Kamis, April 25, 2024

Menelisik Lokasi Bersejarah di Daerah Prambanan

Nur Hanifah Ahmad
Nur Hanifah Ahmad
Mahasiswa Studi Agama-Agama di UIN Sunan Kalijaga

Nama Prambanan merupakan nama sebuah tempat sekaligus daerah yang ada di perbatasan antara Yogyakarta dan Klaten. Nama Prambanan juga sudah identik dengan sebuah candi bernama candi Prambanan. Sebuah candi yang sudah masuk kategori Warisan Budaya Dunia sejak tanggal 13 Desember 1991. Namun di balik kebesaran nama Candi Prambanan, di daerah Prambanan juga kaya akan bangunan candi lain.

Budaya di daerah Prambanan juga terlihat kuat jika ditelusuri lebih jauh. Selain budaya juga ada sisi keagamaan yang tampak kuat pada sisi toleransi. Sebab di daerah Prambanan terdapat banyak candi dan situs lain yang di temukan. Corak agama yang berdampingan pada bangunan candi yaitu Agama Hindu dan Agama Budha. Sedangkan candi Prambanan yang merupakan candi terbesar di daerah Prambanan masuk candi bercorak Agama Hindhu.

Candi-candi dan Situs yang ada di sekitar Candi Prambanan yaitu Situs Ratu Boko, Candi Sewu, Candi Plaosan, Candi Ijo, Candi Sewu, Candi Barong dan berbagai candi lain. Berbagai  candi yang pernah jaya pada masa dahulu. Sekaligus menjadi saksi keindahan budaya yang besar di daerah Prambanan. Meskipun di tahun 2020 ini daerah Prambanan tidak hanya di huni oleh umat Hindhu dan Budha, tetap ada peninggalan sejarah dari Candi yang masih ada.

Perkembangan zaman selanjutnya menunjukkan beberapa candi yang di temukan tidak jauh dari daerah prambanan. Candi Sambisari dapat menjadi contoh penemuan candi pada abad 19, tepatnya di temukan pada tahun 1966 di area pesawahan tidak jauh dari Candi Prambanan. Kemudian candi ini di teliti sekaligus di pugar oleh para arkeolog yang akhirnya selesai di pugar pada tahun 1986. Sampai pada Tahun 2020 candi Sambisari menjadi lokasi wisata.

Candi Sambisari yang di temukan di dalam permukaan tanah menjadi bukti kejadian alam pada masa lampau yang menutupi berbagai situs. Hal ini seperti letusan Gunung Merapi yang abunya dapat menutupi bangunan candi. Abu dari letusan gunung merapi pun lama-lama dapat menjadi tanah. Sehingga lahan yang ada di sekitar Candi Sambisari rata-rata menjadi lahan pertanian, selain juga sebab di sekitar selokan mataram yang airnya mendukung pertanian.

Corak yang ada di dalam Candi Sambisari merupakan corak tempat ibadah umat Hindhu. Meskipun memiliki corak Hindhu, lingkungan sekitar Candi tampak tidak kuat pada agama Hindhu. Lebih kepada agama rata-rata kebanyakan yaitu Islam, dan Kristen. Namun, kemungkinan pada zaman kejayaan Candi Sambisari dahulu penduduk sekitar merupakan penduduk rata-rata beragama Hindhu.

Tahun 2020 setelah jauh dari masa kejayaan Candi-Candi di sekitar Prambanan. Agama warga setempat jauh lebih beragam. Campuran antara Hindu, Budha, Kristen, Katolik dan Islam. Hal ini terbukti dengan tempat ibadah maupun sekolah yang ada. Masjid, Gereja, Candi,  sampai Pondok Pesantren ada di daerah Prambanan. Warga pun tampak damai dalam berinteraksi di lingkungan sosial. Pastinya toleransi antar umat beragama tampak baik.

Perpindahan kejayaan agama rata-rata warga daerah Prambanan pun dapat di telusuri pada sejarah. Islam menjadi ada di Indonesia sebab dakwah dengan berbagai cara terutama dakwah dalam hal budaya. Sedangkan Kristen, dan Katolik dari Belanda maupun Jepang yang pernah menduduki Indonesia selama beberapa tahun. Hal ini tentunya juga berpengaruh kepada warga sekitar Prambanan. Hasil pendatang juga.

Terkait penggunaan berbagai situs dan candi, dapat di amati penggunaan dengan berbagai macam bentuknya. Ada yang tampak hanya di gunakan sebagai tempat ibadah, ada juga yang menjadi tempat tinggal. Perbandingan pengamatan dapat di saksikan pada beberapa candi di luar daerah Prambanan dan di daerah Prambanan yang masih berfungsi sebagai tempat ibadah. Candi Prambanan dan Candi Mendut Magelang dapat menjadi contoh.

Pada Candi Prambanan saat ini, selain menjadi tempat wisata juga menjadi tempat ibadah Umat Hindhu yang masih ada di sekitar Candi Prambanan. Sedangkan Candi Mendut yang masuk dalam Candi Budha, di gunakan sebagai tempat ibadah juga sebagai tempat tinggal dengan lokasi tempat tinggal berada di dalam candi di buat bertingkat. Tentunya yang tinggal juga umat Budha.

Menelisik kembali lokasi bersejarah di daerah Prambanan, nampak berbagai candi yang tidak hanya sebagai tempat ibadah, namun juga menjadi tempat tinggal. Contoh terjelas yaitu di Situs Ratu Boko yang nampak terdapat sisa bangunan bukti menjadi tempat tinggal. Hal ini seperti adanya taman di sekitar Situs Ratu Boko. Sedangkan Candi Ijo nampaknya menjadi tempat ibadah saja, meski ada kemungkinan menjadi tempat tinggal.

Bencana alam yang menyebabkan beberapa bangunan hancur dan lingkungan sekitar menjadi tidak nyaman di tempati juga dapat menjadi faktor dari perpindahan penghuni suatu candi. Sehingga penghuni suatu candi berpindah ke tempat yang jauh lebih aman. Candi yang kosong pun lama-lama di tutupi  alam. Perkembangan zaman, bisa tertutup oleh efek gejolak alam seperti merapi dan kemudian di temukan oleh manusia pada zaman baru.

Menelusuri secara langsung daerah prambanan dan mengunjungi berbagai tempat bersejarah seperti candi maupun situs, dapat menambah ilmu pengetahuan sekaligus menyegarkan fikiran dari jenuhnya berbagai hal, terutama yang bekerja di kota, dapat menyegarkan fikiran. Sebab daerah Prambanan merupakan daerah yang indah. Terlebih jika di daerah pegunungan seperti candi ijo. Keindahan alamnya dapat menyegarkan fikiran di tempat bersejarah.

Nur Hanifah Ahmad
Nur Hanifah Ahmad
Mahasiswa Studi Agama-Agama di UIN Sunan Kalijaga
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.