Jika kamu mahasiswa tingkat akhir, pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah metode penelitian. Kali ini, saya akan menjelaskan mengenai metode penelitian apa saja yang dapat digunakan dalam sistem pakar diagnosa penyakit. Mari kita simak penjelasannya dalam artikel berikut.
Pengertian Sistem Pakar
Sistem pakar merupakan cabang dari Artifical Intelligence (AI) yang cukup tua karena sistem ini mulai dikembangkan pada pertengahan 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General-purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel dan Simon.
Sampai saat ini sudah banyak sistem pakar yang dibuat, seperti MYCIN untuk diagnosis penyakit, DENDRAL untuk mengidentifikasi struktur molekul campuran yang tak dikenal, XCON & XSEL untuk membantu konfigurasi sistem komputer besar, SOPHIE untuk analisis sirkuit elektronik, FOLIO untuk membantu memberikan keputusan bagi seorang manager dalam stok dan investasi, DELTA untuk pemeliharaan lokomotif listrik diesel, dan sebagainya.
Sistem pakar sendiri berasal dari istilah knowledge-based expert system. Istilah ini muncul karena untuk memecahkan masalah, sistem pakar menggunakan pengetahuan seorang pakar yang dimasukkan kedalam komputer. Seseorang yang bukan pakar menggunakan sistem pakar untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, sedangkan seorang pakar menggunakan sistem pakar untuk knowledge assistant.
Metode Penelitian
Berikut metode penelitian yang digunakan dalam sistem pakar diagnosa penyakit yakni :
1. Metode Forward Chaining
Metode Forward Chaining merupakan metode yang melakukan pelacakan ke depan, dimulai dari sekumpulan fakta dan berakhir di kesimpulan. Metode Forward Chaining bermula dari fakta-fakta yang sudah diketahui atau ditetapkan dalam suatu sistem pakar. Kemudian menggunakan premis yang ditentukan oleh user, yang nantinya premis-premis itu akan disesuaikan dengan fakta-fakta tadi menggunakan suatu aturan tertentu. Hasil dari proses ini akan menghasilkan fakta baru, yang nantinya akan digunakan untuk melanjutkan proses dan mendapatkan kesimpulan akhir setelah tidak ada lagi aturan yang premisnya cocok dengan fakta.
2. Metode Certainty Factor
Metode Certainty Factor merupakan metode yang dapat digunakan untuk mengetahui sebuah permasalahan yang belum pasti jawabannya dalam bentuk hasil yang mungkin atau hampir pasti hasilnya (Halim, etal., 2015). Pada metode ini, nilai Certainty Factor (CF) didapatkan berdasarkan hasil perhitungan dari persentase nilai input Measure Belief (MB) dan Measure Disbelief (MD).
Dalam penerapannya, hal pertama yang dilakukan oleh pakar adalah memasukkan pertanyaan gejala dengan persentase nilai MB dan DB. Pada MB terdapat nilai integrity dan ability. Fungsi nilai tersebut adalah untuk mengukur nilai tingkat kepercayaan dari MB. Kemudian pada MD terdapat nilai benevolence dan satisfaction, dimana nilai tersebut berfungsi untuk mengukur tingkat ketidakpercayaan dari MD. Data MB dan MD kemudian diproses dalam tiga langkah CF, yaitu CCF1 untuk mengukur MB, CCF2 untuk mengukur MD dan CCF3 untuk mendapatkan hasil akhir dari CF.
Itulah metode penelitian yang dapat digunakan dalam sistem pakar diagnosa penyakit. Dengan memahaminya, kamu bisa menggunakan salah satunya jika memang tepat untuk penelitian yang kamu lakukan. Semoga bermanfaat!