Minggu, November 3, 2024

Mengenang Kartini, Mengenang Misi Pembebasan Perempuan

Arsi Kurniawan
Arsi Kurniawan
Minat isu Agraria, Pembangunan, Gerakan Masyarakat Sipil, dan Politik Lokal
- Advertisement -

Sejarah kemerdekaan Indonesia dan pembebasan perempuan tidak bisa dilepas-pisahkan dari peran dan kontribusi Raden Ajeng Kartini. Lahir pada tanggal 21 April 1879, di tengah kondisi pada waktu itu eksistensi perempuan seringkali mengalami penindasan. Dalam tahun tersebut, perempuan sulit bahkan hampir tidak mendapatkan hak mereka selayaknya perempuan masa kini.

Apalagi dengan menguatnya budaya patriarki justru semakin membatasi pergerakan perempuan dalam upaya pemenuhan hak mereka. Kondisi semacam ini tentu sangat kontras jika kita membandingkan situasi saat ini dimana kebebasan bagi perempuan harus disetarakan. Pada waktu itu, perempuan dilarang bersekolah, apalagi ikut dalam pertemuan-pertemuan di muka umum. Hal ini tentu mengakibatkan pergerakan perempuan dan sejarah yang melandasinya tidak benar-benar mengakomodir perempuan.

Melihat kondisi yang semakin semrawut semacam ini, Kartini tergerak hatinya untuk terlibat memperjuangkan pergerakan perempuan dari segala macam penindasan. Baginya, perempuan harus diberikan hak dan kesetaraan yang sama dalam ruang sosial. Bukan malah menempatkan perempuan sebagai kelas yang dinomor duakan. Tentu bagi Kartini perjuangan untuk membela kepentingan perempuan harus melewati beragam tantangan ditengah kondisi masyarakat yang masih terikat dengan budaya patriarki.

Namun Kartini paham, bahwa memperjuangkan kepentingan perempuan harus dilakukan demi menempatkan perempuan dalam ruang yang sama. Membiarkan eksistensi perempuan dilindas dalam tempurung patriarki barangkali hanya akan mengakibatkan perempuan mengalami lebih banyak segregasi dan penindasan. Untuk itulah Kartini berani mengambil sikap, menunjukan bahwa dalam segala aspek (ekonomi, politik, sosial, pendidikan, dan budaya) perempuan mesti disetarakan dan mendapatkan apa yang menjadi hak mereka.

Di sini Kartini sadar betul bahwa budaya pengekangan terhadap perempuan harus didobrak melalui kesadaran kolektif perempuan untuk bangkit melawan penindasan yang sudah lama bercokol dalam tubuh masyarakat. Hal ini tentu harus dilakukan dan membutuhkan upaya masif bagi terciptanya kesetaraan. Meskipun ini tidak mudah, namun berkat perjuangan dengan dilandasi semangat memperjuangkan hak perempuan, Kartini mampu menerobos tembok yang selama ini telah memisahkan perempuan dari hak dan kebebasan mereka.

Kartini sadar bahwa upaya untuk mencipatakan kesetaraan terhadap perempuan dalam masyarakat harus dilakukan melalui sistem pendidikan. Ini tentu sangat menantang bagi Kartini, karena pada waktu itu perempuan nyaris tidak diperbolehkan untuk mengenyam pendidikan. Ini tidak saja melemahkan eksistensi perempuan namun justru merampas hak mereka sebagai manusia yang sejatinya membutuhkan pengetahuan.

Kartini jelas menolak cara berpikir seperti ini, baginya pendidikan harus menciptakan ruang kesetaraan bagi siapapun. Untuk itu Kartini terus mendorong agar sistem pendidikan harus mengakomodir keberadaan petempuan. Melalui pergerakan tersebut, Kartini mampu menghadirkan kesadaran baru terhadap masyarakat bahwa eksistensi perempuan perlu diakomodir.

Kartini dan Perempuan Era Modern

Jika pergerakan Kartini pada waktu itu menentang sistem dalam masyarakat lama yang menempatkan perempuan sebagai kelas nomor dua, hari ini perempuan telah menikmati kebebasan dan hak mereka sebagai perempuan. Ini jelas suatu perjuangan yang membutuhkan banyak tantangan dan harus dilandasi keberanian. Kartini telah menghadirkan suatu tatanan baru dalam masyarakat kita pada waktu itu yang dirasuki dengan cara berpikir sempit, konservatif dan tentunya tidak mengedepankan nilai kesetaraan.

Namun apakah perempuan di era modern hari ini telah begitu antusias mewarisi dasar perjuangan seperti yang dilakukan Kartini? Bagaimana perempuan hari ini menyikapi perjuangan Kartini sekaligus meneruskan api perjuangan tersebut ditengah masih merebaknya kekerasan terhadap perempuan? Bagi saya disinilah perempuan era modern saat ini harus lebih sigap, berani dan punya gagasan progres membangun citra perempuan dalam ruang sosial.

Bukan berarti perjuangan itu berhenti namun harus tetap diupayakan melalui berbagai macam cara. Seperti melalui saluran politik, ekonomi, pendidikan yang dapat terus meningkatkan kesadaran perempuan bahwa dalam ruang sosial dan segala aspek, mereka punya peran penting. Inilah harapan Kartini terhadap perempuan pada era modern hari ini, bahwa mereka harus punya tanggung jawab meneruskan api perjuangan bagi eksistensi perempuan hari ini dan di masa depan.

- Advertisement -

Namun jika hal ini tidak disadari oleh perempuan pada era modern saat ini, saya pikir kita tidak betul-betul mengilhami perjuangan Kartini sebagai pelopor pergerakan perempuan. Tidak heran jika kekerasan terhadap perempuan masih terus berlanjut karena penguatan kesadaran perempuan belum cukup matang mewarisi semangat Kartini. Untuk itu, perempuan mesti membangun kesadaran bersama memperjuangkan kebebasan dan hak mereka.

Pada akhirnya, Kartini telah menciptakan suatu tatanan baru bag sejarah pergerakan dan eksistensi perempuan Indonesia. Hari ini, 21 April kita mengenang sosok Kartini sebagai perempuan hebat dengan dilandasi misi besar yakni memperjuangkan kebebasan perempuan. Selamat hari Kartini.

Arsi Kurniawan
Arsi Kurniawan
Minat isu Agraria, Pembangunan, Gerakan Masyarakat Sipil, dan Politik Lokal
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.