat secara cuma-cuma. Keenam vaksin tersebut adalah vaksin polio, DTP, hepatitis B, campak dan HiB. Sementara untuk vaksin lainnya seperti rotavirus, PCV, varisela dan typhoid masyarakat masih harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, karena jenis imunisasi tambahan ini tidak ditanggung atau disubsidi oleh pemerintah seperti halnya imunisasi dasar lengkap. Imunisasi tambahan merupakan imunisasi di luar imunisasi dasar yang diwajibkan oleh pemerintah melalui Kementrian Kesehatan.

Hal ini sebenarnya cukup disayangkan karena layanan imunisasi tambahan baru dapat dijangkau oleh sebagian masyarakat tertentu. Padahal, jika dikaitkan dengan bela negara, setiap individu seyogyanya memiliki kesiapan bela negara yang baik, sehingga diharapkan setiap anak pun mampu menjangkau layanan kesehatan yang optimal. Harapannya, dengan terus dilakukan peningkatan di bidang kesehatan anak dan ekonomi negara, seluruh jenis imunisasi dapat diakses oleh seluruh masyarakat yang membutuhkan dengan mudah dan murah.

Berbicara tentang vaksinasi atau imunisasi anak tidak hanya bisa dipandang dari segi kesehatan, tetapi lebih luas lagi adalah dalam menyiapkan generasi-generasi penerus Indonesia yang memiliki kesiapan bela negara yang baik. Secara tidak langsung, imunisasi juga berpengaruh terhadap pendidikan, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Dengan mencetak generasi anak yang sehat, tentunya anak akan optimal dalam belajar, dengan optimalnya pendidikan maka akan mencetak individu unggul dan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia. Banyaknya aspek yang dipengaruhi oleh vaksinasi, menjadikannya hal yang perlu diprioritaskan demi mempersiapkan anak-anak Indonesia yang siap bela negara.

Risma Wiharyanti
Risma Wiharyanti
Dosen FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Peserta Latsar CPNS LAN RI Gelombang V Angkatan 7 Kelompok 4
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.