Sekolah adalah sebuah tempat bagi anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas. Kita mestinya sepakat bahwa tujuan utama menyekolahkan anak-anak ialah agar mereka menjadi anak yang pintar, cerdas, memiliki akhlak terpuji, dan dijauhkan dari kebodohan yang akan membuat kehidupannya sengsara di kemudian hari.
Sekolah yang bermutu dan berkualitas sangat tergantung para pengelola atau orang-orang yang berada di dalamnya, mulai kepala sekolah, para guru, hingga satpam dan tukang kebunnya. Bila orang-orang yang berada di area sekolah memiliki dedikasi tinggi dalam pendidikan, mereka akan berupaya untuk memajukan pendidikan bersama-sama dengan cara atau metode terbaik dan disesuaikan dengan kondisi siswa-siswinya.
Metode dalam dunia pendidikan merupakan hal penting yang tidak boleh dilakukan secara serampangan. Jangan hanya karena obsesi guru atau para pemangku kebijakan yang terlalu tinggi dan muluk-muluk, mereka nekat membuat metode serta aturan yang menyengsarakan murid dan para wali murid.
Saya yakin, kita tentu sudah mendengar belum lama ini ada sekolah yang menerapkan aturan berangkat lebih pagi. Pada umumnya, sekolah masuk pukul tujuh pagi. Namun, kali ini beda. Ada sekolah yang mulai memberlakukan masuk lebih pagi lagi yakni pukul lima, atau di sebagian daerah, jam tersebut masih bertepatan dengan waktu shalat Subuh. Kebijakan masuk pukul lima pagi tersebut sontak menuai pro dan kontra. Dan saya adalah termasuk orang yang tidak sepakat dengan aturan masuk sekolah pukul lima pagi.
Melansir CNN Indonesia (2/3/2023), anak SMA dan sederajat di Nusa Tenggar Timur harus berangkat ke sekolah lebih pagi. Hal ini lantaran jam masuk mereka tak lagi jam 07.00 WITA, melainkan pukul 05.00 WITA. Aturan masuk sekolah pukul 05.00 WITA ini dikeluarkan oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. Hal ini pun menimbulkan kontroversi, sebab pukul 05.00 WITA dianggap terlalu pagi.
Ya, memang terlalu pagi kalau menurut saya. Saya membayangkan, begitu repotnya orangtua menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya yang sekolah pagi. Paling tidak, sebelum pukul lima pagi, orangtua sudah bangun untuk mempersiapkan keperluan anaknya.
Belum lagi persoalan rumit lainnya. Misalnya, ketika ada anak yang sulit dibangunkan terlalu pagi. Logikanya, ketika sekolah masuk pukul lima pagi, maka pukul 4 pagi mestinya sudah bangun untuk melakukan baragam persiapan menuju sekolah, mulai menyiapkan buku-buku, mandi, shalat (untuk yang beragama Islam), sarapan, dan hal-hal terduga lainnya seperti tiba-tiba ingin buang air besar. Sebab, ada sebagian orang yang memiliki kebiasaan buang air besar di pagi hari.
Belum lagi akses menuju sekolah yang bisa saja agak jauh dari rumah. Ketika kondisi masih gelap, tentu dapat menyebabkan orangtua merasa khawatir melepaskan anaknya berangkat sendiri dengan baik kendaraan atau berjalan kaki. Karena bahaya bisa saja datang mengintai sewaktu-waktu, misalnya dihadang binatang buas atau orang-orang jahat yang berniat mencelakai atau mengambil keuntungan dari anak.
Meskipun tujuan berangkat sekolah lebih pagi tersebut baik, misalnya ingin menerapkan sikap disiplin pada anak, tetapi saya pikir dampak negatifnya lebih banyak ketimbang tujuan (dampak) baiknya. Salah satu dampak buruknya misalnya pada terganggunya konsentrasi belajar anak saat di sekolah akibat kurang tidur atau kelelahan misalnya.
Khadijah Nur Azizah dalam tulisannya (detikHealth, 2/3/2023) mengungkapkan, spesialis penyakit dalam dari Junior Doctor Network Indonesia, dr Andi Khomeini Takdir Haruni meminta ada kajian ulang terkait jam masuk anak tersebut. Ia juga menyoroti kemungkinan gangguan irama sirkadian yang bisa terjadi akibat kurangnya istirahat.
Ritme sirkadian atau irama sirkadian merupakan sistem internal tubuh yang mengatur banyak hal, mulai dari siklus tidur hingga pencernaan. Memahami ritme ini dapat membantu Anda dalam menjaga kesehatan tubuh. Ritme sirkadian memiliki beragam peran tubuh. Ritme ini dapat memengaruhi siklus tidur, suhu tubuh, pencernaan, kebiasaan makan, pelepasan hormon, dan fungsi penting tubuh lainnya (Salis Annisa, www.sehatq.com, 10/03/2023).
“Jadi kalau irama sirkadian terganggu itu banyak hal yang bisa ikut berubah di dalam tubuh, misal tidak hanya level energinya dan juga ketajaman berpikir atau kemampuan kognitif dari orang yang bersangkutan,” kata dr Koko, sapaan akrabnya, saat dihubungi oleh detikcom, Rabu (1/3/2023). Ia juga menekankan sekolah pagi tak hanya buruk bagi siswa, tapi juga bagi orang tua murid dan guru. Jika siswa masuk sekolah pukul 5 pagi, artinya orang tua dan guru harus bangun lebih pagi lagi (detikHealth, 2/3/2023).
Kesimpulannya, bila direnungkan secara mendalam, menurut pandangan saya, masuk sekolah pukul lima pagi itu sangat merepotkan, baik dari pihak orangtua maupun anak yang bersangkutan. Maka, alangkah lebih baiknya bila para pemangku kebijakan memikirkan kembali pemberlakuan aturan ini demi kenyamanan dan kemaslahatan bersama.