Kamis, April 25, 2024

Mengenai Kajian Sastra

Audi Alya
Audi Alya
Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2021 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sastra adalah sebuah topik pembicaraan yang pasti sudah dibicarakan dari zaman ke zaman dan dari generasi ke generasi. Sastra juga sering dikatakan sebagai sesuatu yang fiktif dan sarat imajinasi. Dan banyak juga yang mengatakan dari beberapa golongan bahwa sastra melulu mengenai sebuah puisi dan sebuah pantun.

Belum lagi para pecinta dan penikmat sastra yang memiliki definisi sastra menurut mereka masing-masing. Jadi kita dihadapkan dengan pertanyaan, sebenarnya apakah definisi sastra itu? Pertanyaan itu sangat sederhana, tetapi tidak banyak orang yang bisa menjawabnya, karena tidak mampu mendeskripsikannya. Namun bukankah sastra memang terlalu estetis untuk sekedar di jawab ala kadarnya dan minim interpretasi? Hal ini menunjukan bahwa sastra bersifat multitafsir atau merasa selalu berada dalam fase pembenaran.

Saya menulis pembahasan seperti ini karena ingin mengetahui banyaknya definisi sastra yang telah didefinisikan oleh para tokoh. Dan tujuannya dibuat pembahasan ini agar tidak hanya saya saja yang dapat mengetahui banyaknya definisi sebuah kata sastra. Mnafaat yang dapat kita ambil dari pembahasan ini adalah banyaknya definisi mengenai sastra yang telah kita peroleh sehingga kita tidak akan bingung menjawab pertanyaan mengenai apakah sebenarnya definisi sastra.

Secara etimologis, kesusastraan berasal dari kata “su” (baik) dan “sastra” (dari bahasa Sanskerta, yang berarti tulisan). Jadi secara etimologis, kesusastraan adalah sebuah tulisan atau karangan yang baik atau karangan yang indah. Dan pengertian itu sendiri bisa menjadi hakikat sastra secara lengkap. Aspek keindahan pada karya sastra belum sempurna jika tidak dikaitkan dengan kebenaran. Dan kebenaran itu sendiri harus dikaitkan dengan nilai-nilai yang benar dan indah.

Karya sastra harus bisa menjanjikan kepada pembaca atau penikmat sastra atas kepekaan terhadap nilai-nilai hidup. Sastra adalah sebuah seni bahasa. Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang dialami seseorang. Sastra adalah pikiran dalam bahasa, pikiran yang dimaksud adalah mengenai ide-ide, perasaan, pemikiran, serta mental seseorang.

Adapun tokoh yang mendefinisikan sastra, yaitu Wallek dan Warren 1993 (dalam Suyatmi, 2006) ia menjabarkan beberapa definisi, diantaranya yang pertama, sastra adalah segala sesuatu yang tertulis dan tercetak, contohnya pada ilmu sosial yang tertulis itu adalah sebuah sastra. Kedua, sastra dibatasi hanya pada “mahakarya” yaitu hanya buku-buku yang menonjol bentuk dan ekspresi sastranya.

Ketiga, sastra dipandang sebagai karya imajinatif. Adapun dalam bahasa Prancis dikenal juga istilah “belles-lettres” itu sebutan untuk sastra yang bersifat estetik. Sebuah kata lain yang juga diambil dari bahasa Sanskerta adalah kata pustaka yang secara luas artinya buku (Teeuw, 1984:22-23).

Setelah uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sampai saat ini belum ada definisi yang satu suara. Itu karena ada beberapa sebab, diantaranya:

a. Sastra bukan ilmu, tetapi sebuah seni.

b. Sebuah batasan selalu berusaha untuk mengungkapkan hakikat sebuah saran.

c. Sebuah batasan sastra cukup sulit untuk menjangkau hakikat dari semua jenis sastra.

d. Batasan tentang sastra biasanya tidak hanya berhenti pada pembuat pemberian saja, tetapi juga suatu usaha penilaian.

Pendapat klasik mengenai fungsi sastra yang dijabarkan oleh Horatius, seorang filsuf Yunani adalah sastra memiliki fungsi “dulce et utile” (menghibur dan berguna). Adapun fungsi sastra menurut Edgar Allan Poe (dalam Al-Ma’ruf, 2007:32) adalah “didactic heresy” (menghibur sekaligus mengajarkan sesuatu). Dan mengenai beberapa fungsi tersebut, sastra memiliki sebuah manfaat yaitu:

a. Sastra sebagai ilmu, artinya sastra sebagai suatu disiplin ilmu yang bersifat konventif.

b. Sastra memiliki semboyan dulce et utile, artinya disamping memberikan kesenangan terhadap pembacanya, sastra juga memberikan kegunaan dan manfaat bagi kehidupan manusia.

c. Sastra sebagai kebudayaan, artinya mencakup segala kehidupan manusia baik secara lahir (sebagai pemersatu bangsa, sarana pergaulan, alat komunikasi) dan secara batin (saran aktifitas dalam membina sikap mental diri sendiri serta masyarakat lainnya).

Tugas sastra sebagai suatu seni adalah menawarkan pengalaman yang unik tentang berbagai macam model kehidupan. Sastra tidak hanya sebagai dokumen sejarah, melainkan sebagai perluasan penjelasan dari hidup itu sendiri, oleh karena itu tujuan utamanya adalah menambah pengalaman batin.

Istilah pengkajian sering disamakan dengan istilah analisis atau lebih dekat dengan telaah, yang berarti melakukan pendalaman atau mempelajari secara serius. Dan pengkajian sering juga disamakan dengan istilah studi yang berarti melakukan kajian atau kupasan. Karya sastra yang merupakan hasil kreasi pengarang atau penulis setelah merefleksi lingkungan sosial kehidupannya. Biasanya karya sastra yang dikreasikan lazimnya melalui bahasa atau apapun yang dipaparkan oleh pengarang dalam karyanya kemudian ditafsirkan oleh pembaca berkaitan dengan bahasa.

Dari tulisan diatas dapat disimpulkan bahwa sastra tidak hanya memiliki satu definisi saja, melainkan sangat banyak, bahkan sampai sekarang belum ada definisi yang satu suara. Karena banyak juga dari beberapa tokoh yang mendefinisikan mengenai sastra. Pengertian dari kesusastraan adalah suatu karangan atau tulisan yang indah. Pengkajian yang disamakan dengan telaah yang artinya melakukan penelitian lebih dalam terhadap sebuah karya sastra. Sastra memiliki beberapa fungsi dan dari fungsi tersebutlah sastra memiliki manfaat.

Menurut pandangan Sugihastuti (2007:81-82) sastra adalah media yang digunakan oleh pengarang atau penulis untuk menyampaikan gagasan-gagasan atau pengalamannya. Yang dimaksud sebagai media adalah karya sastra saling menghubungkan pikiran-pikiran pengarang kepada pembaca.

Realitas sosial yang dihadirkan melalui teks ini merupakan gambaran tentang berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat dan dihadirkan kembali dalam bentuk dan penyampaian yang berbeda. Selain itu karya sastra juga dapat menjadi hiburan, dan dapat menambah wawasan dengan cara yang unik, yaitu menuliskannya dalam bentuk naratif.

Audi Alya
Audi Alya
Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2021 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.