Jumat, Mei 3, 2024

Pemilu Adalah Panggung Kemanusiaan

Alridho Putranto
Alridho Putranto
Mahasiswa S1 Psikologi, FKM-UNDANA

Dalam beberapa waktu yang akan datang, bangsa Indonesia akan berlabuh sementara di sebuah dermaga persinggahan, demi mencari siapa nahkoda terbaik yang akan membawa Indonesia berlayar mengarungi lautan dan sampai ke tujuan dengan selamat. Pemilihan umum (pemilu) menjadi satu momentum untuk menjalankan amanat demokrasi sesuai dengan konstitusi yang berlaku.

“Pesta demokrasi” ini akan menentukan siapa saja orang-orang terpilih yang bakal membawa visi dan misi terbaik untuk membawa kehidupan masyarakat ke taraf hidup yang lebih baik. Sehingga, pemilihan umum juga dimaknai sebagai prosesi menentukan masa depan bangsa dalam kurun waktu 5 tahun kedepannya.

Berbagai dinamika terjadi dalam ajang lima tahunan ini. Para elit politik dengan berbagai manuvernya mencoba untuk meraup elektabilitas demi mencapai tampuk kekuasaan. Tentunya, dinamika ini memberi dampak yang signifikan bagi masyarakat yang notabenenya merupakan pemilih yang menentukan orang-orang yang akan membawa suara mereka di parlemen.

Sebagai proses demokrasi yang fundamental, pemilihan umum menjadi ajang untuk menentukan pemimpin yang akan memegang kendali negara dan berkuasa atas kehidupan masyarakat. Namun, lebih dari itu, pemilu sebenarnya juga merupakan kontestasi dalam menghormati hak-hak dasar setiap individu sebagai manusia. Dengan demikian, pemilu menjadi bagian penting dalam memastikan hak asasi manusia tetap dijunjung tinggi dan kehidupan yang bermartabat bagi seluruh rakyat Indonesia.

Namun, realita yang dijumpai berkata lain. Perbedaan pilihan politik hari ini menjadi sesuatu yang dikotomik di tengah kehidupan bermasyarakat. Narasi-narasi yang beredar yang menunjukkan keunggulan elit politik yang akan berkontestasi seakan membuat masyarakat sirna akan ragamnya pilihan pandangan berpolitik. Sehingga, boleh dikatakan bahwa perbedaan dalam menentukan sering ditanggapi dengan wajah yang skeptis.

Padahal, sudah seharusnya kita melihat bahwa hak memilih dan dipilih merupakan dasar dalam kehidupan berbangsa. Dinamika-dinamika yang terjadi menjelang pemilu juga mampu membentuk opini terhadap pilihan politik yang diambil. Hal ini yang kadang membuat penghargaan terhadap perbedaan pilihan politik sering disikapi dengan pandangan yang menempatkan oposisi biner antara yang satu dengan yang lainnya.

Dalam konteks ini, pemilu bukan hanya sekadar proses politik yang menghasilkan pemenang dan kalah, tetapi juga merupakan representasi dari kehidupan berbangsa dan bernegara yang adil, sejahtera, dan beradab. Oleh karena itu, setiap pemilu harus dijalankan dengan integritas dan kejujuran yang tinggi demi terwujudnya kontestasi kemanusiaan yang sejati.

Pemilu adalah panggung kemanusiaan yang memegang peranan penting dalam menjalankan sistem demokrasi. Dalam pemilu, setiap warga negara diberikan hak untuk memilih dan dipilih sebagai pemimpin negara. Sebagai sebuah kontestasi, pemilu mempertaruhkan kepentingan dan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemilu tidak hanya menjadi ajang perlombaan untuk memperebutkan kekuasaan, namun juga merupakan bentuk perjuangan untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Sekali lagi, kemanusiaan menjadi inti sari dari agenda lima tahunan ini. Kita tak ingin momentum bersejarah ini dimanfaatkan hanya untuk kepentingan beberapa individu atau golongan, tapi lebih diutamakan agar manfaatnya bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Maka dari itu, pemilu juga haruslah menjadi ajang untuk menunjukkan kedewasaan dan ketangguhan sistem demokrasi di negara kita. Dengan adanya pemilu, masyarakat dapat menyalurkan aspirasi dan keinginan mereka secara bebas dan bertanggung jawab. Hal ini juga menjadi bentuk partisipasi aktif dalam membangun negara yang lebih baik.

Dalam konteks kemanusiaan, pemilu juga memiliki peranan yang sangat penting. Sebagai sebuah kontestasi, pemilu menempatkan manusia sebagai subjek utama yang memiliki hak untuk menentukan masa depan negara mereka. Dengan demikian, pemilu menjadi bentuk penghargaan terhadap martabat dan hak asasi manusia.

Pemilu juga merupakan ajang untuk membangun persaudaraan dan solidaritas antar sesama warga negara. Dalam pemilu, tidak ada lagi perbedaan dan perselisihan yang menghambat proses demokrasi. Sebaliknya, pemilu memperkuat persatuan dan kesatuan dalam bingkai negara yang berdaulat dan berkeadilan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemilu adalah kontestasi kemanusiaan yang memegang peranan penting dalam membangun sistem demokrasi yang lebih baik. Pemilu bukan hanya sekedar ajang perlombaan untuk memperebutkan kekuasaan, namun juga merupakan bentuk perjuangan untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, peran serta aktif masyarakat dalam pemilu sangatlah penting untuk mencapai tujuan bersama yang lebih mulia, yaitu membangun negara yang adil, sejahtera, dan demokratis.

Alridho Putranto
Alridho Putranto
Mahasiswa S1 Psikologi, FKM-UNDANA
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.