Jumat, Maret 29, 2024

Lagu #GantiPresiden: Jokowi Bertanya, Saya Menjawab

Wawan Kuswandi
Wawan Kuswandi
Pemerhati Komunikasi Massa

Saya sungguh-sungguh tak menyangka kalau pak Jokowi tertawa geli usai mendengar lagu #GantiPresiden. Dalam imajinasi saya, pak Jokowi pasti kesal, marah, geram dan tersinggung dengan lagu itu, tapi faktanya dia biasa-biasa saja dan responsnya cukup mengejutkan, pak Jokowi nyantai aja tuh.

Padahal, sebelumnya saya sudah membayangkan bahwa dengan banyaknya isu-isu yang digelontorkan ke pak Jokowi, pasti akan membuat dia jengkel. Namun, pak Jokowi sikapnya adem ayem saja. Terus terang saja, saya sendiri agak sewot dengan sejumlah isu negatif dan hoax yang terus-menerus menyerang Jokowi,  seperti Jokowi dituduh PKI, soal kaos #GantiPresiden sampai diobok-obok tentang utang luar negeri, pengibulan sertifikat tanah dan jalan tol yang dianggap hanya untuk pendukung Jokowi.

Kini, lagu #GantiPresiden yang mulai massif diedarkan, telah sampai ke kuping-kuping publik. Ada yang sudah dengar dari sejumlah mall, ada yang dengar melalui YouTube, bahkan sudah ada yang dengar via kiriman video lagu melalui fitur WA di handpone. Tetangga saya yang memutar lagu itu melalui Hpnya, cuma senyum-senyum aja. Saya mencoba berimajinasi ngobrol dengan pak Jokowi soal lagu #GantiPresiden. Berikut cukilan obrolannya.

“Kalau menurut Anda sebagai penulis, setelah mendengar lagu itu apa reaksi Anda?” Tanya Jokowi kepada saya usai buka puasa bersama di Istana Merdeka, senin lalu.

Saya kaget, pak Jokowi tiba-tiba bertanya seperti itu. Saya diam dan mencoba mencari  jawabannya. “Jujur saja pak, saya biasa aja mendengar lagu itu. Saking hebatnya bapak, sehingga sampai-sampai serangan kepada bapak juga dilakukan melalui lagu,” jawab saya.

“Oh gitu…apa yaaa…yang membuat mereka begitu nafsu dan ngotot agar saya ngak jadi presiden lagi?” sambung Jokowi kalem sambil menyeruput secangkir teh tubruk hangat.

“Pastinya saya ngak tahu pak. Mungkin gini pak… kebijakan bapak soal hukum sangat tegas dan nggak pandang bulu, baik terhadap narkoba, korupsi dan teroris sehingga mereka-mereka yang dulunya asyik-asyik berdagang narkoba, merampok uang rakyat dan menyebarkan paham radikal, jadi kesal karena duit yang mereka kentit mulai menguap dan kalau mereka tertangkap langsung masuk penjara dengan hukuman yang berat,” kata saya mulai berani bicara apa adanya.

“Terus..lagu #GantiPresiden, menurut Anda apa pengaruhnya,” sergah Jokowi.

“Lagu…yaaa…hanya sekadar lagu pak, tidak ada hubunganya dengan ganti presiden. Justru yang benar tahun 2019 ada pemilihan presiden dan calonnya bapak yang katanya akan melawan Prabowo dan calon-calon lain yang banyak disebut-sebut di media massa maupun di lembaga survei,” ucapku.

“Hmm… jadi maksud Anda lagu #GantiPresiden ngak ada pengaruhnya buat elektabilitas seorang capres, begitu?” sambung Jokowi.

“Menurut saya sih pak,…kalau soal kalah menang dalam pilpres itu biasa saja sih. Begitu juga soal angka-angka yang dipaparkan oleh lembaga survei tentang elektabilitas bapak atau lawan bapak. Itu semua cuma di atas kertas dan itu boleh-boleh saja, tapi tetap rakyat pak yang menentukan siapa presiden yang akan dipilih mereka. Khan…sekarang rakyat udah semakin cerdas pak. Ngak semua orang setelah mendengarkan lagu itu langsung baper dan mau ganti presiden, gitu lho pak. Maaf pak, itu sih hanya sekadar hiburan doang pak,” tukasku tenang.

“Tapi khan, lagu itu sifatnya massif dan persuasif,” tanya Jokowi.

“Betul sih pak… dalam politik apa lagi jelang pilpres 2019 mendatang, pasti setiap tindakan ada unsur persuasifnya. Buat saya sih, politik adalah politik yang terkait dengan kepentingan, kebutuhan dan aspirasi rakyat yang dapat terpenuhi,  baik  secara hukum yang adil, ekonomi yang merata serta melindungi rakyat dari kelompok-kelompok teroris. Sebuah lagu jelas tidak bisa melakukan itu. Sementara ini, bapak sudah terbukti bisa melaksanakan apa yang diinginkan rakyat, walaupun masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki.  Begitu pak…hihihi…” jawab saya diplomatis sambil tertawa kecil malu-malu.

Obrolan santai itu harus terhenti karena semua pejabat istana dan sejumlah menteri akan segera melakukan sholat Maghrib berjamaah. Saya mohon pamit ke Pak Jokowi untuk berwudhu. Pak Jokowi tersenyum dan menyalami saya sambil berjalan bersama menuju tempat wudhu. “Ok, kapan-kapan kita ngobrol lagi yaaa…,” tutup Jokowi.

Wawan Kuswandi
Wawan Kuswandi
Pemerhati Komunikasi Massa
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.