Senin, Oktober 14, 2024

Sejarah dan Biografi Ibnu Bajjah

M. Yasir Alfan
M. Yasir Alfan
Cuman seorang manusia

Abu Bakr Muhammad Ibn Yahya bin Al-Sayigh Al-tujibi Al-Andalusi Al-Samqusti, atau yang biasa lebih dikenal dengan sebutan Ibn Bajjah yang berarti “anak emas” karena sang ayah yang berprofesi sebagai pedagang emas.

Ibnu Bajjah juga merupakan salah satu dari beberapa filsuf islam terkemuka di dunia. Dia juga disebut sebagai tokoh filsuf Muslim pertama dalam sejarah kefilsafatan Andalusia. Dia sendiri juga merupakan seorang polimatik dari Andalusia pada abad pertengahan. Dan pada abad itu orang-orang Eropa menamainya dengan “Avenpace” yang berarti “perak”, sama halnya dengan Ibn Sina, mereka menyebutnya dengan “Avicenna”, Ibn Gaberol dengan sebutan “Avicebron”, Ibn Thufail dengan sebutan “Abubacer” dan Ibn Rusyd dengan sebutan “Averoes”.

Ibn Bajjah sendiri merupakan sosok figur Muslim paling berpengaruh di Andalusia. Akan tetapi, meskipun dia ditutupi oleh kepopulerannya, hanya segelintir orang yang tahu akan keadaannya secara mendetail. Ibnu al-Imam yang merupakan salah satu seorang anak didik Ibnu Bajjah. Dia menguraikan beberapa karya filsafat Ibnu Bajjah, dan dia juga menulis sejarah singkat tentang kehidupan gurunya, di mana dia menjelaskan bahwa karya-karya filsafat Ibnu Bajjah merupakan sebuah maha karya yang sangat fantastis.

Dan pada abad ke-11 M/abad 5 H beliau dilahirkan di Andalusia (Spanyol) sebuah kota yang bernama Zaragoza. Dan di Kota inilah beliau dikenal sebagai seorang ilmuan, dan penyair. Dan di kota fezlah Ibn Bajjah menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 533 H/1138 M (salah satu kota yang berada di Maroko) yang pada saat itu usianya masih tergolong masih sangat muda sekali.

Ibn Bajjah dilahirkan dari keluarga At-Tujib. Akan tetapi, masih belum diketahui secara pasti tentang riwayat hidup Ibnu Bajjah, begitupun tentang masa mudanya maupun tentang pendidikannya, hal ini juga tidak banyak dikemukakan oleh beberapa sumber yang ada. Akan tetapi, sejauh yang dapat dicatat oleh para sejarawan, bahwasanya Zaragoza, Granada, Sevilla, dan Fez merupakan sebuah tempat yang ibnu Bajjah pernah hidup dan tinggal di sana.

Pandangan para sejarawan terhadap Ibnu Bajjah adalah dia merupakan seorang yang memiliki pengetahuan yang sangat luas dan memahami serta menguasai bermacam-macam ilmu pengetahuan. Sehingga Ibnu Bajah pun sempat dituduh oleh Ibnu Khayan dalam karyanya yang berjudul “Qawaid Al-Iqyan”.

Dia mengkritik habis-habisan Ibnu Bajjah serta mengatakan bahwa Ibnu Bajjah merupakan ahli bid’ah. Akan tetapi di sisi lain Ibnu khayan juga tidak meremehkan dan meragukan akan kemahiran Ibnu Bajjah, dia juga mengakui serta mengagumi tentang ilmu pengetahuannya yang begitu luas. Bahkan Ibnu Bajjah juga disetarakan dengan Ibnu Sina oleh para tokoh sezamannya .

Ada sebuah fakta yang mengatakan bahwasanya Ibn Bajjah juga merupakan seorang ahli ilmu pengetahuan yang bahkan menguasai beberapa ilmu pengetahuan, seperti astronomi, kedokteran, musikus, dan matematika menurut beberapa bahan bacaan yang ada. Akan tetapi bukan hanya itu saja, Ibn Bajjah juga merupakan seorang filosof ansich.

