Toleransi adalah suatu upaya dalam menghormati orang lain. Di Indonesia toleransi sangat dijunjung oleh setiap warga di setiap ras, suku, dan agama. Menurut W.J.S Poerwadarminta dalam KBBSI toleransi yaitu sifat atau sikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan lain sebagainya yang berbeda dengan pendiriannya sendiri.
Sedangkan dalam agama Islam, toleransi dianalogikan sebagai baju yang dapat dilipat dan dibawa kemana-mana, sedangkan agama Islam dianalogikan sebagai lemari yang tidak dapat dilipat dan dibawa kemana-mana secara sembarangan.
Dalam Alquran “Dan janganlah kalian memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena demikian mereka memaki Allah dengan melampaui batas, sekalipun mereka tidak menyadarinya” (QS Al-An’am: 108). Ayat ini menunjukkan bahwa memaki atau menghina agama lain adalah tindakan yang tidak baik dan dapat memicu permusuhan. Jadi, Al-Quran melarang untuk tidak menyerang agama lain dan menjaga keyakinan mereka.
Seperti yang diriwayatkan oleh Ali ibnu Abu Talhah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan asbabun nuzul ayat ini. Disebutkan bahwa orang-orang musyrik berkata, “Hai Muhammad, berhentilah kamu dari mencaci tuhan-tuhan kami, atau kalau tidak berhenti, kami akan balas mencaci maki Tuhanmu.” Maka Allah melarang kaum mukmin mencaci berhala-berhala sembahan kaum musyrik.
Umat Islam yang taat akan menjadikan Alquran sebagai pedoman dalam hidupnya, setelah memahami isi kandungan yang ada dalam Alquran toleransi adalah suatu hal yang lumrah bagi kehidupan beragama. Indonesia tergolong negara yang sangat menjunjung tinggi toleransi dalam beragama, dengan banyaknya agama kita sudah menjalin hubungan emosional dalam toleransi.
Berbagai bagian toleransi dapat mencakup empati, rasa hormat, keterbukaan pikiran, kesabaran, dan pengertian. Ini semua adalah komponen penting untuk bersikap toleran terhadap orang lain. Hal itupun diajarkan dalam Alquran, semua aspek dalam toleransi di usung penuh dengan sifat Akhlakul Karimah semakin memahami esensi dalam Alquran maka semakin dalam pula akhlak yang dia peroleh.
Secara teoritis dalam konsep toleransi menurut Alquran ada 4 garis besar yaitu:
Pertama, bertanggung jawab terhadap keyakinan dan perbuatan. Bertanggung jawab adalah sumber dari apapun yang kita kerjakan, seperti dalam pepatah barang siapa menanam maka akan menuai. Dalam pepatah tersebut menandakan salah satu aspek toleransi yang diambil adalah rasa tanggung jawab atas perbuatan baik dan tidak baik yang bisa membuat orang lain risih dan tak nyaman dengan perlakuan orang lain.
Kedua, kebebasan memilih dan menjalankan keyakinan tanpa adanya paksaan. Aspek ini muncul dan kerap kali menjadi perbincangan hangat warga sekitar, dalam aspek apapun pasti akan mengedepankan konsep agama, padahal agama adalah hak perorangan yang sebenarnya tak perlu dipermasalahkan.
Ketiga, saling menghargai dan menghormati keyakinan. Menghargai, dan menghormati adalah hal yang selalu berjalan beriringan dalam beragama, dan terlebih dalam semua aspek harus adanya saling menghargai dan menghormati. Di negara yang menganut ideologi Pancasila ini menghormati adalah nilai dasar yang wajib dimiliki oleh setiap warga negaranya.
Keempat, berlaku adil dan berbuat baik sesama manusia. Adil dan berbuat baik adalah satu kesatuan yang nilainya sangat fundamental dalam toleransi. Dalam Alquran surah An-Nahl ayat 90 dijelaskan bahwasanya Allah menyuruh kita berbuat adil dan berbuat kebajikan dan melarang berbuat keji, kemungkaran, dan permusuhan. Karena Allah pula menjelaskan mengenai dampak dari semua perbuatan tersebut. Keadilan yang merata akan menjadikan negara menjadi baldatun amin wa rabbun ghafur.