Generasi Z merupakan generasi yang sudah berinteraksi dengan perkembangan dan kemajuan teknologi sejak mereka lahir. Generasi ini merupakan kumpulan dari orang-orang yang terlahir di tahun 1995 hingga 2012. Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) dalam Rahayu (2022), jumlah penduduk Indonesia yang termasuk dalam Generasi Z atau Generasi Digital sebanyak 75,49 juta penduduk.
Kehadiran teknologi dan internet telah menjadi elemen esensial dalam kehidupan sehari-hari Generasi Z. Bagi mereka, teknologi dan internet bukanlah suatu inovasi yang luar biasa, melainkan kebutuhan pokok. Mereka telah terbiasa berinteraksi dengan menggunakan perangkat gadget, menjelajahi informasi dari berbagai sumber di internet, bermain game, bahkan berbelanja melalui smartphone yang selalu ada di dalam genggaman mereka.
Dapat dikatakan bahwa hampir semua anggota Generasi Z bergantung pada smartphone mereka. Ketergantungan mereka terhadap smartphone melebihi ketergantungan terhadap televisi. Mereka lebih merasa terganggu jika tidak dapat mengakses internet daripada kehilangan uang saku (Hastini dkk., 2020).
Dengan ditemani oleh perkembangan serta kemajuan teknologi sejak lahir, kehidupan sehari-hari Generasu Z akan selalu dikelilingi oleh teknologi, mulai dari kehidupan di bidang sosial, ekonomi, hingga pendidikan. Metode-metode pembelajaran terus mengalami transformasi seiring dengan perkembangan zaman.
Salah satu inovasi dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan media sosial, seperti TikTok. TikTok merupakan sebuah aplikasi yang saat ini menjadi aplikasi yang paling diminati oleh masyarakat dunia yang memungkinkan para penggunanya untuk membuat suatu video yang memiliki durasi 15 detik hingga 3 menit dan dapat menambahkan beberapa fitur tambahan, seperti filter, music, dan lain sebagainya (Adawiyah dalam Sa’adah dkk., 2022). Saat ini, jumlah pengguna aktif aplikasi TikTok di Indonesia mencapai 10 juta pengguna dengan rentang usia 11-26 tahun, di mana usia-usia tersebut termasuk dalam Generasi Z (Sulistianti & Sugiarta, 2022).
TikTok adalah platform berbagi video yang telah mencuri perhatian jutaan pengguna di seluruh dunia, termasuk Generasi Z. Platform ini awalnya digunakan untuk berbagi video pendek kreatif, tetapi sekarang digunakan dalam berbagai konteks, termasuk pembelajaran bahasa dan sastra. Ada banyak materi yang dapat diinovasikan dengan menggunakan aplikasi TikTok, mulai dari hitung-hitungan, sejarah, bahkan pembelajaran mengenai bahasa dan sastra Indonesia.
Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berbantuan aplikasi TikTok, aplikasi ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran keterampilan bersastra dan keterampilan berbahasa Indonesia yang meliputi keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis (Aji, 2018). Dalam keterampilan bersastra Indonesia, aplikasi TikTok memiliki potensi besar sebagai alat pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan sastra dalam berbagai Kompetensi Dasar.
Salah satu aspek yang dapat dijelajahi adalah keterampilan bermain peran, yang memungkinkan siswa untuk memerankan naskah drama, dialog, atau bahkan monolog. Siswa diajak untuk menyiapkan rekaman video yang berisi narasi, dialog, atau monolog sesuai dengan Kompetensi Dasar yang diberikan.
Mereka dapat menggunakan fitur latar belakang musik yang tersedia di Aplikasi TikTok untuk menambahkan suasana yang sesuai. Setelah video telah diunggah, siswa diminta untuk menyelaraskan suara mereka dengan video yang telah diunggah tersebut. Mereka harus mengungkapkan ekspresi yang relevan dengan konten yang dibawakan, dan video ini dapat dibagikan di dalam jejaring kelas.
Guru dan siswa memiliki kesempatan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil karya siswa. Siswa juga dapat memanfaatkan fitur duet atau kolaborasi di TikTok untuk berinteraksi dan berdialog dengan siswa lain, menciptakan percakapan yang lebih mendalam dan mengeksplorasi berbagai aspek sastra dengan lebih interaktif.
Dalam keterampilan berbahasa Indonesia, beberapa aspek yang dapat ditingkatkan melalui pembelajaran berbantuan TikTok, yaitu keterampilan menyimak, menulis, dan berbicara. Menyimak adalah kemampuan mendengarkan dan memahami percakapan atau informasi secara kritis.
Penggunaan media dalam pembelajaran memiliki peran penting, asal digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran. TikTok, dengan karakteristik audio-visualnya, dapat memenuhi kebutuhan akan media yang mendukung keterampilan mendengarkan. Fitur duet di TikTok bahkan memungkinkan pembelajaran kolaboratif. Keterampilan berbicara adalah kemampuan untuk mengungkapkan pemikiran, ide, dan perasaan dengan jelas melalui kata-kata.
Media pembelajaran harus dirancang dengan hati-hati agar dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa secara menyeluruh. TikTok mempermudah pengguna untuk menyisipkan suara latar dalam video mereka. Ini memungkinkan siswa untuk mengungkapkan diri mereka dan mengasah kemampuan berbicara.
Fitur duet dalam TikTok juga memungkinkan siswa untuk berinteraksi dan berdialog satu sama lain, memperdalam keterampilan berbicara mereka. Keterampilan menulis adalah kemampuan untuk menuangkan pemikiran dan ide ke dalam tulisan yang dapat dipahami oleh orang lain. Kualitas keterampilan menulis sangat dipengaruhi oleh desain pembelajaran dan peran guru.
TikTok dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan ini dengan menggabungkan tulisan dengan rekaman suara dan visual. Misalnya, siswa dapat menulis teks deskripsi berdasarkan objek yang mereka amati, merekam diri mereka membacakan teks tersebut, dan menggabungkannya dalam satu video yang dapat dibagikan dan dievaluasi bersama.
Kesimpulannya, pemanfaatan aplikasi TikTok dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia membuka peluang besar untuk mengembangkan berbagai keterampilan dalam mata pelajaran ini. Aplikasi TikTok dapat digunakan dalam pengembangan keterampilan bermain peran, mendengarkan, berbicara, dan menulis, yang merupakan komponen penting dalam pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.
Pemanfaatan TikTok dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia memberikan pendekatan yang menarik dan interaktif yang sesuai dengan preferensi Generasi Z dalam bermedia sosial. Hal ini dapat meningkatkan motivasi siswa dalam memahami dan menguasai bahasa dan sastra Indonesia secara efektif.