Indonesia dinobatkan sebagai presiden Dewan Keamanan (DK) Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) pada 1 Mei lalu untuk sebulan kedepan. Hal ini membuat ‘bargaining position’ Indonesia di kancah internasional semakin kuat.
Tidak hanya itu, Indonesia sebagai salah satu negara yang selama ini menjadi garda depan dalam proses perdamaian dunia. Kali ini dipercaya menjadi partner perdamaian dalam organisasi besar negara-negara dunia tersebut.
Proses rekonsiliasi konflik dan perdamaian di beberapa negara konflik, seperti di Palestina, Suriah, Yaman, Lebanon dan negara lainnya, menjadi isu penting bagi Indonesia, dalam hal ini melalui Kementerian Luar Negeri, dan berbagai negara di dunia untuk mencari solusi terbaik atas permasalahan tersebut.
Dalam sambutannya, Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Indonesia merasa senang dan bangga atas terpilihnya Indonesia sebagai presiden DK PBB. Sebab, sebagai presiden DK PBB, Indonesia memiliki peran sentral dalam mengambil keputusan dan langkah taktis untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam kaitannya dengan konflik di beberapa negara di dunia. Hal ini juga menunjukkan kepercayaan negara-negara dunia kepada Indonesia atas prestasinya mendukung terlaksananya perdamaian dunia.
Pasca terpilihnya Indonesia sebagai presiden DK PBB, beberapa kegiatan yang akan dieksekusi oleh Kemlu RI yakni melaksanakan presidensi yang bertemakan “peacekeeping” (misi pemeliharaan perdamaian).
Hal ini cukup beralasan, terkait track record Indonesia menjadi salah satu negara yang telah berkontribusi besar dalam perdamaian dunia seperti halnya kasus konflik di Lebanon dan beberapa kasus lainnya. Selain itu, tema tersebut akan mempengaruhi dalam kebijakan perdamaian internasional dan bagi para ‘peacekeepers’ dalam mendukung terciptanya perdamaian.
Tantangan dan Peluang
Terpilihnya Indonesia sebagai presiden DK PBB adalah prestasi besar bagi bangsa Indonesia. Sebagai negara yang berdaulat dan merdeka, serta juga ikut serta berkontribusi dalam perdamaian dunia.
Indonesia memiliki pengalaman yang mumpuni untuk menjabat posisi tersebut. Tantangan demi tantangan bagi Indonesia kedepan akan lebih sulit, apalagi berbagai konflik dunia internasional tidak mampu hanya diselesaikan di meja perundingan semata. Tetapi, proses mediasi dan pendekatan yang berkelanjutan, sudah seharusnya dilakukan untuk menempuh jalan damai.
Kegiatan yang baru-baru tengah berlangsung yakni pertemuan Debat Terbuka (Open Debate) yang bertemakan “Menabur Benih Perdamaian” yang dilaksanakan kemarin (7/5). Acara tersebut ditujukan untuk terus mendorong peningkatan kualitas kapasitas Pasukan Penjaga Perdamaian dalam berbagai misi di belahan dunia. Pertemuan ini merupakan salah satu agenda prioritas Indonesia selama menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB tahun 2019-2020.
Kita sebagai rakyat Indonesia tengah bangga dan bahagia atas pencapaian prestasi dan kinerja pemerintah Indonesia melalui Kemlu dengan terpilihnya sebagai Presiden DK PBB. Kita juga sedang menunggu gebrakan dan strategi taktis yang dipersiapkan Kemlu dalam menyelesaikan masalah dalam upaya perdamaian dunia.
Sehingga, target utama bagi Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi perdamaian mampu disebarkan kepada seluruh dunia untuk terus menyemai damai dan hidup yang harmonis.