Sabtu, April 20, 2024

Panggilan Alam Liar Alex

Anak muda, kasta yang mendapat predikat sebagai labil maupun membara. Entah darimana predikat tersebut didapat. Atau malah jangan-jangan orang-orang di kasta tersebut menamakan diri sendiri. Tetapi biarkanlah nama menjadi nama dan panggilan urusan masing-masing orang. Biarkan itu semua dan biarkan saya mengutarakan cerita selanjutnya.

Kehidupan manusia boleh dikatakan bertahap, boleh dikatakan berkembang sama seperti manusia secara keseluruhan, sama seperti kehidupan lainnya dibumi yang juga mengalaminya. Dalam masa muda bisa dikatakan masa dimana pencarian besar-besaran mulai dilakukan, masa pengembaraan ke tujuan tanpa batas. Itu yang juga dianggap orang-orang atau mungkin saya anggap sendiri. Tetapi saya disini tidak melulu membahas mengenai pemaknaan dan penilaian suatu panggilan apapun itu. Saya membahas seorang manusia, pemuda malah saya bilang sesuai dengan tulisan sebelumnya yang saya tekankan sedari tadi ialah pemuda dan kemudian saya bilang selanjutnya adalah tentang perjalanan hidupnya.

Alexander Mccandles pemuda kelahiran California, Amerika pada tanggal 12 Februari 1968. Alex menjalani hidupnya sebelum masa kuliah sama dengan anak-anak lainnya tetapi kepandaiannya sudah sangat terlihat sedari awal. Dan ini dibuktikan dengan lulusnya dia di Universitas Emory dengan dua gelar, sejarah dan antropologi. Dan sehabis kelulusannya itu dia melakukan hal yang jarang dilakukan, dia berani menerobos selubung tatanan masyarakat yang ada dan tulisan ini berkisah tentang itu. Dia mencoba kembali ke naluri purba. Hidup di alam liar, berburu untuk makan, mencari tempat-tempat terbaru, mandi telanjang di sungai, duduk di depan api unggun, berteriak sekencang-kencangnya, mengikuti auman serigala di malam hari.

Alex senang membaca segala buku dalam hidupnya, karena dia mendapatkan sesosok yang menemani imajinasinya disana. Buku-buku Thoreau, Jack London, Leo Tolstoy dan banyak lagi menghiasi pemikirannya yang indah dan humanis. Dan memunculkan pemikiran mendalam untuk menghilang di alam liar seperti insting purba yang dia miliki.
Mengendarai mobilnya setelah kelulusan dan memberhentikannya kemudian dihanyutkan banjir mendadak yang membuat mobilnya sampai di tengah gurun pasir. Tetapi dengan itu semua Alex telah menghadapi sama dengan apa yang dihadapi manusia purba di jaman dahulu yaitu ketidak pastian.

Call of the Wild adalah salah satu karya tulis yang dibaca Alex dan juga telah saya baca. Saya dapat menangkap sekilas hasrat api yang membara di dalam diri Alex setelah membaca itu. Diceritakan terdapat seekor anjing besar yang sudah terlalu lama hidup nyaman di suatu daerah hingga nasibnya berubah dan membuatnya mengalami kesakitan, kompetisi, kepemimpinan, cinta dan juga panggilan murni alam. Anjing yang diberi nama Buck itu telah mengalami berbagai pergolakan dan dinarasikan sangat istimewa oleh Jack London.

Saya juga telah membaca catatan-catatan yang dibuat oleh John Krauker mengenai perjalanan Alex sampai di Alaska. Ya Alex mati di Alaska, didalam sebuah sleeping bag dan ditemukan para pemburu rusa. Hampir 4 bulan dia berada disana, dan sudah dua minggu alex dalam keadaan tidak bernyawa. Andai saja kau masih dapat bertahan dua minggu saja, kau akan selamat.

