Jumat, April 26, 2024

Jangan Terlalu Cepat Menghakimi

Rinto Simorangkir
Rinto Simorangkir
Orang biasa yg bermukim di kaki Gunung Sinabung

Sampai sekarang kepolisian belum bisa menetapkan siapa tersangka dalam kasus PT IBU (Indo Beras Unggul), supplier beras merk Maknyus dan Ayam Jago. Meskipun telah dilakukan penggerebekan oleh gabungan satgas pangan, kepolisian dan pihak kementerian pada tanggal 20 Juli lalu. Pada penggerebekan itu telah disita beras sebanyak sekitar seribu ton lebih, yang rencananya beras itu akan didistribusikan selama kurang lebih hanya satu minggu saja oleh PT tersebut.

Pengakuan bapak Menteri Pertanian, Bapak Amran Sulaiman, bahwa telah terjadi penyimpangan proses produksi mereka. Beras yang mendapatkan subsidi dari pemerintah, IR64, itu yang dibeli oleh pihak perusahaan. Beras yang kualitasnya bukan setara beras premium dijadikan oleh perusahaan menjadi premium. Tapi apapun alasan-alasan penggerebekan yang telah dilakukan tersebut, buktinya sekarang pihak kepolisian belum bisa menetapkan siapa yang menjadi tersangka dalam kasus ini. Setelah dipanggil beberapa saksi kemarin, 26 Juli, Kepolisian membantah bahwa mereka kesulitan menetapkan siapa yang menjadi tersangkanya.

Juga PT IBU dituding bahwa mereka telah memanipulasi kandungan giji dari beras yang mereka produksi. Dan juru bicara PT IBU Jo Tjong Seng, mengklarifikasi semuanya pada konferensi pers yang digelar di Gedung BEI, Jakarta Selatan, Selasa (25/7/2017).
Jo mengatakan, “Kami mau tegaskan bahwa angka 25 persen yang tercantum di kemasan itu adalah AKG (angka kecukupan gizi), bukan kandungan gizinya. Secara umum, kisaran kandungan karbohidrat pada beras putih 74-81 persen. Ini inisiatif kami untuk menginformasikan bagaimana pola gizi konsumen atau pola diet dalam memenuhi gizi harian. “ (Sumber kompas)

Didalam temuan Satgas Pangan melalui hasil lab ditemukan kandungan karbohidrat sekitar 81,45%, yang ternyata berbeda dengan yang tercantum pada kemasan Cap Ayam Jago, yaitu 25 persen. Juga adanya perbedaan kadar protein yang dicantumkan sebesar 14%, ternyata hasil uji laboratorium sebesar 7,73 persen.

Banyak hal yang diklarifikasi oleh pihak PT IBU kemarin, untuk bisa meluruskan dugaan yang mungkin bisa membuat perusahaan semakin down dan bisa-bisa berhenti beroperasi. Semenjak pasca digerebeknya PT tersebut, sepertinya aktivitas karyawan masih berjalan dengan lancar seperti tidak ada kejadian apa-apa.

Kita sebagai masyarakat, hendaknya semakin cerdas dalam memilah-milah mana berita-berita yang hoax, mana yang juga benaran. Meskipun faktanya telah terjadi semacam penggerebekan, bukan berarti telah terjadi suatu kesalahan yang extraordnary. Dan meskipun terjadi kesalahan, kita juga hendaknya tidak memperkeruh keadaan. Mari kita biarkan institusi yang berkaitan yang memproses semuanya.

Ketika terjadi adanya dugaan penyimpangan, biarlah pihak kementerian, kepolisian, ombusdman, maupun pihak perusahaan, bisa saling bersinergi untuk bisa menyelesaikan masalah ini dengan segera.

Sebagai masyarakat yang tentunya menjadi konsumen dalam produk-produk yang ditawarkan perusahaan apapun itu, hendaknya kita juga bisa semakin cerdas dalam memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan kita. Cerdas dan cermat dalam melihat setiap produk yang ditawarkan. Jangan sampai tiba pada suatu titik, merasa bahwa kita telah ditipu selama ini. Sehingga bisa menimbulkan penyesalan. Sebab penyesalan selalu datangnya diakhir dan biasanya terlambat.

Juga suatu kemustahilan jika melarang masyarakat yang memang gemar akan hal-hal yang premium dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Meskipun barangnya lebih mahal jika dibandingkan dengan beras normal, ternyata mereka memang lebih doyan memilih produk-produk yang sudah punya branding dalam masyarakat.

Kita juga gak bisa melarang-larang suatu perusahaan, ketika mereka melihat ada peluang bisnis yang besar dari pengelolaan beras ini. Juga ketika mereka memiliki alat produksi yang canggih dalam mengelola beras yang ada, sehingga mereka berani mengeluarkan statement premium dalam produknya. Disamping itu mereka juga mampu membeli setiap gabah-gabah yang dijual oleh petani kepada perusahaan bisa diatas standar. Berarti petani kita diuntungkan dengan sistem tersebut. Petani diuntungkan, pengusaha juga diuntungkan.

Tapi bagi pemerintahan hal itu menjadi suatu kebuntungan dan kebuntuan, pasalnya, petani yang mereka support selama ini, sepertinya menghianati mereka. Susah payah membantu para petani supaya tidak terlalu terbeban dalam benih maupun pupuk yang disubsisi, dan berbagai produk bantuan lainnya. Akhirnya hasil beras akhir yang akan diterima masyarakat kembali menjadi tinggi dan sulit untuk dijangkau masyarakat yang berekonomi lemah dan kecil.

Seandainya beras memang menjadi suatu produk vital dalam masyarakat, hendaknya itupun jikalau pemerintah berani, tidak memasukkan komoditas beras ke dalam mekanisme pasar yang ada. Sebab ketika barang apapun itu, ketika sudah masuk mekanisme pasar, pasar sendirilah yang menentukan harga dari komoditas itu.

Pemerintah berani untuk mengambil alih semuanya, mulai dari proses di petani hingga menjadi produk akhir ke pemerintah. Dimulai dari penanaman hingga proses penuaian, penggilingan, sampai dikepul oleh institusi resmi, semuanya prosesnya ditangani langsung oleh petani dan pemerintah. Niscaya hal ini juga baik untuk dikerjakan. Pasalnya petani-petani kita sepertinya dipekerjakan langsung oleh pemerintah, dan mengurangi beban kerugian masyarakat petani secara signifikan. Sebab mereka tidak perlu bingung lagi untuk menjual sama siapa hasil panen mereka.

Langkah itu mungkin agak sulit diterapkan, sebab komoditas beras dikelola sistem pasar kita yang ada. Aturan-aturan pembatasan nilai jual beras sepertinya kurang efektif untuk diterapkan. Pasalnya kita tidak bisa melarang orang atau perusahaan yang mau berinovasi terhadap produk tersebut. Juga tidak bisa melarang konsumen atau masyarakat yang ternyata mau mengeluarkan uang yang lebih untuk membeli produk tersebut.

Dan terakhir pesannya jangan terlalu mudah diprovokasi oleh suatu hal. Serta juga jangan terlalu cepat untuk menghakimi orang-orang yang mungkin telah berbuat salah. Hendaknya kita bisa memberikan proporsi yang tepat terhadap hal-hal tersebut. Sehingga hidup dan kehidupan berbangsa kita semakin lebih damai.

Rinto Simorangkir
Rinto Simorangkir
Orang biasa yg bermukim di kaki Gunung Sinabung
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.