Jumat, April 26, 2024

Rumah Sakit Umum Harus Ramah Anak!

Kurniawan Adi Santoso
Kurniawan Adi Santoso
Guru SDN Sidorejo, Kab. Sidoarjo, Jatim

Rumah sakit yang layak anak masih jarang. Di beberapa daerah fasilitas di rumah sakit yang ramah anak masih jauh dari harapan. Padahal optimalisasi pelayanan dan fasilitas kesehatan anak merupakan bukti komitmen memuliakan generasi penerus bangsa. Sudah seharusnya ini jadi PR pemerintah.

Singkat cerita, kemarin saya menemani keponakan yang sakit hepatitis. Ia dirawat di rumah sakit umum daerah. Ia yang berumur 3 tahun 10 bulan itu berada di ruangan rawat inap khusus anak. Selama di rumah sakit ini, yang saya perhatikan adalah desain ruangannya belum mencerminkan ruangan untuk anak. Padahal ini ruangan khusus anak.

Ruangan yang di tempati keponakan saya didesain seperti pada pasien dewasa. Dinding dengan cat hijau tanpa hiasan, plafon, tempat tidur dan sprainya putih. Warna yang cenderung monoton membuat suasana kurang menarik bagi pasien anak.

Sedangkan pada kamar mandi, tembok bercat putih dilengkapi kloset, shower (pancuran air), kran dan bak kecil. Kondisi desain teramat minimalis ini menjadikan anak-anak malas ke kamar mandi ketika akan buang air kecil atau besar. Akhirnya, mereka  pakai pampers seperti juga keponakan saya.

Kondisi ruangan yang jauh dari karakter anak membuat pasien kurang nyaman. Anak sulit beradaptasi dengan ruangan. Beberapa anak yang tidak lagi diinfus sering nangis minta pada orangtuanya untuk segera pulang. Tapi apa daya kondisi mereka belum diperkenankan untuk pulang.

Saya kira bukan hanya rumah sakit umum ini saja yang kondisi ruangannya belum layak anak. Rumah sakit lain pun belum mendesain ruang rawat inap anak yang ramah anak. Beberapa rumah sakit yang sempat kami kunjungi untuk rawat inap juga begitu.

Hal ini semestinya mendapat perhatian dari pihak rumah sakit dan pemerintah. Selain pelayanan yang optimal, seharusnya desain fisik rumah sakit penting diperhatikan guna mendukung proses penyembuhan pasien.

Apalagi sudah diamanatkan di UU. No 44 tentang Rumah Sakit pasal 29 ayat 1 (i), bahwasannya rumah sakit berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak, lanjut usia. Dan dalam Konvensi Hak Anak (KHA) pasal 24, anak berhak memperoleh standar kesehatan tertinggi yang dapat dicapai, perawatan serta pemulihan kesehatan bila sakit.

Sesuai Karakter Anak

Ruang rawat inap anak sudah selayaknya dibuat sesuai karakter tumbuh kembang anak. Ruangan yang kekanak-kanakan akan memberikan kenyamanan dan sumbangan proses kesembuhan pasien anak. Penelitian yang dilakukan CABE (Commission for Architecture and Built Environment) pada Agustus 2003 di London menyatakan, desain yang baik dari rumah sakit dan lingkungannya berdampak langsung terhadap kecepatan kesembuhan pasien (Haripradianto, 2009).

Desain interior yang baik bisa membuat pasien lebih mudah melakukan adaptasi dengan lingkungannya, dalam hal ini ruang rawat inap. Kemudahan beradaptasi tersebut menjadikan proses penyembuhan dapat berjalan lebih optimal. Ini dikuatkan dalam sebuah penelitian, kontribusi faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang besar (40%) dalam proses penyembuhan, faktor medis 10%, faktor genetis 20% dan faktor lain 30% (Kaplan dkk, 1993).

