Selama beberapa tahun terakhir, Internet of Things (IoT) telah menjadi jargon spesial di bidang teknologi. Tidak hanya sekadar istilah keren saja, keberadaan IoT di era transformasi digital seperti sekarang begitu diperlukan di berbagai sektor industri. Berkat IoT, berbagai jenis usaha/bisnis dapat berevolusi dengan sukses, menciptakan inovasi dan layanan canggih dengan teknologi pintar dan terintegrasi.
Internet of Things (IoT) diperkenalkan oleh pelopor teknologi Inggris Kevin Ashton, yang pertama kali menciptakan istilah Internet of Things pada 1990-an (Ashton, 2009). Sejak itu, sejumlah besar definisi untuk Internet of Things muncul.
Persamaan dari semua definisi itu adalah gagasan bahwa IoT mendigitalkan dunia fisik dengan memungkinkan pertukaran informasi antara perangkat yang terhubung, menggunakan teknologi konektivitas dan elemen semikonduktor. Lebih jelasnya, Internet of things merupakan sebuah konsep di mana suatu benda atau objek ditanamkan teknologi-teknologi seperti sensor dan software dengan tujuan untuk berkomunikasi, mengendalikan, menghubungkan, dan bertukar data melalui perangkat lain selama masih terhubung ke internet.
Internet of Things (IoT) semakin diterapkan di berbagai industri. Setiap hari, jumlah perangkat yang terhubung meningkat, menciptakan sumber data yang kuat yang memungkinkan aplikasi dan layanan baru.
Prakiraan memperkirakan bahwa akan ada 38,6 miliar perangkat yang terhubung pada tahun 2025 di seluruh dunia, dan hingga 50 miliar pada tahun 2030 (Strategy Analytics, 2020). Oleh karen itu, kita perlu mengetahui tentang Internet of Things agar dapat mengikuti perkembangan teknologi yang akan terus berkembang.
Internet of things, atau IoT, adalah sistem perangkat komputasi yang saling terkait, mesin mekanis dan digital, objek, hewan, atau manusia yang dilengkapi dengan pengidentifikasi unik dan kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau interaksi manusia ke komputer.
Thing pada internet of things dapat berupa seseorang dengan implan monitor jantung, hewan ternak dengan transponder biochip, mobil yang memiliki sensor bawaan untuk memperingatkan pengemudi saat tekanan ban rendah atau objek alami atau buatan lainnya yang dapat diberi alamat Internet Protocol (IP) dan dapat mentransfer data melalui jaringan.
Lalu, bagaimana cara kerja IoT? Ekosistem IoT terdiri dari perangkat pintar berkemampuan web yang menggunakan sistem tertanam, seperti prosesor, sensor, dan perangkat keras komunikasi, untuk mengumpulkan, mengirim, dan bertindak berdasarkan data yang mereka peroleh dari lingkungan mereka.
Perangkat IoT berbagi data sensor yang mereka kumpulkan dengan menghubungkan ke gateway IoT atau perangkat edge lainnya tempat data dikirim ke cloud untuk dianalisis. Terkadang, perangkat ini berkomunikasi dengan perangkat terkait lainnya dan bertindak berdasarkan informasi yang mereka dapatkan dari satu sama lain.
Perangkat melakukan sebagian besar pekerjaan tanpa campur tangan manusia, meskipun orang dapat berinteraksi dengan perangkat, misalnya untuk mengaturnya, memberi mereka instruksi, atau mengakses data. Konektivitas, jaringan, dan protokol komunikasi yang digunakan dengan perangkat yang mendukung web ini sangat bergantung pada aplikasi IoT tertentu yang digunakan. IoT juga dapat menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin untuk membantu proses pengumpulan data menjadi lebih mudah dan dinamis.
