Bulan Sya’ban adalah bulan ke delapan dalam kalender Hijriah yang merupakan bulan latihan dan pembinaan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Sya’ban merupakan bulan persiapan menjelang bulan Ramadhan. Bulan Syaban merupakan waktu yang tepat untuk berlatih melakukan amalan-amalan sunah secara tertib dan berkesinambungan. Oleh sebab itulah bulan sya’ban paling dicintai Rosulullah Saw untuk melakukan puasa sunah dan kemudian menyambungnya di bulan Ramadhan (HR Abu Daud no 2431 dan Ibnu Majah no 1649).
Bulan Sya”ban berada diantara bulan Rajab dan Ramadhan yang merupakan bulan di saat amalan dibawa naik kepada Allah Swt. Rosulullah Saw bersabda : “Itulan bulan yang orang-orang banyak lalai antara bulan Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan yang ditampakkan amalan-amalan dan aku suka ketika amalanku diperlihatkan dihadapan Rabbku, sedangkan aku dalam keadaan berpuasa” (HR Tirmizi. An Nasai dan Ibu Khuzaimah menshahihkan hadist ini).
Asal kata Sya’ban
Sya’ban diambil dari kata Asy-Syi’bi’, yaitu jalan kebaikan. Sementara makna secara bahasa, adalah sya’aba. Sedangkan dalam kamus bahasa, sya’ban berasal dari kata tasya’aba yang berarti tafarruq, yang memiliki padanan makna berpencar dan berpisah, pada masa itu masyarakat Arab berpencar/berpisah untuk mencari air/sumur setelah berperang, seperti yamg dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar Al-Atsqalani dalam kitab Fathul Bari.
Pendapat yang dipegang oleh mayoritas ulama termasuk imam Ahmad dan dalam mazhab Hambali, meyakini adanya keutamaan malam nishfu sya’ban. Diriwayatkan bahwa malaikat-malaikat di langit memiliki dua buah malam hari raya sebagaimana orang-orang Islam di bumi memiliki hari raya Fitri dan Adha, yaitu malam Bara’ah atau malam nishfu sya’ban dan malam lailatul qadar.
Amalan di malam Nishfu Sya’ban
Malam nishfu sya’ban juga disebut malam takfir (menutup) dan disebut juga sebagai malam maghrifah, sebagaimana imam Ahmad meriwayatkan, sesungguhnya Rosullullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menampakkan kepada hamba-hambanya pada malam setengah dari sya’ban lalu mengampuni penghuni bumi, kecuali dua orang laki-laki, yaitu musyrik dan orang-orang yang mendendam.”
Rosullullah Saw bersabda, “apabila datang bulan sya’ban, maka bersihkanlah dirimu dan perbaiki niat.” Berdasarkan Hadist Aisyah R.A yang diriwayatkan oleh H.R Al-Bukhari dan Muslim, Rosullulah banyak melakukan puasa di bulan sya’ban
Peristiwa-peristiwa penting di bulan sya’ban:
1. Pemindahan kiblat salat yang terjadi pada pertengahan sya’ban di tahun ke dua hijriyah, dari Baitulmaqdis atau Baitul Muqasadah di Palestina ke arah ka’bah Masjidil Haram di Makkah Al-Mukarramah. Perpindahan kiblat ini karena untuk menyelisih kaum yahudi yang juga menjadikan Masjidil Aqsa sebagai kiblatnya, seperti firman Allah dalam surat Al-Baqarah: 144
Kami melihat wajahmu Muhammad sering menengadah ke langit, maka akan kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram dan dimanapun engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa pemindahan kiblat itu adalah kebenaran dari Tuhan meteka. Dan Allah tudak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.
2. Bulan Syaban merupakan bulan turunnya perintah untuk bersalawat dan dianjurkan untuk bersalawat kepada Rosulullah Saw. ( QS Al- Ahzab: 56)
Sebagai orang yang muslim yang ingin meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah, maka sejatinya kita terus memperbaiki diri dengan melakukan amal salih sebanyak’nanyaknya serta meninggalkan segala bentuk kemaksiatan dan laranganNya. Semua itu merupakan bentuk syukur kepada yang Maha Pencipta yang telah menjadikan kita ada di dunia ini.
Referensi:
1. Imam al- Ghazali, Dibalik Ketajaman Mata Hati, Pustaka Amani, april 1997
2.Hidayatullah.com/spesial/hudcompedia/2022/03/14/peristiwa-peristiwa-penting-di-bulan-syaban.html
3. Ustad H. Ahmad Fauzi Qasim, S.S, M.A., M.M, Zakat.or.id/keutamaan-bulan-syaban-dan-amalannya, 15 maret 2021