Seperti yang kita ketahui, manusia berasal dari latar belakang yang berbeda. Berbeda agama, suku dan juga lingkungan tempat manusia itu sendiri tumbuh. Hal ini menyebabkan, karakter dari masing-masing manusia berbeda.
Awal mula pembelajaran yang kita dapat kebanyakan berasal dari orang tua kita masing-masing, atau mungkin sebagian berasal dari kakek, nenek atau saudara.
Lantas apa yang diajarkan orang tua Kita? Kebanyakan orang tua kita mengajarkan mengenai agama, pendidikan dan cara beprilaku yang baik dan benar. Hal-hal yang diajarkan orang tua kita ini yang menurut hemat saya tidak cukup untuk membangun fundamental dari sang anak.
Mengapa Demikian? Menurut saya pendidikan formal dan pengajaran tentang agama saja tidaklah cukup untuk mengajarkan seorang anak agar memiliki fundamental yang kuat. Karena Pendidikan formal yang sekarang dan pendidikan agama yang diberikan tidak mengajarkan bagaimana dan apa saja yang harus dimiliki seorang anak saat terjun menghadapi lingkungan eksternal mereka yang berbeda-beda.
IlustrasiBayangkan orang yang berasal dari latar belakang berbeda-beda tadi mereka ketemu dalam 1 lingkungan eksternal. Mereka tidak tahu bagaimana cara bersikap saat ketemu orang baru, bahkan realitanya, kebanyakan mereka tidak tahu apa yang mereka inginkan, karena dari kecil mereka hanya diajarkan untuk sekolah, belajar yang bagus, dan rajin beribadah.
Anak-anak yang dari latar belakang berbeda tadi mendapatkan pendidikan yang berbeda-beda dari asal mereka, belum lagi sebenarnya nilai-nilai dari orang tua yang mengajarkan mereka itu sebenarnya di dapat dari orang tua mereka sebelumnya yang prosesnya hanya penerimaan tanpa ada proses pendalaman.
Lalu? Menurut saya ada yang harus dibenarin dan ditambahkan dalam pengajaran nilai-nilai di masyarakat kita.Pemerintah harusnya memasukan sebuah kurikulum yang berstandar “How To Be Parent”.
Jadi kedepannya setiap anak mendapatkan standar pengajaran apa saja yang harus diketahui dan bagaimana cara anak beprilaku saat masuk kelingkungan eksternal mereka, sehingga meskipun mereka berbeda asalnya,orang tuanya,agamanya, tapi tetap ada persamaan nilai-nilai yang terstandarisasi yang didapat mereka, dan nantinya masyarakat indonesia menjadi masyarakat yang fundamental dan mau berpikir.