Minggu, November 24, 2024

Politik Populisme Anies Baswedan

Hendy Setiawan
Hendy Setiawan
Mahasiswa Departemen Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada
- Advertisement -

Nama Anies Baswedan yang saat ini menjadi orang pertama di DKI Jakarta nampaknya semakin populer. Betapa tidak, berdasarkan hasil beberapa lembagai survey nama Anies masuk dalam bursa terkuat kandidat calon presiden 2024.

Hasil survey yang dilakukan oleh Charta Politika pada 29 November sampai 6 Desember 2021 memperlihatkan elektabilitas berada pada peringkat 3 dengan presentase 17,7% di bawah prabowo subianto dan Ganjar Pranowo yang masing-masing 22,3% dan 25,8%. Sementara berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) yang dilakukan pada 8-16 Desember 2021 menunjukkan bahwa elektabilitas Anies berada posisi ke-3 sebesar 15,2%. Sementara Prabowo subianto memimpin dengan elektabilitas 22,7% dan Ganjar Pranowo sebesar 22,5%. Dua hasil survey ini saja nama Anies masuk dalam kandidat capres terkuat 2024.

Melihat keadaan itu posisi Anies yang notabene saat ini masih menduduki posisi Gubernur DKI Jakarta tentu akan banyak dilirik oleh banyak partai politik. Di satu sisi masuknya nama Anies dalam bursa calon presiden 2024 akan meningkatkan populisme Anies.

Di saat yang sama keadaan itu akan banyak dilirik oleh banyak partai politik untuk diusung karena sangat berpotensi untuk bisa memenangkan kursi RI 1 mendatang. Walaupun kemenangan itu adalah suatu kesimpulan yang sangat premature, namun dalam politik semua bisa terjadi.

Seperti yang pernah disampaikan oleh ilmuwan politik bahwa politik itu adalah seni. Seni yang membuat sesuatu mungkin menjadi tidak mungkin atau membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Oleh karenannya melalui masuknya nama Anies dalam berbagai survey akan menguatkan arah politik populisme Anies yang kemudian direspon oleh partai politik yang akan menjadi mesin kemenangannya.

Jakarta di Bawah Anies

Sebagai seorang gubernur yang menduduki di Ibu Kota negara, Anies tentu telah banyak dikenal tidak hanya di Jakarta tetapi juga secara nasional. Dalam konteks Jakarta saja misalnya, di bawah kepemimpinan Anies nama Jakarta menjadi masyur karena menerima dan dinobatkan dalam berbagai penghargaan tidak hanya nasional tetapi juga internasional.

Di tingkat nasional dalam lingku Jakarta misalnya, Anies telah membawa perubahan besar bagi pembangunan kesejahteraan di Jakarta. Tidak hanya pembangunan fisik tetapi pembangunan non fisik juga terus gencar dilakukan. Walaupun ada nilai plus minusnya tentu pembangunan yang pesat di Jakarta ini telah membawa kepuasan tersendiri bagi warga Jakarta.

Sementara di tingkat Internasional nama Jakarta dinobatkan sebagai kota pertama di Asia Tenggara yang meraih Sustainable Transport Award 2021 mengalahkan kota-kota besar lainnya di dunia. Oleh karena itu Jakarta sebagai icon Indonesia tentu menjadi episentrum Indonesia dari aspek manapun. Kemajuan yang terjadi di Jakarta adalah kemajuan Indonesia.

Bahkan keberhasilan dalam tata kelola Jakarta adalah suatu miniature bahwa Indonesia juga sedang dibranding untuk merias diri. Oleh karena itu keberadaan ibu kota seperti Jakarta adalah representasi kemajuan negara. Konsepsi ini kemudian semakin menguatkan bahwa dengan rekam jejak yang cukup baik akan meningkatkan popularitas politi Anies bahkan akan dilirik banyak partai politik sebagai implikasi popularitasnya.

Dibalik Oposisi PSI

Kemajuan yang dilakukan Anies dalam memimpin DKI Jakarta tentu tidak berjalan dengan mulus. Pasti ada tantangan yang akan dihadapinya. Ruang demokrasi ini yang kemudian menghadirkan oposisi pemerintahan pada dasarnya sangat baik untuk menandai bahwa sistem demokrasi ini berjalan sesuai yang kita harapkan. Artinya tanpa ada oposisi ini maka dikhawatirkan akan membentuk sistem otoriter sehingga ini tidak bagus bagi demokrasi.

- Advertisement -

Sebagaaimana yang terjadi di Jakarta di mana popularitas Anies dalam beberapa minggu terakhir ini politik populisme ini nampaknya terbangun oleh sikpa oposisi itu sendiri. Tanpa disadari ketidak-matangan politik oposisi ini justru akan membangunkan popularitasnya lawan oposisinya. Inilah yang terjadi di DKI Jakarta.

Popularitas vs Elektabilitas 

Plt Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia dalam kesempatan hari ulang tahun PSI secara gamblang saat pidatonya mengumbar pidato politiknya yang dinilai banyak pihak sangat tendensius mengkritisi kebijakan di bawah kepemimpinan DKI Jakarta.

Namun krtitisan yang dilontarkan sampai saat ini semakin kian memanas dan tanpa disadari oleh PSI bahwa ia sedang membangun popularitas Anies Baswedan menuju kepentingan politik 2024. Menariknya apa yang disampaikan oleh Plt Ketua Umum PSI menunjukkan ketidakdewasaan partai politik sebagai oposisi.

Dunia demokrasi sangat memelihara kritik bagi kekuasaan yang bekerja. Bahkan kritik ini dijadikan sebagai kontrol yang membangun bagi kemajuan daerah. Itulah sebetulnya funsi adanya oposisi. Akan sangat aneh bila tidak ada oposisi. Siapa yang akan mengontrol dan memastikan bahwa kekuasaan ini bekerja?

Popularitas Anies dibeberapa akhir bulan ini semakin menguat dengan hadirnya kritisi dari PSI. walaupun tujuan awalnya mungkin bisa saja “menjatuhkan” popularitas Anies atas beberapa kebijakan yang tidak berjalan, namun nampaknya rasionalitas pemilih warga Jakarta bahkan nasional semakin cerdas.

Berbagai kebijakan Anies yang dipermasalahkan oleh oposisi ini semakin membuat popularitas Anies semakin memuncak. Dulu berbagai kebijakan Anies terkadang tidak disorot secara gamblang. Namun ketika berbagai kebijakan itu dipersoalkan ke publik, maka justru publik akan semakin tahun keberhasilan apa saja yang telah dicapai Anies. Walaupun oposisi ini terus melancarkan serangannya, namun mereka tidak menyadari mereka sedang membangun bangunan yang besar bagi Anies yakni popularitas.

Di saat yang sama oposisi juga harus membayar di mana dengan meningkatnya popularitas Anies maka di saat yang sama elektabilitas mereka digunakan sebagai ongkos untuk membiayainya.

Hendy Setiawan
Hendy Setiawan
Mahasiswa Departemen Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.