Sabtu, April 20, 2024

Indonesia dalam Lukisan

Oleh: Kyla Zakira Sophiena Prasetyo, SMA Unggulan M.H. Thamrin

Esai favorit lomba: Mengenal Indonesia, Mengenal Diri Kita

Di tahun 2020, tercatat kurang lebih 34 provinsi tersebar di negara kepulauan yang sangat luas ini, Indonesia. Berjuta-juta jiwa dengan suku, ras, dan budaya yang tentunya beraneka ragam yang membuat negeri ini mempunyai ciri khas yang unik jika dibandingkan dengan negara lain.

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Di tahun 2018, tercatat tidak kurang dari 16 ribu pulau yang ada di negara ini. Dengan demikian, adalah hal yang wajar apabila negara ini memiliki keberagaman budaya, bahasa, dan makanan. Tercatat Indonesia memiliki 740 suku bangsa dan 67 bahasa yang berbeda. Dalam 583 daerah mereka mampu hidup rukun meski berbeda. Keragaman ini menghasilkan masyarakat kaum adat yang berbeda-beda juga.

Bicara tentang masyarakat adat, masyarakat adat sekarang hanya menjadi tontonan dibandingkan menjadi tuntunan pada era globalisasi ini. Padahal, kita dapat belajar banyak dari mereka.

Sacha Stevenson, seorang konten kreator YouTube yang berasal dari Kanada yang telah menetap cukup lama di Indonesia, menceritakan dalam salah satu video di kanal YouTube-nya yang berjudul Enaknya Jadi Orang Indonesia Menurut Bule, bahwa  “Tidak ada yang namanya budaya Indonesia, karena tiap daerah memiliki budayanya masing-masing…” .

Sacha berpendapat bahwa belum tentu semua orang Indonesia telah mengenali dan memahami semua keberagaman dan keanekaragaman di bumi pertiwi ini. Dalam salah satu videonya, beliau menuturkan bahwa “Orang-orang Indonesia mungkin berpikir bahwa mereka telah mengetahui semuanya, mungkin mereka mengetahui bagian mereka tapi tidak mengetahui bagian lain, seperti pulau seberang..”.

Dalam video yang sama juga, Sacha sempat menyebutkan bahwa dia sangat takjub dengan kekayaan alam dan keberagaman yang ada di Indonesia dan iri dengan orang-orang Indonesia yang sangat beruntung bisa tinggal dan lahir di negara seribu pulau ini.

Dalam video tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam benak seorang “Bule” seperti Sacha, Indonesia adalah negara yang sangat amat luas dan kaya. Ketika sebagian besar warga negara asli Indonesia berkeinginan untuk berwisata dan menjelajah ke luar negeri ketika musim libur, dengan pola pikir bahwa hal ini yang dianggap lumrah, keren, kekinian, dan gaya.

Padahal, negara sendiri saja belum di jelajahi. Gali kearifan lokal terlebih dahulu untuk mengenal diri sendiri, agar kita mempunyai sistem yang kuat dalam diri kita. Ada pepatah yang terkenal “Tak kenal maka tak sayang”. Bagaimana kita bisa mengenal dan menyayangi negara kita secara utuh, dengan segala keberagamannya, kelebihannya, keindahannya, juga kekurangannya, jika kita tidak mengenal secara dekat. Banyak kekayaan alam itu melimpah ruah di Indonesia.

Saking banyaknya, terciptalah perbedaan yang sering disebut-sebut dengan keberagaman. Mengenal secara dekat bisa dengan bentuk mengenal secara langsung. Jika hanya mengenal melalui media maka yang dapat kita lihat hanya hal yang disajikan media itu saja, bukan gambaran secara keseluruhannya.

Mengenal secara sepihak, seperti melihat gambar lukisan sesuai dengan apa yang ingin diceritakan oleh sang pelukis. Hal ini yang seringkali menyebabkan keragaman, misal budaya, yang seharusnya berpotensi menggambarkan keindahan suatu suku, menjadi sebaliknya atau tidak seindah seharusnya karena kurangnya informasi yang disampaikan oleh media yang menginformasikan.

Untuk itu, penting untuk memulai perkenalan dengan keragaman tersebut dengan dasar toleransi. Membekali diri untuk siap membuka wawasan kita untuk melihat dunia diluar kotak yang kita tinggali.

Keberagaman tanpa ada toleransi bagaikan rumah tanpa pondasi yang kuat. Indonesia punya semboyan yang menjadi panduan dalam keberagaman ini. Sebut saja Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetap satu jua. Tanpa adanya toleransi dan jiwa saling menghargai, Indonesia tidak akan sampai sejauh ini. Namun, permasalahan saat ini adalah tentang maraknya intoleransi di Indonesia. Zaman sekarang masih level ya tolong-menolong dengan bertanya “agamamu apa?” atau hanya ingin menjalin pertemanan hanya dengan orang yang memiliki ras dan suku yang sama?

