Sabtu, April 20, 2024

Pemimpin Milenial di Era Digital

Kemal Hidayah
Kemal Hidayah
Analis Kebijakan Puslatbang KDOD LAN RI

Saat ini Indonesia tengah dihadapkan dengan beragamnya masalah yang makin menantang dan kompleks. Hal tersebut ditandai dengan terjadinya pergeseran dalam gaya kepemimpinan seiring dengan perkembangan teknologi yang mengubah pola kehidupan manusia di seluruh belahan dunia. Tidak ada batas minimum bagi pemuda mendapat amanah besar di kursi pengambil kebijakan dan pada level strategis di dalam pemerintahan.

Level kepemimpinan lintas sektor sudah harus berani memberikan ruang berkembang dan bertumbuh bagi calon pemimpin di perusahaan atau organisasinya. Generasi Milenial yang berpotensi, perlahan sudah diberikan kesempatan dalam ruang formal untuk mengambil peran sebagai pengambil kebijakan.

Kepemimpinan merupakan salah satu kunci sukses yang mempunyai peranan dalam mencapai tujuan organisasi. Peran kepemimpinan yang strategis penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi.

Kualitas dari pemimpin dianggap sebagai faktor dalam keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi. Hal tersebut membawa konsekuensi bahwa setiap pemimpin berkewajiban memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk membina, menggerakkan, mengarahkan semua sumber daya yang ada dalam mencapai tujuan organisasi.

Generasi milenial memiliki karakter unik, salah satu ciri utama generasi milenial ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Karena dibesarkan oleh kemajuan teknologi, generasi ini memiliki ciri-ciri kreatif, informatif mempunyai passion dan produktif.

Generasi milenial berkawan baik dengan teknologi sehingga dalam segala aspek kehidupan selalu melibatkan teknologi. Bukti nyata yang bisa dirasakan langsung adalah hampir seluruh individu dalam generasi tersebut memilih menggunakan ponsel pintar, dengan penggunaan ponsel pintar para milenial dapat menjadi lebih produktif dan efesien.

Indonesia telah mencatatkan sejarah, Oktober tahun 2019 lalu Presiden Joko Widodo telah menunjuk salah satu generasi milenial ini menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yaitu Nadiem Makarim. Ia mencatatkan diri sebagai menteri termuda di Indonesia. Sementara itu, Emil Dardak adalah Wakil Gubernur Jawa Timur termuda. Ia lebih muda dibanding tiga Wakil Gubernur dari tiga provinsi lainnya yang terpilih pada Pilkada Serentak 2018 lalu, meski sama-sama masuk usia milenial.

Selain itu, generasi milenial juga mendapatkan amanah sebagai Kepala dan Wakil Kepala Daerah. Muhammad Nur Arifin, misalnya, menjadi Bupati Trenggalek, Jawa Timur periode 2019-2024. Ia pun tercatat sebagai bupati termuda di Indonesia. Terbaru, terdapat Gibran Rakabuming sebagai Walikota Surakarta, dan Bobby Nasution sebagai Walikota Medan.

Kursi DPR periode 2019-2024 juga diwarnai generasi milenial. Mereka adalah Chusnunia Chalim dari Provinsi Lampung, Andi Sudirman Sulaiman dari Sulawesi Selatan, dan Taj Yasin dari Jawa Tengah. Rojih Ubab Maimoen dari PPP, Muhammad Rahul dari Partai Gerindra, Rizki Aulia Rahman Natakusumah dari Partai Demokrat, Hillary Brigitta Lasut dari Partai NasDem, Farah Puteri Nahlia dari PAN, Adrian Jopie Paruntu dari Partai Golkar, Paramitha Widya Kusuma dari PDIP, Marthen Douw dari PKB, dan lain lain.

Pemimpin milenial juga perlu mendorong inovasi dan kreativitas dalam lembaga yang dipimpinnya. Ini tak mengherankan, mengingat karakter generasi milenial kreatif dan cenderung berpikir out of the box. Buktinya, banyak tumbuh industri start up dan industri kreatif lain yang dimotori generasi ini. Kreativitas mereka ini juga tampak di media sosial, sehingga banyak di antara mereka menjadi panutan dan role model kehidupan bagi anak muda lainnya.

Tumbuh di era digital, generasi ini terbiasa mendapatkan tanggapan instan dan cepat. Generasi ini pun sangat menyukai segala sesuatu yang bisa diperoleh dengan mudah dan cepat. Budaya lama yang cenderung berbelit-belit tak cocok dan menjadi pemberat bagi generasi ini. Generasi milenial sangat menghargai perbedaan, lebih memilih bekerja sama daripada menerima perintah dan sangat pragmatis ketika memecahkan persoalan.

Tumbuh di era digital membuat mereka menginginkan kesetaraan. Generasi ini sangat identik dengan percaya diri, dan berani mengemukakan pendapat. Mereka juga berani berdebat di media sosial tanpa memandang siapa lawan bicaranya. Connected juga menjadi karakter lain generasi milenial. Mereka pandai bersosialisasi, yang dilihat dari jejak mereka di banyak media sosial.

Keterpilihan generasi milenial di posisi strategis itu perlu kita apresiasi. Tidak mudah meraih posisi itu. Karena itu, hal ini menjadi pembuktian dan pertaruhan kepemimpinan generasi milenial. Terlebih, peran generasi milenial sebagai future leaders menjadi sangat krusial bagi bangsa Indonesia di masa depan. Era generasi milenial merupakan era dimana teknologi informasi menjadi hal yang utama dan mempengaruhi segala aspek, tidak terkecuali kepemimpinan, Pola kepemimpinan milenial merupakan pergeseran dari pola kepemimpinan dari generasi sebelumnya. Beberapa poin yang harus ditekankan dalam pola kepemimpinan milenial antara lain bahwa kepemimpinan milenial harus memahami dan menggunakan pola komunikasi generasi milenial yang dipimpinnya.

Artinya seorang pemimpin harus mempunyai akun-akun di media sosial yang ada seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube serta segala jenis saluran komunikasi ter-update yang menjadi arus dalam generasi milenial. Kedua bahwa pemimpin di era milenial harus mampu mendorong semangat perubahan, pembaruan, inovasi, kreativitas, dan entrepreneurship. Semua saluran media sosial sebagai alat komunikasi harus mampu menjadi alat dalam mewujudkan hal tersebut dan dipersiapkan dengan baik dan benar.

Kepemimpinan era milenial memiliki pendekatan yang berbeda dari kepemimpinan konvensional. Hal ini karena digitalisasi, sehingga kepemimpinan yang masih konvensional menjadi hal yang kurang efektif untuk generasi milenial ini.

Pendekatan yang digunakan harus mampu membangkitkan ide-ide generasi milenial, ide yang kreatif dan inovatif. Kemudian juga harus mampu memberikan umpan balik kepada generasi milenial serta berikan ide alternatif atau bahkan pengarahan atau perintah yang bisa menjadi cambuk untuk membangkitkan semangat generasi milenial. Sehingga pada akhirnya kepemimpinan di era generasi milenial mampu menjadikan generasi milenial seperti yang diharapkan atau sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Kemal Hidayah
Kemal Hidayah
Analis Kebijakan Puslatbang KDOD LAN RI
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.