Senin, April 29, 2024

Benarkah ChatGPT Membuat Mahasiswa Malas?

Nathali Katrin Fredeline Abarua
Nathali Katrin Fredeline Abarua
Mahasiswi S1 Program Studi Informatika di Universitas Pembangunan Jaya.

“Saat ini, kita seperti tidak bisa lepas dari teknologi AI. Seperti teman setia yang kehadirannya selalu ada di sekitar kita.”

Di masa sekarang, siapa sih yang tidak pernah menggunakan ChatGPT? ChatGPT adalah model kecerdasan buatan (AI) dimana pengguna dapat berinteraksi dengan ChatGPT melalui input teks, dan ChatGPT akan memberikan respon berdasarkan pemahaman dan pengetahuan yang telah dia pelajari dari berbagai sumber. Kecanggihan ChatGPT yang menghadirkan kemampuan luar biasa, membuat banyak kalangan memanfaatkannya untuk berbagai keperluan, tak terkecuali para mahasiswa.

ChatGPT Sahabat Para Mahasiswa

Dengan kepintarannya, ChatGPT tak hanya sekedar menjadi alat bantu, melainkan menjadi sahabat para mahasiswa. Dikatakan demikian karena ChatGPT selalu mendukung mahasiswa dalam berbagai hal. ChatGPT dapat menjawab pertanyaan dan memberikan penjelasan mengenai berbagai macam topik yang ditanyakan. ChatGPT juga dapat memberikan akses ke materi pendidikan, makalah penelitian, dan sumber lain yang relevan, sehingga memungkinkan mahasiswa untuk memperluas pengetahuan mereka. Berbagai bantuan yang diberikan oleh ChatGPT tentu saja dapat membantu mahasiswa mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai materi pelajaran mereka (Fauzi dkk, 2023).

Benarkah ChatGPT Dapat Menyebabkan Mahasiswa Malas?

Memanfaatkan ChatGPT untuk tugas sehari-hari memang bukan suatu kesalahan. Namun, menurut Febri Wandha dkk (2023), terlalu banyak mengandalkan ChatGPT dapat menghambat kemampuan berpikir secara mandiri dan kreatif. Hal tersebut memanglah benar, hanya saja penting untuk diingat bahwa dampak ChatGPT tergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Mahasiswa yang menggunakan ChatGPT namun tetap aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran, kemungkinan besar tidak akan mengalami dampak negatif dari ChatGPT. Jika kalian tidak ingin ketergantungan pada ChatGPT, mari simak penjelasan dibawah ini!

Tips Agar Tidak Ketergantungan ChatGPT.

Dibawah ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengatasi ketergantungan ChatGPT.

1. Jangan sepenuhnya mengandalkan ChatGPT.

Jika mengandalkan ChatGPT sepenuhnya, kita bisa kehilangan kebiasaan berpikir kritis dan kemandirian dalam menyelesaikan masalah. Jadi, gunakan ChatGPT sebagai alat bantu, bukan sumber utama. Kita juga dapat mencoba untuk memecahkan masalah sendiri sebelum meminta bantuan ChatGPT, agar kita tetap aktif dalam proses pembelajaran.

2. Manfaatkan sumber lain.

ChatGPT memang memberikan informasi secara cepat, tapi kita juga harus memanfaatkan sumber lain untuk membuka peluang mendapatkan sudut pandang yang lebih luas. Buku, makalah, dan sumber lain tentu saja dapat memberikan pemahaman yang mendalam dan mendukung pembelajaran kita. Dengan memanfaatkan beragam referensi, kita dapat membentuk dasar pengetahuan yang lebih solid.

3. Terlibat dalam diskusi dan kolaborasi

Terlibat dalam diskusi dan kolaborasi dengan orang lain membantu memperluas pandangan kita. Dengan berbicara tentang topik pelajaran dan bekerja sama dengan teman, kita dapat memahami berbagai pandangan dan memperoleh pemahaman yang lebih baik. Hal ini juga dapat meningkatkan keterampilan sosial dan kemampuan berpikir kritis kita. Dengan berkolaborasi, kita bisa mendapatkan manfaat lebih dari sekedar mencari jawaban instan.

Dalam menghadapi kemajuan teknologi seperti ChatGPT, mahasiswa harus bijak dalam penggunaannya agar tidak terjebak dalam ketergantungan yang berlebihan. ChatGPT memang dapat menjadi sahabat yang membantu keseharian kita. Namun, terlalu bergantung pada ChatGPT juga dapat menimbulkan banyak kerugian. Maka dari itu, bijaklah dalam penggunaan teknologi.

Referensi:

Fauzi, dkk. 2023. Analysing the Role of ChatGPT in Improving Student Productivity in Higher Education. Journal on Education.

Febri Wandha Putra, dkk. 2023. ChatGPT in the higher education environment: perspectives from the theory of high order thinking skills. Journal of Public Health.

Nathali Katrin Fredeline Abarua
Nathali Katrin Fredeline Abarua
Mahasiswi S1 Program Studi Informatika di Universitas Pembangunan Jaya.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.