Senin, Oktober 14, 2024

Pentingnya Komitmen Membangun Ketahanan Keluarga

Vina Fitrotun Nisa
Vina Fitrotun Nisa
Alumnus Kajian Ketahanan Nasional Universitas Indonesia

Keluarga tidak hanya dapat didefinisikan sebagai sebuah institusi yang para anggota kelompoknya saling memiliki relasi dan hubungan darah. Keluarga dalam arti luas dapat juga dipahami sebagai tempat atau sekelompok orang yang mau menerima kita tanpa memandang apapun. Oleh karenanya terkadang ada istilah yang mengatakan”teman tapi seperti keluarga sendiri”.

Mengapa di asosiasikan kepada keluarga, karena keluarga umumnya di artikan sebagai tempat pulang yang aman dan nyaman. Sebaliknya, ada beberapa orang yang mengatakan “keluarga, tetapi seperti orang lain” hal ini dapat bermakna bahwa, walaupun sekelompok orang memiliki ikatan darah, namun tidak tercermin sikap saling menolong dan welas asih antara anggota keluarganya.

Nah, diskursus ini cukup menarik. Jadi apa sebenarnya fungsi keluarga dan mengapa fungsi keluarga tersebut banyak yang tergantikan dengan orang lain. Mungkin ada berbagai analisis tapi saya ingin coba menjelaskannya dari perspektif ketahanan keluarga.

Dalam sebuah keluarga umumnya ada seorang ayah, ibu dan anak. Masing-masing memiliki peran masing-masing. Dalam kebiasaan di negara-negara dunia pada umumnya, seorang ayah biasanya bertugas untuk mencari nafkah, dalam masyarakat modern bisa dikatakan seorang ayah mencari uang untuk membeli kebutuhan pokok. Sementara di masyarakat tradisional, seorang ayah mungkin bercocok tanam atau berburu. Keduanya memiliki tujuan yang sama, untuk mencari makan dan bertahan hidup.

Di sisi lain, biasanya seorang ibu memiliki tugas untuk menjaga dan merawat anak, serta menyiapkan makanan. Dalam masyarakat yang lebih modern, dimana batas-batas tentang peran dan fungsi seseorang sudah semakin kompleks, tugas seorang istri dan suami dalam masyarakat modern kadang terbalik, ada juga yang keduanya sama-sama melakukan pencarian dan pengusahaan untuk kebutuhan sehari-hari.

Dalam berkeluarga, dengan kondisi apapun masalah pasti terjadi, dan hal ini tentunya bukanlah merupakan hal yang diinginkan. Terkadang, meskipun sang suami dan isteri sudah merencanakan hal yang ideal, tetapi kenyataan berkata lain. oleh karenanya, menyikapi permasalahan tersebut, diperlukan sebuah komitmen untuk membangun ketahanan dalam keluarga.

Ketahanan keluarga adalah kondisi dimana sebuah keluarga bisa bertahan menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi. Karena, untuk menciptakan masyarakat yang berkualitas, adil, sejahtera dan bahagia diperlukan keluarga-keluarga yang berkualitas pula, keluarga-keluarga yang baik dan terbina.

Lalu bagaimana menanamkan pola pikir ketahanan keluarga dan kapan harus memulai kesadaran akan pentingnya ketahanan keluarga. Pola pikir dan perspektif tentang ini sebetulnya dapat diperoleh secara alamiah oleh seseorang dengan menyaksikan bagaimana seseorang dibesarkan, bagaimana seseorang diperlakukan oleh kedua orangtuanya dan bagaimana seseorang melihat ibu dan ayahnya berinteraksi.

Menurut beberapa pandangan, cara-cara tersebut akan menjadi keyakinan di dalam diri seseorang bahkan akan diwariskan jika kelak ia sudah menjadi orangtua. Mungkin, jika seseorang memiliki kualitas pendidikan yang bagus, ia akan memiliki lebih banyak perspektif tentang mana yang baik dan mana yang buruk tentang prinsip apa yang kelak akan ditanamkan di dalam keluarganya. Sehingga, jia ia memandang keluarganya memiliki kekurangan, ia akan memiliki kesadaran untuk menyempurnakannya, atau jika ia berpandangan bahwa apa yang di ajarkan orangtuanya salah, ia akan memiliki kesadaran serta sikap untuk memperbakinya.

Sebaliknya, jika seseorang tidak memiliki pendidikan yang baik, serta mendapatkan pola asuh yang buruk, kondisi ini mungkin akan juga diwariskan kepada keluarganya kelak. Oleh karenanya kesadaran tentang pentingnya berkeluarga dan menjaga keluarga merupakan hal penting yang perlu ditanamkan.

Kabar baiknya, diskursus ini saat ini sudah banyak diminati oleh para pemuda. Beberapa partai politik pun sudah mulai menyadari pentingnya ketahanan keluarga. Kesadaran akan pentingnya ketahanan keluarga memang harus dibentuk sejak seseorang belum memiliki ikatan apa-apa. Awalnya hal ini mungkin hanya akan menjadi pengetahuan, namun lama-lama jika kesadaran tentang pentingnya ketahanan keluarga sudah dipraktikkan keluarga yang lain, maka akan semakin banyak tercipta kesadaran untuk membangun ketahanan keluarga.

Vina Fitrotun Nisa
Vina Fitrotun Nisa
Alumnus Kajian Ketahanan Nasional Universitas Indonesia
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.