Minggu, Juni 30, 2024

Pembacaan Kritis Teori Dekonstruksi Derrida

Aldi Labrador
Aldi Labrador
Penulis Yang Jelek Dan Buruk

Derrida merupakan pemikir pascastrukturalis yang mengusung teori dekonstruksi. Teori dekonstruksi adalah teori yang membongkar instabilitas bahasa, sebab menurut Derrida kata-kata mengusung banyak makna.

Pembacaan sebuah teks tidak bisa setengah-setengah, semua harus dibaca dan dimaknai sesuai dengan intertektstualitas teks tersebut dan kontekstualitas jaman itu. Maka dari itu, Derrida mengenalkan kata “Differeance”, yang berarti ada perbedaan dan penangguhan makna dalam pembacaan suatu teks.

Teori dekonstruksi sangat penting untuk membongkar beragam pandangan, makna, dan kelemahan atau keparadoksan suatu teks utuh. Derrida menolak dan kemudian membongkar oposisi biner dalam pembacaan suatu teks, oposisi biner biasa digunakan oleh pemikir strukturalis seperti Ferdinand De Saussure.

Jika Ferdinand De Saussure berpendapat bahwa tuturan lebih utama dibanding tulisan, Derrida pun menentangnya. Derrida berpendapat bahwa tulisan merupakan medium paling utuh dalam berbahasa, sebab ketika kita menulis kita selalu memikirkan ulang tulisan kita dengan teliti dan kritis. Dan bahkan terkadang kita—secara sadar atau tidak sadar—ketika menulis terkontrol bahasa dan menimbulkan paradoks dalam suatu teks utuh.

Untuk menjelaskan kejelasan dekonstruksi dan differeance, kita harus mengenal prinsip jaringan atau pertalian sejarah antarteks/antartulisan yang populer dengan istilah intertekstualitas.

Memang agak memusingkan ketika kita mencoba mengulik dekonstruksi apalagi hanya lewat esai yang pendek ini. Derrida mendefinisikan differeance dengan cara yang membuat kepala terbentur tembok berkali-kali, “(Dengan) permainan sedemikian, kemudian—differeance—bukan lagi sekedar sebuah konsep, melainkan kemungkinan konseptualitas, dari sistem dan proses konseptual secara umum.

Untuk alasan yang sama, difference, yang bukan merupakan konsep itu, bukan sekedar sebuah kata; sehingga ia bukanlah suatu hal yang kita representasikan kepada diri sendiri sebagai kesatuan rujukan-diri yang diam dan hadir dari suatu konsep dan bunyi” (J. Derrida, hal. 47, 2002).

Differeance juga keluar dari konsep ruang dan waktu. Differance bermakna terbuka untuk permainan makna-bahasa, tanpa akhir, dan bebas dari logosentrisme atau pengertian/penafsiran umum.

Kesimpulan yang bukan Kesimpulan ialah, Derrida menciptakan teori yang rumit, berputar-putar dan mengorbit tanpa henti di langit-langit tafsir (galaksi hermeneutik) Teori yang akhirnya tidak menemui titik definisinya, teori yang terus-menerus hidup, berkembang dan membongkar beragam teks, bahkan ketika penulisnya sudah meninggal.

Sebuah teori penting untuk mengembangkan pembacaan teks secara kritis. Derrida mengenalkan suatu teori yang menentang kebenaran tunggal, logosentrisme, dan oposisi biner yang terkadang memenjarakan penafsiran semantik atas suatu teks. Derrida pun menyadari kerumitan teorinya yang penuh kontradiktif, kontroversial, tapi mengasah daya pikir pembaca. “… the infinite Differeance is finite” (J. Derrida, hal. 48, 2002).

Aldi Labrador
Aldi Labrador
Penulis Yang Jelek Dan Buruk
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.