Senin, Desember 9, 2024

Ramadhan Bukan Berarti “No Kritis” dan “No Kritik”

Ahmad Abdullah
Ahmad Abdullah
Dosen Universitas Alma Ata Yogyakarta
- Advertisement -

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang didambakan umat Islam di seluruh dunia. Umat Islam berbondong bondong memperbanyak amal ibadah baik yang bersifat vertikal maupun horizontal guna mendapatkan fadhilah bulan Ramadhan. Dimana fadhilah atau keutamaan bulan Ramadhan adalah dilipatgandakan pahala ibadah dibanding dengan bulan-bulan lain di luar Ramadhan.

Ibadah yang bersifat vertikal biasanya dilakukan di Masjid seperti sholat berjamaah, sholat tarawih, tadarus al Qur an, dan iktikaf di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Sementara ibadah horizontal dilakukan dengan memberikan buka puasa (takjil), memberi sahur di jalan, santunan anak yatim, pembagian zakat fitrah, memperbanyak shodaqoh, dan lain sebagainya. Selama bulan Ramadhan, perputaran aktivitas umat Islam hampir 24 Jam. Tidak hanya masjid yang menjadi ramai dengan aktivitas keagamaan, tetapi juga tempat pembelanjaan seperti pasar, toko swalayan, dan Mall juga ramai dengan aktivitas ekonomi.

Selain anjuran untuk memperbanyak ibadah, umat Islam juga dianjurkan untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak pahala di bulan Ramadhan. Sebagaimana diriwayatkan oleh Dailami, Rasulullah SAW bersabda”ada lima perkara yang membatalkan pahala orang yang berpuasa, yaitu (1) berdusta; (2) berghibah; (3) mengadu domba; (4) bersumpah palsu; (5) memandang dengan syahwat”.

Membatalkan pahala puasa bukan berarti membatalkan puasa, tetapi puasa tetap sah hanya saja pahalanya berkurang karena lima perkara tersebut. Sehingga Lima perkara ini perlu dihindari karena akan merusak pahala dari amal sholih yang telah dilakukan.  Berpuasa disertai lima perbuatan tersebut hanya akan mendapatkan lapar dan dahaga saja. Lima perkara ini juga harus dihindari di luar Ramadhan, namun di bulan Ramadhan lebih ditekankan lagi. Hal ini dikarenakan tidak sesuai dengan tujuan dasar diwajibkannya puasa yaitu bertakwa kepada Allah swt.

Di zaman modern saat ini, banyak sekali kemudahan-kemudahan yang kita dapat untuk menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, Seperti info kajian, kemudahan penyaluran zakat, infak, dan shodaqoh melalui aplikasi, al qur an digital, dan lain sebagainya.

Namun disisi yang lain, banyak juga tantangan yang kita hadapi seperti menghindari hal-hal yang merusak pahala puasa yang sering muncul di media sosial. Terkadang kita bisa berlama-lama bermedia sosial, namun kita tidak kuat berlama-lama dalam membaca al qur an maupun beriktikaf di masjid. Bukan berarti kita tidak boleh menggunakan media sosial di bulan Ramadhan, namun bagaimana kita bisa mengendalikan diri dalam bermedia sosial di bulan Ramadhan. Jika kita bisa menggunakan media sosial secara bijak tentu saja juga akan bernilai pahala di bulan Ramadhan.

Berdasarkan Laporan We Are Social menunjukkan bahwa jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 167 juta orang pada Januari 2023 atau setara dengan 60,4% dari populasi di dalam negeri. Dengan rata-rata penggunaan internet setiap harinya mencapai 7 jam 42 menit. Karena terlalu aktif dalam bermedia sosial, sampai muncul istilah “the power of netizen +64” (kekuatan masyarakat indonesia).

Hal tersebut bisa kita lihat dalam berbagai kasus yang terjadi di Indonesia bisa tertangani dengan cepat kalau sudah viral di media sosial. Bahkan tidak hanya kasus dalam negeri saja, akun instansi luar negeri pun bisa penuh dengan komentar netizen indonesia seperti hilangnya akun Instagram All England Hilang, karena diserbu netizen Indonesia pada tahun 2021.

Netizen indonesia memang terkenal paling kritis dan kompak dalam memberikan komentar di media sosial, terutama komentar negatif ketika ada yang tidak sesuai dengan hati nurani seperti kasus penganiayaan anak salah satu pengurus pusat GP Ansor yang awalnya kasus pribadi kemudian berdampak pada instansi. Hal ini tidak lain karena peran dari media sosial dan kritisnya natizen indonesia atau lebih dikenal dengan netizen +64.

Di bulan Ramadhan ini, sikap kritis terhadap permasalahan bangsa harus tetap dipertahankan. Sikap kritis terhadap permasalahan bangsa dan kritik terhadap ketidak adilan melaui media sosial tetap diperbolehkan bahkan tetap dianjurkan meskipun di bulan Ramadhan. Hal ini dikarenakan kritis terhadap permasalahan bangsa merupakan bentuk kepedulian sosial yang bernilai pahala jika disalurkan sacara beradab. Yang perlu dihindari adalah menyalurkan kritik tanpa adab dan disertai ujaran kebencian.

- Advertisement -

Penyampaian kritik tanpa adab disertai ujaran kebencian akan menimbulkan perpecahan sesama muslim sehingga bisa dikategorikan adu domba. Berhenti melakukan kritik terhadap permasalahan bangsa dikarenakan bulan Ramadhan merupakan kesalahan dalam memaknai esensi dari bulan Ramadhan. Karena kritik yang disampaikan terhadap bentuk ketidak-adilan merupakan salah satu bentuk amar ma’ruf nahi mungkar (mengajak kepada kebajikan, mencegah dari keburukan). Jika amar ma’ruf nahi mungkar tidak dilakukan maka hal ini sama dengan membiarkan ketidak-adilan merajalela.

Kritis terhadap permasalahan sosial harus dilandasi rasa kepedulian sosial dan kasih sayang. Rasa dan sayang terhadap sesama ini yang akan mencegah kita melampui batas dalam menyampaikan kritik kita terhadap pemerintah. Rasa kasih dan sayang mencegah kita melakukan perilaku bullying. Kritis yang dilandasi kasih sayang menuntun untuk melakukan tabayun (klarifikasi) terhadap setiap masalah sebelum melakukan justifikasi (pengambilan keputusan).

Dengan demikian kritik terhadap permasalahan sosial selaras dengan hikmah puasa yaitu munculnya rasa kepedulian sosial terhadap sesama manusia. Pada akhirnya jangan berhenti untuk kritis dan melakukan kritik di bulan Ramadhan demi kebaikan bangsa dan negara.

Ahmad Abdullah
Ahmad Abdullah
Dosen Universitas Alma Ata Yogyakarta
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.