Film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan isi pesan di baliknya padahalnya di film Love For Sale 1 & 2 ini yang bergenre drama romance 2 film ini menjadi film sekuel yang berawal dari Love For Sale 1 menjadi Love For Sale 2 yang di mana pemeran perempuan dalam ke dua film tersebut mempunya keterlanjutan dari dua film tersebut.
Kedua film teresebut memilik kesamaan dan keberbedaan dalam alur cerita, dalam film Love For Sale 1 dan 2 memiliki kesamaan dalam pemberian pelumas cerita yaitu pemeran tokoh laki-laki dalam ke dua film tersebut tidak sengaja menemukan aplikasi Love Inc yaitu salah satu aplikasi untuk menyewa pasangan, ke dua pemeran laki-laki tersebut menemukan aplikasi Love Inc di saat waktu yang tepat di mana ke dua pemeran tersebut sedang membutuhkan seorang perempuan untuk di jadikan pasangan atau pacar di saat itu juga.
Sedangkan keberbedaan terdapat di kebutuhan ke dua pemeran laki-laki di Love For Sale 1 pemeran laki- laki Richard yang di perankan oleh Gading Martin sedang membutuhkan pasangan untuk di bawa ke pesta pernikahan temanya sebab teman- teman Richard menantang Richard untuk membawa pacar atau pasangan di pesta pernikahan temanya tersebut di saat itu juga Richard secara tidak sengaja menemukan aplikasi Love Inc untuk menyewa Arini Kusuma yang di perankan oleh Della Dartyan yang di jadikan pacar palsu sewaan oleh Richard.
Sedangkan dalam Love For Sale 2 pemeran laki-laki Ichan yang di perankan oleh Adipati Dolken menyewa Arini Chaniago yang masih diperankan oleh Della Dartyan untuk di jadikawan menantu palsu untuk membuat luluh orang tua Ican yang menginginkan Ican mempunyai pasangan.
Film ini juga memberikan potret gambaran perempuan Indonesia melalu tanda dan pesan yang ada dalam setiap adegan-adeganya yang mereprensentasi perempuan di mata masyarakat. Dan saya akan mencoba menganalisis dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes yaitu dengan mencari makna denotatif, makna konotatif dan mitos dalam menganalisis tanda-tanda pada film yang merepresentasikan perempuan pada film ini.
Perempuan Perokok
Di scene Pernikahan Love For Sale 2 ada sebuah adegan orang tua ican sedang mengobrol dengan ican membicarakan beberapa perempuan yang orang tua nya kenal lalu ada dialog tentang ketidak setujuan orang tua ican tentang anaknya yang kenal dengan seorang perempuan yang mengkonsumsi barang komoditas yaitu rokok.
Kegiatan merokok untuk wanita selama ini selalu dikaitkan dengan berbagai hal yang konotasinya negatif dalam persepsi masyarakat. Sedangkan stigma negatif tersebut tidak terjadi pada pria perokok , dari pandangan orang tua ican wanita perokok itu wanita yang tidak benar atau bisa di katakan mempunyai stigma negatif di mata orang tua.
Perempuan Menjadi Obyek Catcalling
Di Scene parkiran di depan cafe, teman teman Richard sehabis kelar nobar bola, seorang perempuan berparas cantik dan berpakaian sexy keluar dari café tersebut
Dan teman teman Richard langsung melontarkan kata-kata yang di tujukan untuk menggoda perempuan itu, yang orang-orang sekarang biasa menyebutnya catcalling.
Dalam adegan ini pembuat film mewajarkan perempuan menjadi objek catcalling karena pada dasarnya perempuan dalam adegan itu sedang berpakaian sexy dan menggoda para laki-laki pada dasarnya wanita cantik keluar saat malam itu masih menjadi hal yang tidak benar di masyarakat karena akan di cap sebagai perempuan yang kurang baik,hal tersebut menjadi sudah menjadi persoalan yang sudah merata di masyarakat.
Pada dasarnya film Love For Sale 1 dan 2 ini masih saja menggambarkan seteorotip tentang perempuan yang sudah sering terdengar di masyarakat klasik di Indonesia walaupun film ini menyajikan alur cerita tentang drama roman yang berbeda dari film-film yang lainya.