Hari kemerdekaan Indonesia adalah momentum yang patut dijadikan bahan refleksi mengenang kembali era perjuangan para pendahulu dan pendiri bangsa yang telah melepaskan Indonesia dari belenggu penjajahan kolonial.
Beragam cara masyarakat Indonesia menyambut datangnya momentum kemerdekaan ini. Mulai dari perlombaan, jalan sehat, tirakatan, dan lain sebagainya. Itu semua dilakukan sebagai bentuk kegembiraan dan kebanggaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lebih dari pada itu, momentum kemerdekaan Indonesia tidak cukup hanya dengan melakukan agenda-agenda rutin tahunan seperti yang telah disebutkan di atas maupun dalam bentuk kegiatan seremonial belaka.
Kemerdekaan Indonesia harus dimaknai sebagai bentuk penghayatan yang mendalam untuk kemajuan sebuah bangsa, sebab jika tidak ada penghayatan mendalam kemerdekaan tidak lebih hanya sebagai pengingat bahwa bangsa Indonesia telah terlepas dari belenggu penjajahan kolonial. Soekarno pernah mengatakan “perjuangan ku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri”.
Ungkapan Soekarno bukanlah ungkapan kosong belaka, melainkan sebuah pandangan yang jauh tentang Negara Indonesia pasca kemerdekaan. Hal ini dibuktikan dari beragam persolan yang muncul mulai dari masalah sosial, ekonomi, politik, budaya, agama, dan lainnya. Hal demikian menjadi ujian penting bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Jika diuraikan, Indonesia telah mengalami banyak persoalan mulai dari konflik soal penetapan dasar Negara, perebutan kekuasaan, penyelewengan kekuasaan, korupsi, kolusi, nepotisme, konflik rasialme dan persoalan-persoalan lain yang dapat menyebabkan perpecahan dan keutuhan bangsa ini. Sekali lagi, ungkapan Soekarno telah menjelma menjadi kenyataan. Alih-alih menguatkan persatuan bangsa, kita lebih disibukan untuk berhadap-hadapan antar satu dengan lainnya, sesama bangsa Indonesia itu sendiri.
Problem Dasar dalam Hidup Berbangsa
Sejatinya dari beragam persoalan yang telah dialami oleh bangsa Indonesia ada satu persoalan fundamental yang merongrong dan sulit dilepaskan oleh bangsa ini, yaitu ketidakmampuan masyarakatnya dalam menahan diri dari berbagai aspek. Jika diuraikan akan menemukan sebagaian kelompok yang memiliki birahi kekuasaan yang tinggi sehingga melakukan berbagai cara untuk memperoleh kekuasaan tersebut. Prinsip-prinsip hidup berbangsa tidak lagi menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.
Di sisi lain, ketidakmampuan menahan diri dalam mencari keuntungan pribadi (korupsi) juga menjadi persoalan yang menggurita. Selain merugikan Negara, juga merugikan masyarakat Indonesia secara luas. Korupsi seolah telah menjadi “budaya”. Moralitas kebangsaan digadaikan begitu saja oleh pelaku-pelaku korupsi. Padahal jika ditelusuri para pelaku tersebut telah mengenyam pendidikan tinggi, pertanyaan paling mendasar ialah, kenapa mereka-mereka yang telah mengenyam pendidikan tinggi dengan berbagai gelar melakukan tindakan yang tidak bermoral?.
Jawaban paling mendasar ialah tidak mampu menahan diri dari keinginan-keinginan untuk memiliki banyak harta, gaya hidup yang hedonis dan lain sebagainya. Jelas ini adalah persoalan yang sangat serius yang harus menjadi perhatian utama. Hal lainnya ialah ketidakmampuan menahan diri menghargai antara satu dengan lainnya. Dampaknya ialah semua merasa dirinya paling benar, kebenaran dimonopoli sedemikian rupa oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
Perbedaan tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang berharga, padahal Indonesia itu sendiri berdiri dari perbedaan-perbedaan yang ada di Indonesia. Mulai dari perbedaan suku, budaya, ras, agama, dan lainnya. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya, yaitu konflik berkepanjangan dan perpecahan yang terjadi di tubuh bangsa ini. Akhirnya prinsip Bhineka Tunggal Ika hanya menjadi slogan tak bernyawa.
Momentum Merekatkan Persatuan dan Kesatuan
Melihat sejarah panjang bangsa Indonesia sejak kemerdekaan hingga saat ini dan berbagai problem kebangsaan yang terjadi, agaknya perlu sebuah momentum bersama untuk merefleksikan kembali spirit perjuangan para pendiri bangsa dalam mendirikan bangsa ini kemudian dijadikan sebagai pembelajaran untuk kemajuan bangsa. Hal tersebut penting untuk dilakukan supaya tidak menjadi bangsa yang kerdil, pesakitan, dan arogan.
Kemerdekaan Indonesia harus mampu direfleksikan sebagai sebuah spirit menjadi bangsa yang dewasa dan juga sehat. Ditambah lagi, dalam waktu dekat Indonesia akan menjalani sebuah hajatan kebangsaan, yaitu Pemilu di tahun 2024. Bukan tidak mungkin akan banyak persoalan yang muncul, kemudian mengakibatkan polarisasi masyarakat serta perpecahan.
Maka dari itu di momentum yang menggembirakan ini, sudah selayaknya masyarakat Indonesia dari semua kalangan merefleksikan kembali prinsip-prinsip dalam hidup bernegara di tengah masyarakat yang beragam. Sudah sepatutnya kemajuan bangsa ini menjadi prioritas utama yang harus dipikirkan bersama.
Selain itu, keutuhan bangsa Indonesia saat ini bergantung pada komitmen kebangsaan yang telah dibangun, yang direpresentasikan di dalam Pancasila dan UUD 1945. Sebagai warga Negara yang baik maka menjadi keharusan untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip hidup bernegara. Persatuan dan keutuhan bangsa Indonesia menjadi keharusan untuk diperhatikan dan dijadikan sebagai jalan hidup bernegara. Hal-hal yang dapat menyebabkan perpecahan dan keterbelahan bangsa Indonesia semaksimal mungkin untuk dihindari.