Selasa, Oktober 8, 2024

Pandemi Covid-19 dan Ujian Literasi

Ali Efendi
Ali Efendi
Kepala SMPM 14 Persantren Karangasem Paciran. Tinggal di Kampung Nelayan Paciran Lamongan Jatim

Pandemi Covid-19 (Corona Virus Disease) tahun 2019 yang pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019.

Kemunculan Covid-19 diduga berhubungan dengan pasar grosir makanan laut Huanan yang menjual hewan hidup. Pasar ini memiliki ribuan kios yang menjual berbagai hewan, seperti ikan, ayam, burung, kelelawar, marmut, ular berbisa, rusa bintik, dan binatang liar lainnya.

Covid-19 merupakan penyakit baru dan para ahli masih terus meneliti sejauh mana keganasan dan tingkat penyebarannya. Semua orang berusaha mengikuti informasi perkembangan yang berubah cepat tentang wabah Covid-19, virus ini telah menyebar ke lebih dari 187 negara sejak Desember 2019.

Negara-negara yang memiliki banyak kasus telah mengeluarkan regulasi-regulasi baru untuk menghentikan penyebaran virus dan mengatasi KLB (Kejadian Luar Biasa). Wabah Covid-19 merupakan masalah global yang perlu penangan super serius, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 30 Januari 2020 menyatakan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia.

Berdasarkan data dari Covid19.go.id  Indonesia menjadi salah satu negara yang terjangkiti Covid-19, tercatat 579 orang dinyatakan potitf, 49 orang meninggal dan 30 orang dinyatakan sembuh (24/3/2020).

Pemerintah dan masyarakat bersatu untuk melawan Covid-19 dengan melakukan upaya pencegahan agar tidak meluas, di antaranya:

Membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, membentuk pengaduan dan informasi secara online tentang Covid-19, menganjurkan masyarakat untuk menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), gerakan cuci tangan menggunakan air bersih, penyemprotan dan sterilisasi perkantoran, serta tempat fasilitas umum.

Kegitan belajar mengajar lembaga pendidikan diliburkan, menganjurkan masyarakat tidak melakukan bepergian atau kunjungan keluar kota jika tidak ada keperluan yang urgent, menerapkan konsep social distancing (menjaga jarak dengan orang lain), dan membubarkan kerumunan masa yang tidak perlu.

Bahkan MUI sebagai orgaanisasi yang memiliki otoritas keagamaan juga mengeluarkan fatwa tentang pelaksaan shalat berjama’ah dan shalat jum’at dapat dikerjakan di rumah, serta meliburkan sementara kegiatan keagamaan yang sifatnya mendatangkan kerumanan masa.

Informasi Covid-19 dan Ujian Literasi

Penyebaran wabah Covid-19 sangat cepat menyebar ke 187 negara, begitu juga informasi yang berkaitan dengan perkembagan Covid-19 sangat deras beredar melalui media online dan media cetak, terutama media sosial (whatsapp, twitter, instagram).

Beragam informasi Covid-19 disuguhkan dan selalu berubah cepat, baik informasi positif yang bermanfaat bagi masyarakat maupun informasi negatif yang cenderung menjerumuskan dan menyesatkan masyarakat.

Globalisasi menjadikan dunia berada dalam genggaman dan mempermudah untuk memperoleh akses informasi perkembangan Covid-19. Informasi dan berita pandemi Covid-19 saat ini menjadi hidangan yang setiap saat bisa diakses, dilihat, didengar,  dibaca, dan bahkan datang sendiri tanpa diminta di gadget dan smartphone.

Maka hari-hari ini kemampuan literasi masyarakat benar-benar diuji dalam menerima informasi dan berita tentang Covid-19. Beberapa kejadian yang menunjukan kemampuan literasi masyarakat masih lemah, hal ini terlihat pada kasus panic buying di Surabaya dan Purwokerto sebagai dampak menerima informasi hoax tentang wabah Covid-19.

 

Kesalahan masyarakat dalam menerima informasi dan berita tentang Covid-19 yang tidak sempurna menjadikan perilaku sebagian masyarakat melakukan belanja berlebihan untuk tujuan menimbun barang (panic buying).

Dampaknya secara ekonomi akan terjadi kelangkaan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan harga barang menjadi meroket, seperti kesulitan mencari masker, hand sanitizertisu toilet, dan berbagai kebutuhan dasar sembako.

Tiba-tiba harga rempah-rempah menjadi mahal, karena rempah sebagai untuk membuat jamu tradisional dianggap oleh sebagian masyarakat dapat menyembuhkan Covid-19. Akhirnya masyarakat ramai-ramai tanaman obat keluarga (toga), seperti jahe merah, kunyit, temulawak, kencur dan sebagainya dengan harga yang tidak wajar atau mahal.

Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang dicanangkan pemerintah tahun 2017 bukan hanya sekedar kemampuan dalam membaca dan menulis, tetapi juga menambah pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dapat membuat masyarakat memiliki kemampuan berfikir kritis dan selektif dalam setiap menerima informasi.

Esensi dan tujuan gerakan literasi menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi di masyarakat, serta dapat meningkatkan pengetahuan yang dimiliki dengan cara membaca segala macam informasi yang bermanfaat.

Saat ini merupakan momentum yang terbaik untuk menguji kemampuan literasi masyarakat dengan melakukan seleksi dan memfilter segala informasi terbaru tentang Covid-19 sebagai wabah yang membahayakan.

Masyarakat jangan menelan mentah-mentah informasi yang datang dari media sosial, tentu dengan melakukan konfirmasi lebih (tabayyun) terhadap berita yang diterima agar tidak terjebak pada informasi hoax. Masyarakat harus terus menerus memperbaharui (update) data dan informasi Covid-19 dari sumber dari para ahli yang kredibel.

Kematangan dan kemampuan literasi akan menjadikan masyarakat tidak mudah panik dalam mengahadapi hujan informasi Covid-19. Setidaknya ada dua literasi sebagai modal di antara enam literasi dasar bagi masyarakat, yaitu:

Pertama, literasi baca tulis merupakan kunci untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan. Kedua, literasi digital sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang diakses melalui jaringan internet.

Mari menggunakan media sosial dengan sentuhan literasi untuk berbagi informasi Covid-19 yang benar kepada keluarga, kerabat, rekan kerja, dan lingkungan warga. Paduan materi edukasi Covid-19, seperti; paduan informasi dan pengaduan, serta berbagai informasi yang positif berkaitan dengan Covid-19.

Semoga Pandemi Covid-19 segera teratasi dan berlalu sehingga masyarakat dapat beraktivitas kembali seperti semula.

Ali Efendi
Ali Efendi
Kepala SMPM 14 Persantren Karangasem Paciran. Tinggal di Kampung Nelayan Paciran Lamongan Jatim
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.