Mungkin bagi kebanyakan orang menganggap bahwa pemilu hanya bicara soal menag dan kalah, juga bagi sebagian orang beranggapan bahwa pemilu adalah tarubaran uang untuk memenangkan pertarungan.
Tidak salah pandangan itu melihat beberapa tahun ini pada setiap pemilu masyarakat dihadirkan atau dipertontonkan oleh hal itu. Maka, anggapan itu bagai virus yang menjalar ketubuh dan menjadi penyakit yang membahayakan. Demokrasi yang adil dan bersih harus benar-benar dilaksanakan terkhusus bagi setiap calon yang akan bertarung pada pemilu tahun 2019 ini.
Pemilu adalah rangkaian adab, norma dan etika yang harus dibangun sesuai dengan adat dan kebiasaan bangsa Indonesia. Tidak akan terbentuk pemimpin yang bersih jika pelaksanaan pemilu tidak disertai hal-hal yang bersih pula terutama bagi para calon pemimpin ke depan. Masyarakat perlu diberi contoh oleh pemimpin, disadari atau tidak bahwa pemimpin adalah panutan bagi rakyatnya, jelek pemimpinnya akan berdampak jelek pada rakyat sebab ia adalah nafas bagi rakyat yang dipimpin.
Urgensi pendidikan politik pada pemilu 2019 adalah kunci kesuksesan dan keberhasilan pelaksaan pemilihan umum nantinya. Etika dan norma menjadi pedoman untuk ditaati bersama oleh setiap calon. Berkaca pada kepemimpinan masa kholifah yang penuh kesederhanaan dan benar-benar mengabdi kepada rakyatnya adalah pemimpin yang akan membawa kepada kesejahteraan hal ini perlu menjadi doktrin kepada masyarakat kita, memberi bukti melalui tindakan dan bukan menjual janji belaka.
Berkaca kaidah fiqh bahwa pemimpin harus mengutamakan kemaslahat ummat, dapat ditafsirkan bahwa pemimpin harus membawa kesejahteraan bagi rakyatnya dengan memberi contoh yang baik sebab ia adalah panutan dan cerminan bagi masyarakat. Sudah lelah kita dengan janji yang tak pernah ada, salah memilih pemimpin tidak akan membawa perubahaan apapun kepada rakyatnya. Pemimpin harus benar-benar lahir dari rakyat, terbukti bahwa ia mengabdi bukan menjual janji. Ini adalah patokan yang harus menjadi pedoman untuk melihat pemimpin mana yang akan menjadi panutan bagi rakyat kedepan.
Perlu sosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat bahwa pilihlah pemimpin yang membuktikan kepantasannya dengan bertindak bukan membual saja. Terutama kepada pemilih pemula tahun 2019 nanti, melihat banyaknya anak muda yang menjadi generasi mayoritas dan berkenaan dengan bonus demogrfi dimana Indonesia banyak memiliki generasi muda. Maka, pemuda juga menjadi kunci bagi pemenang pemilu pada setiap daerah, nasional dari berbagai tingkat mulai dari DPRD, DPR RI, Bupati/Walikota dan bahkan Presiden sekalipun. Sudah saatnya pemuda atau generasi milenial yang menurut beberapa lembaga survey sekitar 40% pemilih pada pemilu 2019 nanti.
Sudah Saatnya Pemuda Membangun Bangsa
Sebagaimana yang telah saya paparkan diatas bahwa pemuda memiliki andil yang besar untuk turut membangun bangsa ataupun daerahnya. Sebagi generasi yang menjadi kunci, kita sebagai pemuda harus masuk keruang-ruang pemerintahan, ruang-ruang strategis sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi ke depan, entah menjadi tim sukses pada pemilu 2019 atau bahkan terlibat menjadi ‘petarung’ di dalam arena pemilu sebagai calon legislatif semisal.
Ini adalah bagian dari aspirasi saya pribadi untuk maju ikut bertarung dan mengabdi untuk daerah melalui calon legislatif di kabupaten Batang. Bahwa pemuda saat ini untuk turut terlibat diruang-ruang penting pemerintahan pada kondisi hari ini adalah keharusan, sebab kita adalah generasi penerus bangsa, pengalaman membangun daerah atau mengabdi dimasyarakat adalah pengalaman yang luar biasa dan saya pribadi berharap diberi kesempatan untuk mewakili pemuda untuk terlibat dipemerintahan.
Banyak gagasan yang bisa kita realisasikan demi kepentingan masyarakat. Banyak cara untuk membangun bangsa, ide-ide segar nan kreatif pada pemuda sangat dibutuhkan oleh bangsa. Menjadi bagian dari pelayan masyarakat adalah hal yang luar biasa dan pengalaman yang tak terbayarkan oleh apapun.
Sudah saatnya pemuda maju dibarisan terdepan untuk kemajuan bangsa, sudah saatnya pula kita memimpin dan memberi gagasan, serta dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Sudah saatnya orasi Ir. Soekarno “ Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku guncangkan dunia” untuk direalisasikan. Pemuda memiliki peran penting, tenaga dan ide yang masih segar adalah modal besar membangun bangsa ke depan. Maka, pemuda harus bangkit dan tidak masa bodoh dengan bangsa sebab kita memiliki tugas yang sama ialah membangun dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pentingnya pemuda dalam membangun Negara ini telah diakaui oleh presiden pertama republii Indonesia. Sangat jelas orasi yang ia sampaikan kepada kita semua bahwa pemuda sangat dibutuhkan oleh Negara.
Tentunya, pemuda yang melek kondisi Negara bukan yang cuek akan kondisi Negara hari ini. Melihat kondisi objektif hari ini, banyaknya pejabat Negara yang menyalahi wewenangnya serta merusak kepercayaan masyarakat yang telah diamanahkan kepadanya, moral pejabat yang makin memprihatinkan kita semua. Untuk itulah kita pemuda untuk mengawal bangsa ini dan memastikan bahwa orang-orang yang meniadakan amanah rakyat selama ini tidak terpilih lagi dipemilu tahun ini, mari sama-sama menjaga NKRI.
Membangun bangsa adalah pekerjaan yang mulia, apalagi dengan terlibat langsung dalam pengambilan kebijakan di institusi pemerintahan saat ini. Mengawal pemerintahan dari luar maupun terlibat didalamnya memiliki satu kesatuan penting demi kemajuan bangsa Indonesia.