COVID-19 atau Corona Virus Diseases merupakan sebuah pandemic baru yang harus dihadapi oleh semua kalangan secara global. Virus ini pertamakali muncul di kota Wuhan, provinsi wubei tiongkok, yang kini sudah mulai merambah ke seluruh belahan dunia dan mengakibatkan jatuhnya banyak korban.
Jumlah kasus yang terus mengalami lonjakan yang sangat siknifikan, padakhirnya menimbulkan kekhawatiran di semua sektor kehidupan. Virus ini dapat dikatakan cukup berbahaya karena penyebarannya yang cukup cepat melalui human transmission serta menyerang imunitas/kekebalan seseorang, sehingga dapat mengarah pada kematian bagi yang memiliki penyaki bawaan.
Banyak Negara-negara yang kurang siap untuk mengatasi wabah pandemi ini karena juga wabah ini muncul secara mendadak dan dampak yang ditimbulkan cukup besar yaitu meliputi seluruh aspek global.
Ancaman terhadap perekonomian global
Pandemi ini menjadi ancaman utama dalam perekonomian global. Hampir semua tatanan kehidupan berubah secara drastis, terutama dalam sektor ekonomi yang ditunjukan dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi di setiap Negara yang menyebabkan kerugian yang cukup besar dalam perekonomian global. Semua aktivitas perekonomian global juga mulai mengalami penurunan.
Masyarakat juga banyak yang harus kehilangan pekerjaan mereka yang mana pekerjaan tersebut merupakan sumber kehidupan utama mereka. Bahkan sekarang perusahaan-perusahaan juga sudah mulai memberlakukan PHK terhadap karyawannya karena juga industri-industri tidak lagi berjalan dengan normal. Jika suatu industri tidak memiliki pendapatan dan pemasuk maka jumlah pengangguran di seluruh dunia tentu akan meningkat tajam.
Selain itu orang-orang yang bekerja dalam sektor informal yang memiliki pendapatan tidak menentu akan mengalami pengurangan hasil pendapatannya. Dampak buruk dari perekonomian global yang semakin surut akibat wabah ini maka akan munculah pembatasan ekonomi. Dimana segala kegiatan atau operasional yang menyangkut perekonomian akan dibatasi. Selain itu dampak dalam bidang ekonomi global juga akan mempengaruhi nilai tukar perdagangan yang melemah.
Perusahaan Multinasional menjadi resiko akibat wabah ini
Perusahaan multinasional merupakan perusahaan yang berpartisipasi dalam bisnis internasional dimana mereka menaruh fasilitas produksinya di berbagai Negara yang melibatkan produksi ekonomi serta memainkan perannya dalam perdagangan internasional dan investasi.
Perusahaan multinasional tidak hanya melakukan ekspor dan impor produknya ke Negara tertentu tetapi juga melakukan operasional terhadap produksi barang maupun jasa dan juga mendirikan anak perusahaan atau host country di Negara asing untuk dapat memaksimalkan value dari perusahaan multinasional itu sendiri.
Dalam perusahaan multinasional sendiri, pandemic Covid-19 ini membuat terganggunya rantai produksi perusahaan yang berakibat operasional bisnis dan investasi yang dijalankan tidak bisa berjalan dengan baik. Hal ini tentunya membuat perusahaan multinasional dunia harus mengeluarkan pernyataan dalam keterlambatan pengeluaran modal di Negara host country mereka.
Dilansir dari CNN Indonesia bahwa terdapat laporan mengenai rata-rata 5.000 perusahaan multinasional teratas telah memperkirakan penurunan pendapatan mereka hingga 9% pada 2020 karena adanya wabah Covid-19.
Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa imbas pandemi Covid-19 ini juga membuat penurunan investasi langsung perusahaan multinasional sehingga mereka harus berusaha dengan keras untuk menangani permasalahan ini. selain itu adanya kebijakan lockdown di berbagai Negara membuat perusahaan multinasional juga harus menunda kegiatan operasi bisnis mereka untuk memperlambat penyebaran virus Covid-19 dan adanya pandemic ini mempengaruhi suplai bahan baku dan berpengaruh terhadap produksinya.
Contohnya di Tiongkok, beberapa perusahaan multinasionalnya terpaksa harus memberhentikan kegiatan operasionalnya. Seperti yang kita tahu bahwa Tiongkok merupakan pasar ritel bagi perusahaan-perusahaan multinasional di seluruh belahan dunia maka ketika datangnya pandemic ini secara otomatis akan beresiko bagi bisnis global seluruh dunia.
Sehingga rantai pasokan bahan baku terhadap perusahaan multinasional lainnya harus berhenti dan membuat ekspor-impor bahan baku produksi harus terhambat sehingga berdampak terhadap pendistribusian barang, modal, jasa yang dapat mempengaruhi penurunan Gross Domestic Product. Perusahaan multinasional yang sangat terhambat operasionalnya yaitu seperti perusahaan otomotif dan perusahaan elektronik.
Dimana mereka biasanya dalam kegiatan operasionalnya selama ini mengalami peningkatan jumlah produksi dan jumlah konsumen yang meningkat, tetapi akibat dari wabah ini mereka harus mengalami kerugian. Jika perekonomian dunia terus memburuk maka kemungkinan akan diberlakukannya pembatasan ekonomi global sehingga mengakibatkan pengurangan impor barang konsumsi dari Negara-negara berkembang.
Padahal perusahaan multinasional dalam pandemic ini sebenarnya sangat dibutuhkan karena tidak semua Negara mampu untuk memproduksi barang kebutuhannya sendiri sehingga ketika memang diberlakukanya pembatasan ekonomi maka akan menimbulkan tertahannya kegiatan industrialisasi seluruh dunia.
Disisi lain perusahaan multinasional tidak semuannya mengalami penurunan operasional dan hasil produksi. Tetapi karena adanya pandemic ini mereka justru menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Seperti yang dapat kita lihat wabah Covid-19 ini menyerang kesehatan manusia, maka perusahaan multinasional yang bergerak dalam bidang kesehatan, kebutuhan rumah tangga dan bahan makanan diuntungkan karena pandemic ini. Hal ini karena bidang-bidang tersebut merupakan salah satu kebutuhan primer dimana setiap orang pasti membutuhkannya untuk kehidupan sehari-harinya
Pemerintah dan Perusahaan Multinasional seharusnya juga saling bekerja sama untuk tetap menjaga kestabilan perekonomian dunia mengingat pandemic ini penyebaran virus dilakukan dengan cepat sehingga jika tidak mengambil langkah yang jelas ditakutkan akan membawa dampak yang lebih besar terhadap perekonomian global. Perusahaan multinasional yang merupakan pendorong ekonomi global dan memiliki aset ekonomi cukup besar juga harus mulai membuat kebijakan operasional dan kebijakan investasi baru agar tetap terjaganya rantai produksi.
Jika perusahaan multinasional tetap mengikuti arus pandemi ini yang tidak kunjung selesai dan tidak membuat langkah yang baru maka ditakutkan semua perekonomian global ikut terancam.
Selain itu dibutuhkan juga kolaborasi antara perusahaan multinasional dengan bidang bisnis lainnya untuk saling menangani pandemic covid-19 agar kebutuhan-kebutuhan utama masyarakat di dunia juga akan terpenuhi dan pendistribusianya juga tidak terhambat. Pemerintah juga harus tetap melakukan upaya-upayanya untuk dapat mengkontrol pengeluaran selama pandemic ini agar nilai pertumbuhan ekonomi tidak terus menurun.