Dalam dunia politik, dia sangat berperan aktif, sehingga al-Muribith dan Abu Bakar Ibn Ibrahim al-Sahrawi yang merupakan gubernur Saragossa pada saat itu mengangkatnya menjadi Wazir. Tahun 512 H/1118 M sang Raja Alfonso I di Arogan memegang penuh Zaragoza, sehingga Ibnu Bajjah terpaksa pergi ke Seville melewati Valencia dan menetap di sana dan berprofesi sebagai seorang tabib. Di samping itu juga, dia bukan hanya menjadi seorang tabib, akan tetapi dia juga sering menulis karya-karyanya, terlebih lagi pada ilmu logika.

Beberapa waktu kemudian Sevilla juga diambil alih oleh sang Raja Alfonso I, dan ia pun pindah ke Granada. Semenjak dia pergi dan tinggal di Granada, dua belas jenis macam ilmu pengetahuan telah ia kuasai dengan sangat cepat sekaligus dia juga merupakan seorang sarjana Bahasa dan Sastra Arab. Dan dari sinilah dia melanjutkan perjalanannya ke kerajaan pusat dinasti Murabithin, sebuah kerajaan yang ada di Afrika Utara.

Ketika dia singgah di Syatibah (Jativa, selatan Valencia, Spanyol) dia ditangkap dan dimasukan ke dalam tahanan jeruji besi atas tuduhan bahwasanya dia termasuk golongan orang murtad dan menyebarkan ajaran bid’sh oleh amir setempat, yaitu Abu Ishak Ibrahin Ibn Yusuf Ibn Tashifin. Hal ini disebabkan karna ajaran filsafatnya tidak diterima oleh masyarakat islam di Maghribi pada waktu itu, akan tetapi dia segera dibebaskan kembali berkat salah satu muridnya, yaitu Ibnu Rusydi.

Adapun setelah Ibn Bajjah bebas, diapun melanjutkan perjalanannya untuk pergi ke Fez (salah satu kota terbesar ketiga di Maroko), dia tinggal dan menetap di sebuah istana yang sangat besar dan megah milik seorang Gubernur (Ibn Tasyfi) Abu Bakar Yahya Bin Yusuf Bin Tasyfin. Diapun menjadi seorang pejabat tinggi disana berkat kemampuan dan pengetahuannnya yang sangat luar biasa. Dan selama 20 tahun berturut-turut, dia memegang sebuah jabatan tertinggi diantara yang lain.

Semua musuhnya beberapa kali untuk membunuhnya, akan tetapi segala usaha tersebut sia-sia dan baru berhasil dilakukan oleh Abul Ala bin Zuhr dengan racun. Abul Ala bin zahr sendiri merupakan seorang tabib termasyhur pada saat itu dan sekaligus teman dari Ibnu Bajjah sendiri. Dia melakukan hal itu dikarenakan rasa iri yang begitu mendalam terhadap Ibnu Bajjah atas kejeniusan yang dimiliki olehnya.

Sedangkan menurut pengakuan al-Fatth Ibn Khalqan menganggap bahwasanya ibn bajjah sendiri merupakan seorang ahli filsafat penganut aliran filsafat yang sangat mengingkari sifat af’al tuhan (aliran tha’thil). Selain itu, dikarenakan hukuman, penjara dan hukuman mati yang diterima oleh Ibn Bajjah, Ibnu Thufail, dan Ibn Rusyd sejak akhir abad ke-4 H/10 M sampai abad ke-5 H/11 M, sedikit orang-orang yang mempelajari ilmu filsafat dan logika, atau bahkan sudah banyak orang yang tidak lagi menyukai ilmu-ilmu tersebut. Sangat sedikit sekali dari mereka untuk tampil dan menunjukkan dirinya ke khalayak umum, karena mereka lebih memilih menyembunyikan dirinya daripada harus dianiaya atau dihukum mati.

M. Yasir Alfan
M. Yasir Alfan
Cuman seorang manusia
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.