Dilansir dari CNN Indonesia, pada tahun 2019 silam, tercatat sebanyak 31 kasus intoleransi atau pelanggaran hak terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan. Dimulai dari pelaksanaan kepercayaan agama, pendirian rumah atau tempat ibadah, pelarangan terhadap budaya etnis tertentu, dan masih banyak lagi. Dengan kayanya keberagaman di Indonesia, perselisihan yang rasis tentu berpotensi sering terjadi. Hal seperti ini akan sangat disayangkan karena sangat melenceng dari pandangan orang lain terhadap negara ini, kaya perbedaan, kaya toleransi. Dan tidak sesuai dengan nafas yang dihembuskan oleh ideologi bangsa, yaitu Bhineka Tunggal Ika

Beralih ke video lain milik Sacha. Pada video lain di kanal YouTube milik Sacha yang berjudul Pelajaran dari Pandemi oleh Bule yang Tinggal di Indonesia juga sempat menyinggung tentang toleransi di Indonesia. “Indonesia bukan cuma negara berkembang yang kasihan, tetapi ini negara yang kaya alam, kaya keluarga, dan jiwa bantu sesama. Dan aku sangat butuh diingatin itu, dan aku bersyukur aku ingat itu…

Di video tersebut, Sacha sangat bangga bisa menjadi bagian dari Indonesia. Bahkan, tidak hanya Sacha Stevenson saja, tapi juga Reza Rahardian. Reza sebagai narasumber pada webinar Sahabat Khatulistiwa dalam tema “Mengenal Indonesia, Mengenal Diri Kita” pada tanggal 14 November 2020 yang lalu, menyebutkan bahwa beliau sangat bangga akan keberagaman di Indonesia, terlebih lagi masih banyak sekali warga Indonesia yang masih ingin untuk merawat perbedaan itu dan menjadi bangsa yang toleran.

Kutipan diatas merupakan contoh orang-orang yang sudah mengapresiasi indahnya toleransi di Indonesia. Artinya, jadikan semua itu motivasi untuk kita membuktikan bahwa memang Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi toleransi dan menghargai perbedaan yang ada. Kita harus menyadari dan mensyukuri bahwa perbedaan yang ada inilah yang membentuk kebudayaan modern kita sekarang ini.

Di dunia, orang-orang yang tidak mengenal Indonesia secara langsung dan hanya mengenal dari media mengenai problematik negara Dunia ketiga, akan mengaitkan negeri seribu pulau ini dengan banyak problema lingkungan, seperti tumpukan sampah, koral yang rusak dan tergerus, demo yang anarkis, bom di rumah ibadah, peringkat kedua atas kurangnya minat baca, dan masih ada beberapa hal negatif lainnya. Hal tersebut bukan merupakan hal yang salah, namun hanya kurang berimbang.

Jika kita mengenal suatu hal hanya dari keburukannya, maka kita akan gagal untuk mengenal hal tersebut secara utuh. Keberagaman dan kekayaan Indonesia yang dibangga-banggakan ini akan terlupakan dan hilang begitu saja. Jika kita mempunyai kesadaran akan keberagaman ini, kita dengan sendirinya akan insting untuk melindungi, menjaga, dan terus melestarikan apa yang kita punya saat ini.

Dengan demikian, penting bagi kita, generasi muda, untuk mulai melukiskan Indonesia dan keberagamannya dalam kanvas secara lengkap. Kita gambarkan bahwa saat ini kita sedang berbenah dalam urusan sampah. Hampir seluruh kota kabupaten di negara kita saat ini, memiliki peraturan mengenai pembatasan penggunaan plastik guna membatasi jumlah sampah plastik. Kita ceritakan juga bahwa demo menentang kebijakan pemerintah sering terjadi namun terselenggara secara apik, damai, dan rapi.

Beberapa demo bahkan ada yang diselenggarakan dengan tema, sehingga menghibur juga bagi orang yang melihatnya. Kita lukiskan juga bahwa kita kaum muda sudah berpikir kreatif, memanfaatkan kemajuan teknologi dalam mempromosikan keragaman tersebut. Seperti contohnya menggunakan Tiktok lagu atau tarian daerah, promosi makanan khas suatu tempat melalui Youtube, foto pemandangan alam melalui Instagram, dan sebagainya.

Atas gambaran lukisan tersebut, kita berharap para penikmatnya dapat memperoleh informasi mengenai Indonesia secara lebih lengkap. Jika kita menanamkan dalam diri kita “Indonesia adalah surga dunia” maka jadikanlah hal tersebut pemantik untuk kita terus menjaga dan mencintai bumi pertiwi ini. Dengan kecintaan yang kental dalam diri kita bahwa negara kita adalah Negara Terbaik, maka diharapkan kesan ini akan terlihat sama oleh masyarakat luar.

REFERENSI

  • https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191117163821-32-449096/imparsial-temukan-31-kasus-intoleransi-selama-setahun
  • https://youtu.be/Mulk_qF1X4g
  • https://youtu.be/GPjMn_n57i0
  • Webinar Sahabat Khatulistiwa pada 14 November 2020
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.