Jumat, Mei 3, 2024

Mitigasi Nusantara Cooling System, Upaya Amankan Pemilu 2024

Tafuzi Fauriana
Tafuzi Fauriana
Digital & Media Communication Student at IPB University

Pemilihan umum dan pemilihan presiden 2024 kini menjadi panggung bagi dinamika politik yang tak hanya terjadi di ruang nyata, tetapi juga merebak dengan riuh gema di ranah digital. Setiap debat terbuka yang difasilitasi secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), topik perbincangan hangat kian meluas di jejaring media sosial, menciptakan gelombang diskusi yang memenuhi ruang maya dan kadang kali menimbulkan kericuhan. Setiap moment debat menjadi pusat perhatian publik. Sorotan tajam terhadap perdebatan antarcalon menjadi bahan bakar bagi diskusi dan pemicu kericuhan akibat perbedaan kubu dan pendapat.

Atmosfer pemilu kerap kali menimbulkan kericuhan karena dikhawatirkanya tersulut api seperti percikan polarisasi ataupun politik identitas, di samping itu aparat keamanan kepolisian mengambil strategi upaya mengawal pemilu 2024 dengan Operasi Nusantara Cooling System.

Operasi Nusantara Cooling System (NCS) telah dilakukan sejak 11 september 2023. Cooling system adalah salah satu strategi Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), khususnya menjelang dan saat pelaksanaan Pemilu 2024. Tujuannya untuk menjaga dan mencegah potensi gangguan kamtibmas dengan melibatkan seluruh komponen bangsa sehingga kamtibmas terjaga dan terkendali. Terma ’’cooling’’ merujuk pada konsepsi aparat polisi untuk selalu menjadi pendingin di tengah situasi ’’panas” pada tahun politik jelang pemilu.

Why Cooling System?

Nusantara Cooling System adalah sebuah operasi sebagai strategi pendekatan dalam proses penyelenggaraan dan pengupayaan pencegahan dan pemeliharaan keamanan demokratis melalui kegiatan security assessment di masyarakat.

Strategi cooling system dapat diibaratkan seperti bekerjanya mesin radiator mobil. Radiator mobil yang sudah memanas jika diberi air dingin akan meledak. Cooling system yang dimaksudkan Polri bukan pendingin pada saat panas, melainkan radiator yang terus bekerja pada situasi dingin, hangat, dan panas.

Hal itu merepresentasikan bahwa Polri sebagai cooling system perlu menjaga tensi suhu politik di masyarakat agar tetap stabil. Pada rapat analisa dan evaluasi (anev) program Quick Wins Presisi Triwulan II tahun yang dilaksanakan di Posko Presisi, disampaikan bahwa strategi cooling system adalah pendekatan kepolisian yang menekankan pada optimalisasi fungsi pemolisian.

Sejumlah sivitas akademika, mulai dari unsur mahasiswa, dosen, hingga para guru besar dari berbagai perguruan tinggi, mulai menggelar aksi dan kritik menjelang proses pemilu 2024. Gerakan ini merupakan imbas dari keberpihakan akan satu pihak pada perhelatan Pilpres 2024 yang tinggal menunggu hitungan hari lagi.

Kericuhan mulai terjadi dimana-mana dan tengah maraknya rumor terkait Pemilu 2024,  terutama mengenai salah satu kasus terkait keberpihakan salah seorang pejabat kini mengundang perhatian Masyarakat. Hal ini mengakibatkan paslon dan para pendukungnya mengalami in-group favoritism yang dimana membuat mereka menjadi antikritik, kesusahan dalam melihat kebenaran yang esensial, hingga minimnya rasa saling menghargai pilihan antar individua atau kelompok.

Salah satu kasus yang menjadi main topic ialah adanya endorsement atau keberpihakan salah satu pejabat kepada salah satu paslon yang memposisikan adanya kelompok yang terlegitimasi memiliki status tinggi. Hal ini dipersepsikan oleh kelompok lain sebagai ketidakadilan.

Menilik sudut pandang lain, hal ini turut memicu pergerakan kelompok rakyat lainya bergerak dengan ketidakadilan demokrasi yang dialami juga. Kontestasi pilpres saat ini tidak lagi tentang pertarungan antarpaslon, tetapi aksi kolektif masyarakat yang mulai menentang ketidakadilan ini yang dikhawatirkan bisa menstimulasi disintegrasi bangsa.

Semua kegundahan dan pertikaian inipun menjadi tombak inovasi dan pendorong pihak kepolisian dalam menetralisir dan meminimalisir isu-isu provokatif yang terjadi dengan menerapkan Nusantara cooling system yang diharapkan dapat menciptakan situasi yang aman dan damai dalam pesta demokrasi lima tahun sekali ini.

Cooling System akan dilakukan untuk mendeteksi persepsi dan interpretasi, serta potensi konflik di masyarakat sehingga pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan sejak dini. Cooling System ini akan mengedepankan Tindakan peremtif dan preventif sehingga tidak aka ada upaya penegakan hukum terutama tindakan represif.

Netralitas Korps Bhayangkara, Hindari Polarisasi

Netralitas Polri paling disorot menjelang pemilu 2024, Polri harus selalu diingatkan soal netralitas dalam penyelenggaraan pesta demokrasi. Sebab, Korps Bhayangkara merupakan alat negara yang harus menjunjung tinggi netralitas. Namun, Masyarakat kini masih meragukan komitmen Polri untuk menjaga netralitas dalam Pemilu dan Pilpres 2024. Bahkan para peserta pemilu terus saling tuduh terkait siapa yang sesungguhnya melanggar aturan pemilu dan membuat pemilu 2024 berpotensi tidak netral.

Prasangka publik memang sulit untuk dikendalikan, dalam system demokrasi sebuah rasionalitas publik adalah medan paling objektif untuk mengukur efektifitas bijakan. Ketika demokrasi sudah menjadi sistem nilai yang disepakati, masyarakat umumnya mengedepankan rasionalitas, dan memiliki standar pemahaman yang sama atas cara kerja pemerintahan.

Pada ekosistem kepolisisan di tahun politik ini sudah sejak pemilu 2019 menerapkan democratic policing yaitu upaya institusi kepolisian dalam system demokrasi, mengubah paradigma anggota kepolisian agar selaras dengan nilai-nilai demokrasi, menghormati hak asasi manusia (HAM), melindungi kebebasan berserikat, media yang lebih bebas.

Polri sebagai komponen utama keamanan negara, memiliki peran strategis, bukan hanya sebagai instrument penegakan hukum yang melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat, tapi juga menopang legitimasi pemerintahan dan negara. Inilah yang harus segera disadari oleh Pemerintah dan semua stakeholder negara, bila institusi penegak hukum tidak siap, terbuai dengan kekuasaan maka bisa saja hal ini akan berujung pada bencana politik yang serius seperti polarisasi.

Polri kini berupaya untuk bersama-sama mengerahkan seluruh kekuatan yang dimiliki, demi mewujudkan dan menyongsong Pemilu damai yang tentunya menjadi harapan bagi seluruh masyarakat karena dapat diketahui bahwa saat ini Indonesia berada di kondisi yang betul-betul harus terjaga dan saling menjaga, apakah kita akan jalan di tempat atau kita akan take off, melompat menuju masa depan dan wujudkan bangsa yang lebih baik.

Tafuzi Fauriana
Tafuzi Fauriana
Digital & Media Communication Student at IPB University
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.