Ruang rawat inap anak di rumah sakit umum milik pemerintah sudah seharusnya didesain bersifat kekanak-kanakan. Ruangan dibuat sedemikian rupa sesuai karakter tumbuh kembang anak layaknya ruangan tempat bermain. Ini dilakukan guna membantu mempercepat penyembuhan penyakit si pasien.

Desain ruangan rawat inap anak tidak lepas dari dunia anak. Yakni, dunia bermain. Anak-anak cenderung lebih nyaman dengan lingkungan yang hampir sama dengan tempat mereka bermain.

Selayaknya juga memakai konsep fantasi. Ini bisa memberikan keberanian dan membangkitkan imajinasi anak selama berada di ruangan. Sehingga anak-anak memiliki keberanian untuk dapat melawan rasa sakit yang dialami oleh anak-anak selama berada dalam fasilitas kesehatan ini.

Penerapan desain tersebut, misalnya dinding dihiasi dengan gambar kartun, hewan, atau bunga-bunga yang indah. Cat dinding pun dipilihkan warna beragam. Penggunaan warna yang beragam ditujukan untuk menstimulasi anak agar percaya diri, aktif, dan tidak takut saat dilakukan pemeriksaan. Seperti mengkombinasikan warna hijau, biru, dan oranye. Ketiga warna ini termasuk warna healing (penyembuhan) yang dapat menenangkan pasien serta memberikan dampak psikologis yang baik.

Tempat tidur atau seprai bermotif tokoh kartun, tokoh game, gambar boneka, bunga, hewan, dan lain sebagainya. Ini membuat si anak yang dirawat di ruangan tersebut merasa nyaman dan senang. Kenyamanan di ruang rawat inap akan membuat si sakit menikmati hari-harinya dengan ceria dan fun. Kebahagiaan si anak selama sakit berpengaruh terhadap kesembuhannya. Sehingga ruangan yang bersifat kekanak-kanakan tersebut sesungguhnya bisa mendorong kecepatan proses penyembuhan.

Lalu, di kamar mandi diciptakan kesan yang semangat dan gembira. Sisi-sisi tertentu kamar mandi, seperti wastafel dan kloset dipasangi keramik dengan motif ceria bertema kebun binatang dan peternakan yang merupakan tema favorit anak-anak. Tentu akan membuat anak tidak ogah-ogahan (malas) melakukan aktivitas seperti cuci tangan atau muka, mandi, buang air kecil ataupun besar.

Tak lupa juga, desain tamannya dilengkapi dengan tanaman hijau, bunga, dan elemen air. Elemen air seperti air mancur juga memberikan ketenangan dari suara gemericik air yang ditimbulkan. Sehingga bisa memberikan kontribusi bagi keadaan emosi yang positif, menurunkan kadar stress,  menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan energi.

Di taman sediakan pula wahana permainan anak. Penyediaan area bermain akan membantu pasien anak untuk mengasimilasi dan menyerap situasi rumah sakit menjadi pengalaman yang lebih mudah diterima secara postitif. Selain untuk memenuhi kebutuhan bermain anak, juga sebagai wahana berinteraksi dengan teman-teman di sana agar tidak jenuh di ruangan.

Jenis permainan yang disediakan hendaknya merupakan media terapi anak yang menjalani perawatan. Permainan yang santai, tidak menguras tenaga, dan aman. Seperti permainan kreatif (puzzle, menyusun balok), permainan imajinasi (boneka, mobil-mobilan, menggambar dan mewarnai), permainan motorik (ayunan, prosotan, dan kursi goyang bentuk hewan).

Akhir kata, rumah sakit yang memberikan pelayanan dan fasilitas kesehatan yang ramah anak. Ini berarti menjamin berlangsungnya hak kesehatan generasi penerus bangsa. Terlebih anak-anak yang dirawat di ruangan rawat inap tersebut merupakan generasi emas 2045.

Kurniawan Adi Santoso
Kurniawan Adi Santoso
Guru SDN Sidorejo, Kab. Sidoarjo, Jatim
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.