Salah satu contoh penerapan IoT adalah Smart Home. Smart home merupakan salah satu contoh Internet of Things yang menghubungkan perangkat elektronik, seperti lampu, kipas angin, AC, dan perangkat lainnya melalui internet. Interkoneksi ini memungkinkan kita untuk mengoperasikan perangkat tersebut dari jarak jauh. Dengan adanya teknologi IoT, kita dapat mematikan lampu rumah saat sedang berada di luar atau membuka kunci pintu rumah dari jarak jauh ketika ada kerabat yang sedang mengunjungi rumah.
Internet of things membantu kita hidup dan bekerja lebih cerdas, serta mendapatkan kendali penuh atas hidup kita. Selain menawarkan perangkat pintar untuk mengotomatisasi rumah, IoT sangat penting untuk bisnis. IoT memberi bisnis tampilan real-time tentang bagaimana sistem itu benar-benar bekerja, memberikan wawasan tentang segala hal mulai dari kinerja mesin hingga rantai pasokan dan operasi logistik. IoT memungkinkan perusahaan untuk mengotomatisasi proses dan mengurangi biaya tenaga kerja.
IoT juga mengurangi pemborosan dan meningkatkan pemberian layanan, membuatnya lebih murah untuk memproduksi dan mengirimkan barang, serta menawarkan transparansi dalam transaksi pelanggan. Dengan demikian, IoT adalah salah satu teknologi terpenting dalam kehidupan sehari-hari, dan akan terus meningkat seiring semakin banyaknya bisnis yang menyadari potensi perangkat yang terhubung untuk membuat bisnis tetap kompetitif.
Internet of things menawarkan berbagai manfaat bagi organisasi. Beberapa manfaat umum IoT; memungkinkan bisnis untuk memantau proses bisnis secara keseluruhan, meningkatkan pengalaman pelanggan, menghemat waktu dan uang, meningkatkan produktivitas karyawan, mengintegrasikan dan mengadaptasi model bisnis, membuat keputusan bisnis yang lebih baik, dan menghasilkan lebih banyak pendapatan.
IoT mendorong perusahaan untuk memikirkan kembali cara mereka mendekati bisnis mereka dan memberi mereka alat untuk meningkatkan strategi bisnis mereka. Secara umum, IoT paling banyak digunakan di organisasi manufaktur, transportasi, dan perusahaan utilitas publik, namun, ada juga penggunaan IoT untuk organisasi dalam industri pertanian, infrastruktur, dan otomasi rumah, yang mengarahkan beberapa organisasi menuju transformasi digital.
IoT dapat menguntungkan petani di bidang pertanian dengan mempermudah pekerjaan mereka. Sensor dapat mengumpulkan data tentang curah hujan, kelembaban, suhu dan kandungan tanah, serta faktor lainnya, yang akan membantu mengotomatisasi teknik pertanian.
Kemampuan untuk memantau operasi di lingkungan infrastruktur juga merupakan faktor yang dapat dibantu oleh IoT. Sensor, misalnya, dapat digunakan untuk memantau peristiwa atau perubahan di dalam bangunan struktural, jembatan, dan infrastruktur lainnya. Hal ini membawa manfaat, seperti penghematan biaya, penghematan waktu, perubahan alur kerja kualitas hidup, dan alur kerja tanpa kertas (paperless).
Bisnis otomatisasi rumah dapat memanfaatkan IoT untuk memantau dan memanipulasi sistem mekanik dan listrik di sebuah gedung. Pada skala yang lebih luas, smart cities dapat membantu warga mengurangi limbah dan konsumsi energi.
Contoh Internet of Things dalam smart city adalah aplikasi yang dapat mengirimkan peringatan ke dinas kebersihan kota ketika sampah sudah menumpuk atau aplikasi web yang dikoneksikan dengan sensor agar kita dapat mendeteksi masalah gangguan meteran, malfungsi fasilitas umum, dan masalah pemasangan apa pun dalam sistem kelistrikan.
Selain itu, IoT dapat dimanfaatkan pada setiap industri, termasuk bisnis dalam perawatan kesehatan, keuangan, ritel, dan manufaktur.