Perjalanan hidup Alex bisa dikatakan adalah pengembaraan karena membaranya batinnya oleh segala persoalan yang ia hadapi, ia marah terhadap orang tua, sekitar, parpol, sistem sosial masyarakat dan lain sebagainya yang kemarahan itu belum bisa saya artikan kenapanya. Kemudian saya bandingkan dengan Buck si anjing tadi yang mana dia mengalami keperbedaan situasi hidup bukan karena pilihannya sendiri, mungkin hal itu karena dia anjing yang diceritakan patuh terhadap pemiliknya.

Tapi yang mirip adalah dari perjalanan mereka, Buck pernah dari utara ke selatan kemudian ke utara Alaska kealam liar. Sementara Alex sudah banyak sekali tempat yang ia jelajahi, telah ia coba semua trail di daerah timur Amerika, dia telah menaiki kano melewati kanal-kanal dan sampai di lautan Meksiko, dia pernah dipukuli karena menaiki kereta dengan ceroboh yaitu melompat langsung ke kereta yang sedang bergerak.

Alex menampilkan sesuatu hal yang mungkin didambakan oleh orang lain yaitu sebuah keinginan untuk menuju kebebasan yang sangat purba. Kita berlari kesana-kemari melawan seluruh kehidupan yang ada. Dalam hati kita merindukan dunia yang dulu itu.

Buck juga ditampilkan kerinduannya akan sesuatu yang seperti dunia lain dan seperti di dalam mimpinya. Tempat dimana dia berdiri tegak dengan hidung diarahkan ke bulan yang bersinar terang hanya untuk mengaum selamanya. Ada satu adegan di Call of The Wild yang menurut saya indah didalam buku itu, bukan mengenai keindahan alam atau pun perjalanan seorang manusia ataupun perjuangan buck. Tetapi sahut-meyahut antar auman serigala satu dengan yang lain dan membentuk satu harmoni keindahan malam untuk berdampingan dengan bulan.

Di Alaska, Buck dan alex menemukan panggilannya. Begitulah di akhir buku Call of The Wild diceritakan, setelah mengalami banyak sekali pergolakan hidup, Buck yang sedari jiwa adalah berdarah nenek-moyang hewan buas sudah berkali terantuk peristiwa dan kejadian yang mengubahnya seperti mengalami pembuatan hukum tak tertulis antar anjing penarik gerobak dengan gada dan taring, merasakan menjadi penjaga hukum tersebut, kemudian dia juga merasakan cinta di pemiliknya yang terakhir sebelum akhirnya ketika berada di Alaska, dia yang ketika itu mendapatkan panggilan yang benar-benar purba dan surreal untuknya menemukan sebangsanya. Dan disana juga pemiliknya dibunuh oleh kaum indian sana, yang kemudian oleh Buck dibalas dengan kematian banyak orang Indian, hingga dia dipuja sebagai Roh Buas.

Alex juga sebelum sampai Alaskan telah mengalami banyak sekali haling rintang kehidupan sebagai seorang individu yang senantiasa bergerak. Seorang petualan, ronin (samurai tanpa tuan) acapkali patut saya timpakan terhadap Alex. Dia berani menghadapi ketakutan akan pertanyaan-pertanyaan di benaknya dengan bergerak. Dia sudah tidak takut lagi akan kehilangan materi karena apa yang ia rindukan adalah jiwa yang bersenandung bersama auman malam diawah rembulan.

Saya kutip salah satu frase yang digaris bawahi oleh Alex didalam buku Leo Tolstoy “Family Happines”.
“I wanted movement and not a calm course of existence. I wanted excitement and danger and the chance to sacrifice myself for my love. I felt in myself a superabundance of energy which found no outlet in out quiet life.”

Alex menjawab panggilan alam liarnya, panggilan purba yang juga dirasakan oleh Buck di malam hari. Ketika hampir terlelap Buck bangun menuju ke tengah hutan yang lapang ditengahnya. Untuk menengadah menghadap rembulan dan mengaum menjawab panggilan serigala dan anjing-anjing liar yang ada. Dan Alex mengaum mendengar auman hewan-hewan lainnya itu. Sayangnya auman Alex tidak dapat dimengerti hewan liar lainnya.

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.