Minggu, Desember 14, 2025

Mengapa Kita Menunda? Memahami Prokrastinasi sebagai Konflik Emosi

Zidan Akbar
Zidan Akbar
Mahasiswa
- Advertisement -

Pernah berusaha untuk fokus, tapi badan gak bisa diajak kerja sama? Faktanya menurut penelitian mahasiswa keperawatan Universitas Aisyah Pringsewu, lebih dari 50% mahasiswa dengan manajemen waktu yang buruk juga mengalami prokrastinasi yang tinggi.(Khoirun Nisa dkk., 2019) Artinya, bukan karena perihal seperti tugas yang sulit atau malas. Melainkan, bagaimana cara kita mengatur waktu agar otak tidak muda terdistraksi.

Di era yang penuh distraksi seperti sekarang, prokrastinasi sudah menjadi kebiasaan yang umum, terutama untuk kalangan remaja khususnya mahasiswa. Distraksi digital membuat fokus cepat hilang, tekanan akademik, rasa cemas dan kebutuhan mencari kenyamanan cepat membuat banyak mahasiswa memilih menunda.

Masalah sosial zaman sekarang juga jadi masalah, sering kali prokrastinasi masih dianggap sebagai bentuk kemalasan. Padahal dengan manajemen waktu buruk cenderung memiliki tingkat prokrastinasi yang tinggi. Ini berarti perilaku menunda lebih berkaitan dengan cara kita mengatur waktu dan mengelola emosi, bukan sekadar perilaku dan motivasi.

Biasanya prokrastinasi muncul ketika tugas terasa membingungkan, menekan atau terlalu sulit. Ketika itu terjadi, biasanya mereka akan mencari jalan keluar yang lebih nyaman, seperti rebahan, membuka media sosial, atau melamun. Penelitian tadi juga menegaskan bahwa semakin tidak teratur rutinitas harian seseorang. Semakin besar ia menghindari tugas penting.

Perihal mahasiswa data menunjukan bahwa 50,7% dari mereka memiliki manajemen waktu yang rendah, dan 53,4% mengalami prokrastinasi yang tinggi. Kondisi ini saling berhubungan. karena, tanpa jadwal yang jelas, tugas kecil akhirnya terasa berat. Akhirnya tanpa jalan keluar kita lari pada kenyamanan yang akan berdampak buruk pada jangka panjang kehidupan.(Khoirun Nisa dkk., 2019)

Meskipun penelitian tidak membahas smartphone dan gadget secara langsung, kita semua tahu betapa besar pengaruhnya. Hal-hal seperti notifikasi media sosial, game, chat mampu memecah-belah fokus. Ketika kita dihadapkan tugas dan distraksi digital, kemungkinan untuk menyelesaikan tugas akan tidak terpenuhi.

Jadi, prokrastinasi bukan tanda hanya sekadar malas. Penelitian memperlihatkan faktor utamanya seperti manajemen waktu, emosi diri, dan lingkungan dengan distraksi digital juga berperan penting dalam masalah munculnya prokrastinasi. Dengan memahami penyebab psikologisnya, kita harus memperbaiki kebiasaan dari hal kecil, seperti membuat jadwal, memberi ruang untuk bertumbuh dan belajar, mengatur emosi dan muali mengerjakan tugas pelan-pelan.

Zidan Akbar
Zidan Akbar
Mahasiswa
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.